Aku memacu cepat kendaraanku sambil mengingat-ingat jalan yang tadi
kulewati, hingga akhirnya kulihat sebuah apartemen didekat jembatan yang
menandakan aku sudah berada dijalur yang benar, kuparkirkan mobilku dan
kuajak pardi turun. Kami segera mencari meja yang kosong, karena tempat
nya cukup ramai sore ini. Pakaianku yang sedikit terbuka ini kembali
mengundang pandangan lapar pria hidung belang didalam rumah makan ini.
Pardi ku minta buat pesan makanan terlebih dulu sementara aku mencari
toilet perempuan. Bergegas aku meraih smartphone dalam tasku begitu aku
memasuki toilet, dan segera ku hubungi suamiku, ‘tuut.. tuuut tuuutt…’
terdengar nada sambung karena suamiku tidak segera mengangkat ponselnya,
aku mulai sedikit panic. Namun tak lama kemudian terdengar suara
dijawabnya panggilanku tadi.
“halo mas, anak-anak kita sudah dijemput?” tanyaku panik dan gugup
“iya sudah dik, kamu dari mana saja kok lupa belum jemput?ini tadi aku sampai rumah kok kamu belum datang sama anak-anak”
“syukurlah maass, ini aku masih ditempat supliyer soalnya” aku berbohong pada suamiku
“pulang jam berapa dik nanti?”
“sebentar lagi kok mas, oia mas makan saja dulu dengan anak-anak ya, sudah adik siapkan tadi dimeja makan”
“ya sudah hati-hati dijalan dik,”
“iyaa mas, bye… love you” kuucapkan tanda cinta karena aku merasa bersalah pada suamiku
“iyaa love you too istriku”
‘huuffft’ syukurlah mas fais tidak marah dan curiga dengan kepergianku
siang tadi. Lega aku mendengar suaranya barusan, sekarang tinggal mencri
alas an supaya si pardi bias tinggal dirumah kami sementara waktu ini,
tapi apa ya?aku berpikir sambil berdiri didepan wastafel, kulihat dari
cermin didepanku wajahku sedikit letih. Namun saat aku tengah tenggelam
dalam pikiranku, tiba-tiba saja ada yang merengkuh pinggangku dan
memeluknya.
“mmm mass pardi ngapain kok disini?ini kan toilet perempuan mas!”
“duuh cantiknya kalau marah begini kamu mbak”
“mas pardi keluar, nanti dilihat orang mas masuk toilet perempuan!”
Namun bukannya pardi keluar, jutru tangannya yang tadi memelukku mulai
menyusup kedalam dressku melalu bagian bawah dan langsung meremasi
payudaraku, sementara dia mencumbui leherku denga lembut dan kembali
membangkitkan gairahku. Rambutku yang telah kuikat mempermudahnya
mencumbuiku,
“mikirin apa sih kamu mbak, kayak orang linglung gitu, coba lihat itu
gambarnya apa” sahut pardi kemudian sambil menunjukkan padaku gambar
siluet laki-laki da nada tulisan ‘gent’ yang tertempel dipintu toilet.
Ya ampun, ternyata saking panic nya aku tadi sampai salah masuk toilet.
Dan terlebih lagi toilet tadi dalam keadaan kosong sehingga aku tetap
masuk dan menganggap jika ini adalah toilet wanita.
“utung aja aku yang masuk mbak, coba kalau yang masuk bapak-bapak yang
lagi makan itu, bias digarap kamu ditoilet ini mbak, hahaha”
“ehh enak saja, memangnya aku wanita murahan apa bias menggauliku seenaknya”
“ya sapa tau mbak malah pasrah, ya kan kayak di lapangan dulu, mbak
malah seneng waktu aku gesek-gesekin kontolku ini kebelahan pantat
montokmu ini” pardi kemudian meremas bongkahan pantatku.
“mmm” aku terdiam tidak bisa membantah kata-katanya
“sudah ah, aku mau makan dulu aja” lanjutku kemudian sambil berusaha melepaskan tubuhku dari dekapannya.
“iyaa iyaa, itu tadi juga makanannya baru dating, tunggu ya”
Tanpa menjawab perkataan pardi, aku langsung saja meninggalkannya dan
kembali kemeja yang kami pesan tadi, Aku duduk dengan santai menikmati
setiap pandangan pria yang mencuri pandang pada tubuh indahku ini. Aku
sandarkan punggungku yang sedikit letih setelah persetubuhan sore ini,
ku lipat kedua tanganku tepat dibawah gundukan payudaraku yang
membuatnya semakin menonjol. Beberapa pria memberikan senyuman kepadaku
dan itu membuatku tersipu. Pardi ini kemana kok lama banget sih dikamar
mandi, kayak cewek aja. Akhirnya aku makan dulu makanan yang telah
terhidang dari tadi dimeja kami. Aku makan dengan lahap, karena perutku
bener-benar lapar, persetubuhan ku tadi cukup menguras tenagaku, lemas
banget rasanya. Setelah hampir habis makanan dipiringku, kulihat pardi
keluar dari arah kamar mandi.
“wah mbak kok aku ditinggal makannya”
“Salah sendiri kamu lama tadi dikamar mandi, mbak kan lapar”
“maaf maaf tadi masih ada yang kukerjakan mbak”
“kamu ngapain aja dikamar mandi kok lama?”
“ada deh , mbak mau tau saja, oia makasih yah sudah bersedia berpenampilan ‘cantik’ sore ini”
“iyaa iyaaa, apa sih yang ndak buat kamu mas, sudah ayo segera makan, keburu dingin”
Baru kali ini aku bepenampilan seberani ini, sebelumnya aku belum pernah
keluar rumah dengan pakaian terbuka seperti yang kupakai saat ini. Tak
heran banyak pasang mata yang memandangiku seolah tengah menelanjangi
tubuhku. Aku cukup senang dengan respon pardi barusan, dia terlihat
menghargai apa yang kulakukan untuknya. Sepertinya dia juga sangat
lapar, karena dia makan makanannya dengan lahap dan cepat. Mungkin mitos
jika orang yang makannya lahap itu ganas diranjang cukup benar, jika
melihat pardi begitu menggebu-gebu saat menggauliku.
“pelan-pelan aja makannya mas, santai aja”
“mmmm iya, habisnya makanan ini enak mbak”
Aku tersenyum mendengar jawaban pardi barusan, terlihat sisi
kekanak-kanakan dalam dirinya. Aku sudah menyelesaikan makananku, ku
silangkan garpu dan sendok yang kupakai dalam posisi tertutup diatas
piring.
“aku ke wastafel dulu mas, mau benerin lipbalm dulu”
Aku segera beranjak ke wastafel yang berada disisi seberang meja kami,
aku berjalan melewati beberapa pria yang dari tadi memandangiku. Aku
lantas berpikir untuk memberi mereka sedikit pemandangan indah. Setelah
sampai di wastafel, aku segera mencuci tanganku, aku tersenyum-senyum
genit saat bercermin seolah menggoda seseorang. Aku mundur sedikit dan
kemudian kubungkukkan badanku, tangan kiriku berpegangan dipinggir
wastafel, sementara tangan kananku memoles bibirku dengan lipbalm. Aku
melihat dari cermin didepanku, beberapa pria mencuri pandang kearah paha
dan pantatku yang memang sengaja aku pamerkan. Tubuhku mulai
mengahangat seiring pemainan kecil yang kulakukan. Entah sejak
persetubuhan pertamaku dengan mas teguh dulu, kini aku sering terbesit
pikiran nakal untuk memamerkan tubuh indahku ini. Kurasa sudah cukup aku
menggoda mereka, saatnya mengakhiri lamunan jorok mereka, hiiiii.
Aku kembali berjalan kearah meja kami tadi, kuberikan senyuman manis
pada setiap pria yang memandangku dan mereka balik tersenyum dan bahkan
ada yang dengan berani mengerlingkan matanya kepadaku.
“sudah selesei mas?mau nambah lagi?” sahutku ketika sampai di meja
“sudah kenyang mbak, ayo kita cabut”
“ya sudah tunggu saja dimobil, aku bayar ke kasir dulu”
Setelah pardi pergi, aku menuju kasir untuk membayar makanan yang sudah
kami pesan tadi supaya bisa segera menyusul pardi di mobil.
POV Fais
… “iyaa mas, bye… love you” istriku memberikan ucapan sayang sebelum mengakhiri pembicaraan
“iyaa love you too istriku” sahutku enteng karena aku sebenarnya muak dengan penghianatannya padaku
Tak lama kemudian terdengar nada telepon terputus dari seberang, kulihat
anak-anakku yang tengah terlelap. Kupandangi wajah lugu mereka ketika
tidur, sempat terbesit dipikiranku untuk bercerai saja dari istriku,
namun wajah yang tengah tertidur itulah yang membulatkan tekadku untuk
bertahan dan menjaga keutuhan rumah tangga yang kubangun bersama disha
istriku.
Perlahan kututup pintu kamar tidur anakku agar tidak membangunkan tidur
mereka, meski hari masih cukup sore, mereka sudah ketiduran karena capek
bermain. Sementara aku menyeduh kopi didapur, aku duduk di kursi meja
makan tempat dimana istriku disetubuhi oleh tukang sayur siang tadi.
Kuteguk kopi yang tadi kubuat, dan kembali bayangan persetubuhan tukang
sayur dengan istriku berputar dipikiranku.bagaimana ketika tukang sayur
itu mendekap istriku, mencumbuinya, menggesek-gesekkan batang penisnya
dibelahan pantat istriku, diremasinya payudara besar istriku dan justru
istriku menikmati setiap rangsangan yang diberikan tukang sayur
kepadanya. Bahkan istrikupun membalas ciuman ketika tukang sayur itu
memagut bibirnya, ciuman yang erotis yang penuh dengan nafsu. Hingga
akhirnya dia mendesah-desah menahan nikmat ketika liang senggamanya
disetubuhi tukang sayur itu dan membuatnya orgasme beberapa kali.
Terbayang bagaimana nikmat yang didapat istriku ketika disetubuhi oleh
tukang sayur itu, wajah disha menunjukkan kepuasan yang sangat alami,
tidak dibuat-buat seperti ketika kami berhubungan badan. Aku kembali
menerawang jauh kebelakang ketika dengan bodohnya aku menuruti nafsuku
ingin membiarkan istriku sendirian disungai sore itu, hingga akhirnya
dia bertemu dengan mas teguh yang menggugah birahinya. Istriku yang
kukenal pemalu dan pendiam seperti berubah 180 derajat setelah kejadian
sore itu.mungkin ini semua adalah kesalahanku, aku yang melemparkan kail
berisi umpan, namun ketika umpanku dimakan dan terkait pada kail aku
malah bingung. Istriku justru akhirnya kecanduan batang penis yang besar
dan panjang, dan sulit mendapatkan kepuasan lagi dariku. Juga ketika
aku membiarkannya pergi dengan keponakanku untuk melihat pesta rakyat
dulu, seharusnya aku menemani dia supaya tidak terjadi apa-apa
dengannya, namun keenggananku saat itu justru membuat istriku semakin
berani mempertontonkan keindahan tubuhnya, tentu dengan penampilannya
malam itu pasti akan memncing birahi pria manapun yang memandangnya,
apalagi wajah istriku yang memang sedikit menggoda itu. Dengan
penampilan terbuka orang akan beranggapan istriku memang jablay. Dan
saat itu pardi lah yang beruntung, yang kala itu berada dibelakang
istriku. Dia akhirnya memberanikan diri menggesek-gesekkan batang
penisnya dibelahan pantat istriku ketika berdiri melihat pertunjukan
rakyat. Dan bodohnya lagi aku justru membiarkannya, istriku bahkan
menggenggam erat pahaku ketika pardi berusaha memasukkan batang penisnya
di liang senggama istriku.
“tttiinn tiiinnnn”
Lamunanku buyar seketika saat klakson mobil istriku berbunyi didepan
rumah, istriku rupanya sudah sampai. Kulihat mobilnya perlahan memasuki
halaman rumah kami dan berbelok kearah garasi. Didalam mobil gelap
sehingga aku tidak bisa melihat apakah pardi masih bersamanya atau tidak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar