Angel |
Angel adalah seorang pengantin muda. Wajahnya cantik, kulitnya putih mulus karna memang ia adalah seorang wanita keturunan Chinese. Dia terkenal sebagai warga yang ramah tamah dilingkungan barunya ini. 5 bulan lalu dia baru menikah dengan seorang laki – laki tampan bernama Edwin. Edwin berumur sekitar 28 tahun, berbeda cukup jauh dengan Angel yang baru berusia 20 tahun. Edwin adalah seorang eksekutif muda dengan kehidupan yang sangat mapan! Pantas saja dia mampu mendapatkan gadis muda secantik dan seseksi Angel yang merupakan idaman semua kaum pria yang berasal dari keluarga konglomerat juga. Pasangan ini hidup dengan bergelimang harta, dan sekitar 2 bulan yang lalu pasangan ini baru saja membeli rumah baru di kawasan elit ibukota untuk mereka tinggali bersama. Kehidupan rumah tangga kedua pasangan ini tergolong harmonis meskipun mereka jarang bertemu dikarenakan kesibukan Edwin mengurus perusahaannya. Tapi sayang akibatnya mereka jadi jarang berhubungan intim semenjak 5 bulan lalu menikah, berbeda dengan pasangan muda lain yang pada umumnya hampir setiap malamnya melakukan hubungan intim saat masih menjadi pengantin baru. Sebenarnya Angel tidak pernah terpuaskan dengan cara Edwin berhubungan intim selama ini yang bisa dibilang kaku dan mementingkan diri sendiri. Ditambah lagi ukuran penis nya yang hanya berukuran 11 senti dan berdiameter tidak seberapa itu tentu tidak akan mampu membuat Angel ‘terbang melayang’. Bahkan Edwin bisa dibilang lembek dalam berhubungan intim. Bahkan selama 5 bulan mereka menikah mereka belum pernah berhubungan intim lebih dari 40 kali dan tiap berhubungan pun hanya sebentar saja sekitar 20-30 menit dikarenakan Edwin yang lembek. sehingga vagina Angel kini masih cukup sempit bahkan bagi penis mini Edwin sekalipun. Sungguh bodohnya Edwin, punya istri bidadari tapi malah melewatkan banyak kesempatan untuk menidurinya di saat vaginanya masih sangat sempit. Dengan langkah tergesa gesa Angel segera menuju pintu depan rumah dan membukakannya sambil mengira ngira siapa tamunya. Angel sedikit kaget karna ternyata di depan pintunya kini berdiri seorang pria tua pendek buruk rupa dan berkulit hitam legam dan berpenampilan lusuh dengan perut buncit. sejenak dia berfikir mungkin itu adalah pengemis rumahan yang biasa mondar mandir di perumahan, tapi tunggu dulu.. bukankah di kawasan elit ini tidak sembarangan orang bisa masuk ke sini.. mmm lalu siapa orang ini, batinnya.
“maaf bapak siapa yaah?” Tanya Angel sopan.
“emmm saya Empet non.. saya datang kemari buat nyariin tuan Edwin..non siapa ya?” jawab Pak Empet.
saat ini pikiran Empet sungguh melayang. baru kali ini dia melihat wanita secantik dan seseksi ini dengan kulit yang sangat putih dan mulus sedekat ini. Ingin rasanya dia mencicipi tubuh wanita ini. matanya begitu dimanjakan dengan tubuh seksi Angel yang saat itu hanya berbalutkan dress terusan yang memperlihatkan hampir seluruh paha mulusnya. tapi segera lamunannya tersadar begitu Angel menjawabnya.
“saya istrinya mas Edwin pak.. baru 5 bulan lalu kami menikah… oiya, suami saya sekarang belum pulang.. mungkin malam nanti jam 10 baru pulang.. mmm ohh ya kalo boleh tau ada urusan apa ya bapak mencari suami saya?” kata Angel penasaran.
“oohh begitu, begini non, saya adalah salah satu karyawan office boy di perusahaan tuan Edwin. Tadi pas di kantor, pas tuan Edwin lagi keluar ruangan kerjanya, saya masuk ke sana untuk membersihkannya.. dan setelah itu saya langsung keluar lagi.. tapi 1 jam kemudian tuan Edwin malah menuduh saya mengambil uangnya yang berada di atas meja ruangannya.. padahal sumpah non saya nggak tau apa apa soal uang itu.. dan tuan Edwin juga mengancam akan memecat saya jika saya tidak mampu mengembalikannya.. oleh karena itu saya datang kemari bermaksud untuk membicarakannya dan memohon maaf pada tuan Edwin.. begitulah non.. dan pekerjaan ini sangat berarti buat saya non, hidup saya bergantung dari situ”
“oh gitu yah pak.. tapi maaf suami saya belum pulang.. mungkin lain kali saja bapak datang kemari.. nanti saya akan coba bicarakan dengan suami saya soal ini, sekarang bapak pulang dulu aja..”
“baiklah kalau begitu non.. saya akan pulang dulu, tapi apakah saya boleh meminjam kamar mandi non dulu? Habisnya saya keblet banget nih non… hehehe” kata pak Empet malu-malu
“ohh silahkan pak, mari..ikuti saya..” Angel pun segera mempersilahkan pak Empet masuk ke rumahnya dan menunjukan di mana letak kamar mandinya.
Selesai dengan urusannya, pak Empet lalu keluar menuju ruang tamu rumah itu. Dia benar-benar tertegun melihat kemewahan rumah bidadari tersebut. begitu ellegant, rapi dan bersih, berbeda dengan rumahnya yang kumuh dan menjijikan.
“kapan ya gue bisa punya rumah yang beginian. kalau bisa sih sekalian sama nyonya rumahnya xixixixi” batin pak Empet sambil tersenyum licik sambil membayangkan seandainya dia bisa menikmati keindahan raga milik Angel istri bosnya itu. Di ruang tamunya, Angel sudah menunggu pak Empet di sofa ruang tamunya,
“mari pak silahkan duduk dulu.. minum dulu” kata Angel.
“ahh ga usah non.. jadi ngrepotin, saya langsung aja” jawab pak Empet.
“ahh ngga papa kok pak.. ayo silahkan duduk..” kata Angel mempersilahkan.
Akhirnya pak Empet pun duduk di sofa lalu langsung menghabiskan minumannya. Namun tiba-tiba pria itu berdiri mendekati Angel yang berbalik membelakanginya hendak mengambil makanan kecil.
“Aaawww....!!” jerit Angel ketika merasakan sepasang lengan kokoh mendekap tubuhnya dari belakang.
Ia meronta dan menjerit namun tenaganya tidak cukup kuat mengimbangi Pak Empet yang dengan mudah menyeretnya dengan kasar menuju ruang tengah lalu ke tangga dan menaikinya sambil terus menyeret tubuh Angel tanpa ampun.
“ampunnnn.. ampunnn paak.. teriak Angel kesakitan sambil terisak.. apa salah saya.. tolong lepaskan….. ampunnn.. sakiitttttt….”jerit Angel sambil terus meronta.
“buahahaha” tawa pak Empet sambil membuka salah satu pintu ruangan di lantai 2 rumah tersebut. “suami lu udah seenaknya nuduh gue sembarangan! Sekarang saatnya gue bales dendam lewat lu, amoy!… gue tau suami lembek lu kaga pernah muasin lu kan!! Kontolnya paling pol juga paling 7senti!! Hahahahaaa.. udehh.. lu diem aje!, gue bakalan puasin lu bahkan ampe ketagihan trus minta nambah! Hahahaaa”
Sekali lagi pak Empet tertawa penuh kemenangan sambil melempar tubuh Angel ke kasur berukuran lebar yang ada disitu yang ternyata ruangan itu adalah kamar milik Angel dan Edwin suaminya.. tempat mereka saling melepas hasrat dannn… dan kini ditempat itu juga dia akan dieksekusi dan dipaksa melayani pak Empet, kacung diperusahaan suaminya!! Angel bergidik melihat ukuran penis pak Empet yang sudah tegak mengacung keras karna melihat seorang bidadari tak berdaya di depannya. Rupanya pak Empet telah menelanjangi dirinya sendiri karna sudah tak sabar ingin segera menikmati keindahan tubuh istri bosnya. Penisnya berwarna hitam legam jauh lebih hitam daripada tubuhnya sendiri dengan ujung kemerahan. Penis itu berdiameter sangat besar dan mempunyai panjang sekitar 18cm! pak Empet sangat bangga pada dirinya sendiri saat gadis malang itu bergidik ketakutan saat melihat daerah selangkangannya, menjadi kebanggan tersendiri baginya bisa ‘memamerkan’ ukuran dan bentuk kemaluan raksasanya pada seorang gadis muda dan berkelas seperti Angel. Pak Empet lalu menubruk tubuh mungil Angel, ditariknya baju yang melilit tubuh Angel hingga melar, lalu dengan buas dress mahal itu dirobek-robeknya lalu melemparnya. Tubuh Angel kini hanya tinggal memakai bra dan celana dalam berwarna merah muda saja.
“tolong lepaskan saya pak…. Maafkan suami saya, biar nanti saya membicarakan soal bapak sama suami saya.. saya mohonn… berapapun yang bapak minta akan saya berikan tapi tolong jangan nodai saya… say….” Plakk!! Tamparan keras mendarat tepat di pipi Angel sebelum Angel sempat meneruskan kata-katanya. Air matanya terus mengalir membasahi pipi mulus Angel.
“diem aja lu ga usah banyak bacot moy!! Gue bakalan jebol memek lu ampe lu ga bakalan bisa berdiri tegak lagi! Hahahahahaa! dasar pecun, sekarang aja nangis-nangis ntar juga pasti ketagihan trus minta nambah! Oh pak Empet, tolong dong masukin.. masukin kontol bapak ke memekku, puasin aku! Cepet pak aku udah nggak tahan! Ahhh..ahhhh..ahhhhh” hahahhahaha” Kata pak Empet dengan gaya bibir dimonyongkan dan suara yang dibuat-buat seperti suara seorang wanita. Nada bicaranya terdengar begitu merendahkan.
Dengan kasar pria tua itu menarik bra Angel. Jantungnya langsung berdegub kencang melihat keindahan dada Angel yang begitu mulus dan berukuran sedang dengan puting berwarna pink. Pak Empet sungguh tak percaya dengan keadaan ini, dimana ada seorang bidadari muda cantik tergolek pasrah didepannya dan siap untuk ‘dipakai’nya kapan saja. Dengan buas pria tua itu lalu meraih sepasang dada bidadari muda itu dengan kedua tangan hitamnya lalu meremas dan memainkannya sesuka hati. Diremas, dipilin putingnya, ditaik-tarik putingnya keatas dan juga dicubitin seluruh permukaan dada Angel dengan gemas hingga kemerahan selama beberapa menit hingga putting Angel mulai mengeras. Angel tidak diam saja, sambil menangis bercampur perasaan geli dia berusaha menghalangi tangan liar milik pak Empet dan memukul-mukul perut pria tua itu namun dengan mudah ditangkis pak Empet.
“dasar lonte brisik!” bentak pak Empet sebelum akhirnya dia melumat bibir Angel dengan ganas dan kasar.
Namun setelah beberapa menit Angel teteap tidak mau membuka mulutnya, ia mulai menjilati seluruh wajah Angel.. dijilatinya wajah bidadari itu dengan rakus sambil tetap kedua tangannya ‘menyiksa’ sepasang dada Angel dengan kedua tangannya. lalu jilatannya mulai menuju telinga kiri lalu beralih ke kanan lalu turun ke leher mulus Angel setelah puas dengan telinganya. Dia menghabiskan waktu cukup lama disana, dia menikmati benar kelembutan leher mulus Angel ditambah aroma tubuh Angel yang sangat wangi karena selalu menggunakan parfum mahal branded. Ia mencupangi setiap sisi leher Angel dengan ganas untuk meninggalkan ‘bekas’ lidahnya disana. Tentu saja menjadi kepuasan tersendiri bagi seorang gembel rendahan seperti pak Empet bisa meninggalkan bekas cupangan di tubuh putih mulus seorang bidadari muda cantik seperti Angel. Setelah puas dengan lehernya lalu lidah pak Empet terus turun kebawah menuju sepasang buah dada Angel. Diciuminya sepasang bongkahan daging kenyal itu dengan gemas berpindah-pindah dari yang sebelah kiri lalu ke yang sebelah kanan terus bergantian. Lalu setelah itu pak Empet mulai mencaplok buah dada Angel dengan mulut hitamnya, dijilatnya seluruh permukaan dada mungil tersebut secara bergantian mulai dari sisi aerolanya hingga putingnya. lidahnya bergerak begitu lues dan lihai menari diatas dada Angel sehingga lambat lautpun Angel mulai gelagapan dan mendesah lirih disela-sela tangisan dan permohonannya agar dilepaskan tubuhnya dari dekapan pak Empet. Angel semaikin pasrah. pertahanannya mengendur dan suara tangisannya perlahan berubah menjadi desahan-desahan kenikmatan. Tubuhnya terasa panas terutama dibagian dadanya, puting dadanya mulai mengeras pertanda Angel mulai menikmati permainan liar lidah pak Empet pada dadanya. Setelah sekian lama pak Empet masih terus saja menyusu pada kedua dada mungil Angel, mulutnya mengisap sekuat tenaga dada Angel seolah berusaha memaksa agar dada Angel mengeluarkan susunya.
“mampus lu susu lu gue kenyot ampe peot!” batin pak Empet sambil tertawa puas.
Sedangkan saat ini dada Angel sudah basah kuyup belepotan air liur bau milik pak Empet yang masih belum berhenti mengenyoti dadanya, dadanya yang putih mulus kini berubah total menjadi kemerahan, disamping karna nafsu Angel yang mulai naik.. juga karna bekas cupangan mulut hitam pak Empet disana sini. Tak hanya dadanya, wajah dan leher Angel juga berlumuran dengan air liur busuk milik pak Empet.
Pak Empet |
Angel benar-benar merasa jijik dengan air ludah itu. Ia ingin muntah tapi menahannya. Pak Empet pun tertawa puas berhasil meninggalkan bekas cupangan didada mulus Angel, tak hanya satu.. tapi diseluruh permukaan dada bidadari cantik itu!. Ia masih tak percaya gembel rendahan seperti dirinya mampu melakukan hal itu pada tubuh bidadari muda nan cantik seperti Angel. Pak Empet telah selesai mengerjai dada Angel, kini ia merenggangkan lengan kiri mulus Angel kesamping hingga belahan ketia Angel terlihat, lalu dengan perlahan kepalanya mulai masuk disela ketia Angel dan mulai mencuimi lalu menjilatinya. Angel kaget dengan perlakuan tersebut. Dia berusaha menutup kan lengannya tapi pak Empet menghalanginya. Nafasnya kini malah makin tak beraturan, perlakuan pak Empet ini membuat Angel kegelian bercampur kenikmatan yang menggoda.
“gila ni cewe, keteknya wangi bener.. sluurrpppppp…” pak Empet menjilati ketia wanita itu dengan sangat bernafsu. “kalo gue disuruh milih jilatin dada amarhum bini gue sama jilatin ni ketek, gue langsung pilih nih ketek deh..seggeerrrrr!” batin pak Empet sambil terus menikmati kelembutan ketia Angel penuh nafsu.
Dia menjilatinya dengan penuh semangat dan terlihat sangat menikmatinya. Baginya, ketia seorang wanita cantik berkelas seperti Angel adalah sumber kenikmatan tersendiri untuk menuntaskan hasratnya. Angel memang selalu merawat tubuhnya dengan baik, ketianya pun tak pernah berbau meskipun dalam kondisi berkeringat, melainkan hanya aroma parfum mahal yang tercium dari ketianya, kulit ketianya pun begitu halus dan mulus. Tak terlihat ada bekas cukuran rambut ataupun noda apapun disana. Oiya, pak Empet adalah seorang duda tanpa anak. Istrinya sudah lama meninggal beberapa tahun yang lalu. Dan semenjak itu dia tak pernah mempunyai istri lagi karna tak ada yang mau menerima gembel tua buruk rupa miskin sepertinya untuk menjadi pendamping hidup. Kemudian jilatan pak Empet kembali bergerak menelusuri bagian tubuh Angel yang lain. Mulai dari perut, hingga turun ke pusar dan bermain-mai disana.
“ahhhh… jangan!” teriak Angel saat pak Empet menarik CD nya dengan kasar.
Tapi sayang dia terlambat, kini tubuhnya sudah benar-benar telanjang bulat dihadapan jongos suaminya yang sudah siap untuk mereguk kenikmatan dari tubunya.
“busyeetttt.. bening amat nih memeknya, bersih tanpa bulu dan berwarna pink kaya putingnya. Ckckckck mimpi apa sih gue semalem bisa nyicip tubuh bini bos gue gini… mantep dah!” kata pak Empet sambil memaksa Angel membuka kakinya lebar-lebar dengan kedua tangannya.
Lalu bibirnya mulai menciumi kelembutan paha dalam Angel kemudian mulai menjilati dengan bibir dowernya. Mulutnya berpindah-pindah dari paha kanan ke kiri secara bergantian sambil kedua tangannya ikut mengelus ngelus paha mulus bidadari muda tersebut. Pak Empet sangat mengagumi kelembutan dan keindahan paha bidadari itu. Tak pernah disangkanya, impiannya selama ini untuk dapat ‘menikmati’ keindahan paha seorang bidadari akhirnya dapat terwujud juga. dia pikir selamanya itu hanya akan menjadi impian, namun hari ini, hari ini dia telah berhasil mewujudkannya! Rasa puas pak Empet yang berlebihan membuatnya menjadi perasaan gemas. Dengan gemas pak Empet lalu mencubiti paha itu dengan kasar membuat pemiliknya mengerang-ngerang kesakitan.
Sementara jilatan dan ciumannya makin lama makin kedalam menuju selangkangan Angel. Lalu… sluurprpphhh slurrpphhh sluurrpphhhh…. Dia mulai menjilati bibir vagina Angel yang berwarna merah muda itu. Angel tak kuasa menahan gelora birahinya sendiri saat lidah pak Empet ‘memoles’ bibir vaginanya dengan buas, terasa sensasi geli yang menjadi sumber kenikmatan dalam tubuh Angel, tapi tentu dia tidak mau disetubui pria tua lusuh itu. Tangannya terus berusaha mendorong kepala pak Empet sambil bibirnya mengeluarkan desahan-desahan kenikmatan yang kadang diselingi dengan permohonan untuk dilepaskan. Sementara kedua kakinya tak berdaya karna dipegangi oleh pak Empet yang saat ini masih asyik mengerjai vagina Angel habis-habisan tanpa ampun. Kemudian pak Empet memasukan satu jarinya ke memek Angel untuk ‘membantu’ tugas lidahnya mengerjai vagina Angel. Dirasakannya vagina itu masih terasa cukup sempit bagi jari telunjuknya.
“huehehehehe… bener kan kalo kontol suami lu itu cuma segede jari doang, nih buktinya jari gue aja masih kesempitan hahhahahaa” tawa nya terasa sangat merendahkan harga diri Angel.
Sementara itu disela sela tangisnya Angel juga merasa keenakan, tubuhnya bergetar menerima rangsangan bertubi dari jongos perusahaan suaminya. Bahkan kalo boleh jujur, foreplay ini lebih memuaskan daripada permainan ranjang Edwin selama ini. Beberapa menit kemudian tubuh Angel tiba-tiba mengejang dan getarannya semakin kuat, rupanya pak Empet telah berhasil membawa Angel pada orgasme pertamanya. Cairan vaginanya mengalir menyembur keluar kearah wajah pak Empet. Sebagian membasahi wajahnya dan sebagian lagi langsung dihisap oleh pak Empet. Pak Empet mengeluarkan jarinya dari vagina Angel lalu memasukan dan memainkan dibibirnya sendiri. Pria bejat itu menjilati cairan cinta Angel yang menempel pada jarinya, dan dengan tatapan dan tawa merendahkan dia lalu menghina Angel.
“Hueheheheheh.. ajibb kan non rasanya ampe nyembur banyak gini, mulut bisa boong non.. tapi memek enggak! Hahahha.. rahaisannya apa sih non bisa gurih gini pejunya? Kalo punya almarhum bini gue dulu sih rasanya kecut-kecut asem gitu deh non, maklumlah ‘barang’ kampung hahahahaa” tawa pak Empet penuh kemenangan.
Angel kaget, darisitulah dia mengetahui bahwa pak Empet adalah seorang duda karna sudah ditinggal mati istrinya. Sambil terisak Angel kembali terus meminta kepada pak Empet untuk dilepaskan,
“udah ya pak, saya udah keluar.. tolong ampuni saya dan suami saya pak.. berapapun yang bapak minta pasti akan saya berikan.. tapi tolong hentikan..” pinta Angel dengan wajah memelas, pipinya berlinangan air mata.
Angel kembali bergidik saat melihat penis hitam legam pak Empet yang di sana-sini terdapat tonjolan urat-urat yang menambah kesan keperkasaannya. Disisi lain dia sedikit merasa kagum dengan penis ‘atletis’ pak Empet, dia tak menyangka ada penis seperti itu di dunia ini, tonjolan uratnya membuat penis itu terlihat sangat menawan, kontras dengan wajah pak Empet yang berantakan. tapi disisi lain dia juga begitu ketakutan saat membayangkan benda sebesar itu akan menembus lubang sempit vaginanya.
“Pasti akan sakit sekali.. lebih sakit dari malam pertamanya”, batin Angel gelisah.
“apa lu bilang!” bentak pak Empet. “emang kalo lu udah keluar trus kenape hah!!! Sekarang gue yang jadi tuan lu tolol!, dan tugas elu tuh ya muasin gue! Nyusuin gue! Nyediain memek lu buat gue! Ngarti kagak lu!” bentak pak Empet keras membuat Angel makin gemetar saja.
“Iii...iya Pak…tolong jangan sakiti saya” kata Angel terbata-bata
Lalu dengan kedua tangannya, pak Empet meraih kedua putting mungil Angel lalu menariknya sekuat mungkin hingga membuat pemiliknya menjerit kencang.
“sakiiiitttttttt!!!! Aaaaaaaaaaaaahhhhh!!! Ampuuunnn.. hentikannnn paaaak!”
Jeritan Angel terdengar begitu memilukan hati, pertanda bahwa itu memang sangat menyakitkan. Semua usaha Angel untuk melepaskan cubitan putingnya itu sia-sia karna perbedaan tenaga dan rasa sakitnya seolah mengunci Angel untuk tidak bergerak karena jika tubuhnya digerakkan maka jepitan tangan pak Empet pada putingnya akan terasa semakin menyakitkan. Angel tidak bisa menggerakan tubuhnya mengikuti tarikan pak Empet karna kaki pak Empet menindih tubuhnya untuk menghalanginya mengikuti gerakan tarikan pak Empet. Jeritan itu berlangsung selama hampir 3 menit dan baru berhenti setelah pak Empet melepaskan putingnya. Puting Angel kini memerah. Nafas Angel tersengal-sengal, air matanya mengalir deras membasahi pipinya. Dadanya terutama di bagian putingnya terasa amat panas dan ngilu. Jika bisa melepasnya sebentar saja maka ia ingin melepas dadanya untuk sebentar saja sampai rasa sakit itu menghilang lalu memasangnya kembali. Pak Empet memang kurang ajar, dia sengaja melakukan itu untuk memberikan terror pada Angel dan meyakinkan Angel jika saat ini dirinyalah yang berkuasa dan bisa berbuat apapun pada Angel. Pak Empet begitu menikmati ini, dimana ia bisa mengerjai dan menyiksa seorang bidadari muda seperti Angel sepuas hati. Dia benar-benar merasa bagaikan raja yang berkuasa atas tubuh Angel sekarang.
“nah gimana sekarang ngerti kan siapa yang berkuasa disini!” bentak pak Empet. Angel hanya mengangguk pelan. “mulai sekarang lu panggil gue tuan.. tuan Empet hahahahaha! Ngarti kagak lu!”
Lagi-lagi Angel hanya menjawabnya dengan anggukan lemah.
“jawabannya mana gue kaga denger!” bentak pak Empet sambil menyentil-nyentil kedua putting Angel, “ooohh mau lagi?!” kata pak Empet dengan nada mengancam.
Suara pak Empet terdengar begitu santai namun mengancam sehingga membuat Angel gelagapan ketakutan. Melihat ekspresi Angel yang panik dan ketakuatan sungguh menjadi kenikmatan tersendiri bagi pak Empet karna telah berhasil ‘menjinakan’ ‘betina kelas atas berkualitas tinggi’ seperti Angel.
“ehh iya pak.. maksud saya iya tuan.. iya saya ngerti” jawab Angel ketakutan.
Entah berapa lama lagi ia mampu bertahan menghadapi siksaan fisik dan batin dari bandot tua ini pikirnya.
“buka kaki lu lebar-lebar!” perintah pak Empet yang langsung dituruti oleh Angel.
Sang bidadari muda itu rupanya kini sudah benar-benar takhluk. Dan pak Empet, jongos rendahan diperusahaan suaminya lah yang telah menakhlukannya dan membuat harga dirinya tampak begitu rendah sekarang. Tiba-tiba pak Empet langsung memasukan kedua jarinya dalam vagina Angel. Diobok-oboknya vagina itu dengan kasar. Menimbulkan sensasi kenikmatan tersendiri bagi tubuh Angel tapi sekaligus menjadi siksaan fisik karna pak Empet melakukannya dengan sangat kasar dalam vagina Angel yang masih sangat sempit. Lalu tiba-tiba pak Empet memasukan jari telunjuk kirinya ke dalam mulut Angel saat Angel sedang mengerang, Angel terbelalak dengan perlakuan maniak tua itu. dia memainkan jarinya di sana sesuka hati. Mengobok-obok lidahnya, menggelitik gusinya, mengeluarmasukannya, dan bahkan mendorongnya masuk menuju tenggorokan Angel hingga membuatnya tersedak. Lalu mulutnya segera turun ke bawah mencaplok payudara kiri Angel, dihisap dan dikenyoti dada mungil Angel sesuka hati. Suara erangan Angel tertahan akibat jari pak Empet yang mengobok-obok dalam mulutnya. hatinya menjerit menerima perlakuan pak Empet yang tak berperi kemanusiaan itu. Tapi diakui atau tidak, pelecehan yang dilakukan pak Empet juga memberikan sensasi kenikmatan bagi tubuhnya. bahkan tubuhnya sampai bergetar. Entah karena ketakutan atau kenikmatan. Entahlah.. Beberapa menit kemudian getaran pada tubuh Angel semakin kencang dan tubuhnya mengejang hebat, pak Empet tau Angel sebentar lagi akan orgasme, lalu tiba-tiba pak Empet menghentikan seluruh aktivitasnya dan menempelkan wajahnya tepat di hadapan vagina Angel yang sebentar lagi akan berorgasme. Ssluurrphhhhhhh….mulut buas pak Empet dengan sigap langsung menjilati dan menghisapi cairan gurih sesaat setelah vagina Angel menyemburkan cairan cintanya. Rakus sekali..cairan itu sampai habis tak berbekas dihisap oleh pak Empet yang memang sangat menyukai cairan dari betina berkelas yang memang memiliki cita rasa tinggi itu.
“oke sekarang giliran lu yang ngisepin punya gue yee” kata pak Empet sambil berjongkok dengan kedua lututnya sebagai penyangga di atas tubuh Angel lalu mendudukan Angel di atas kasur empuk itu untuk menyepong penis baunya.
Posisi wajah Angel kini tepat dihadapan keperkasaan pemerkosanya.
“uhh” batin Angel karena penis dan selangkangan pak Empet mengeluarkan bau yang terasa begitu menyengat dan sangat menjijikan di hidungnya.
“jilatin seluruh batang gue sekalian sama pelirnya cepet! Atau lu pengen gue cabut putting lu dari susu lu?!!” perintah pak Empet terdengar begitu mengancam dan mengerikan bagi Angel.
Angel sangat ketakutan dengan ancaman pria itu. Akhirnya dengan terpaksa, ia mulai menjilati batang penis pak Empet yang penuh urat itu. Rasanya sangat pahit, dan menjijikan. Angel berusaha keras menahan diri agar tidak muntah. Dia mencoba memejamkan matanya saat menjilati penis raksasa itu. Ia menggerakan lidahnya ke seluruh permukaan batang penis itu sekaligus buah pelirnya. Pak Empet langsung merem melek dengan jilatan Angel pada penisnya, ini pertama kalinya penis kampungnya itu merasakan lidah dari bidadari muda yang sangat cantik dan berkelas.
“sekarang masukin kontol gue ke mulut lu cepet!”
kembali dengan rasa patuh Angel mematuhi perintah dari tuan barunya itu.
“baik tuan”
Dengan perlahan Angel mulai membuka mulut mencoba menyesuaikan dengan panjang dan diameter penis raksasa pak Empet. Baru ujung penis itu yang masuk, dengan kasar pak Empet langsung mendorong penisnya masuk hingga ke ujung tenggorokan Angel, penis itu tidak muat seluruhnya dalam mulut Angel! Angel terbelalak, tenggorokannya terasa begitu perih dan ingin muntah, namun penis raksasa pak Empet menghalanginya. Pak Empet mendiamkannya untuk beberapa saat sambil memegangi kepala Angel agar tidak mundur, dan bahkan pak Empet terus memaksa penisnya untuk memaksa masuk dalam tenggorokan Angel secara perlahan.. siapa tau bisa masuk semua pikirnya.
“ooooohhhh…jadi ini toh rasanya bibir bidadari, muanteebb e rek! Asoy geboy hahahaaa…” teriak pak Empet kegirangan.
Tawa itu sungguh sangat menjijikan bagi Angel, namun kini ia sudah ditakhlukan dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain mematuhi perintah tuannya. Lalu pak Empet mulai memundurkan penisnya, lalu memajukan lagi hingga berulang-ulang. Semakin lama semakin cepat gerakan penis itu memompa bibir Angel. Pak Empet sangat menikmati kelembutan dan kehangatan bibir dalam Angel. Ia kagum dengan kenikmatan yang bisa diberikan oleh bibir gadis muda berkelas seperti Angel. kenikmatan itu bahkan jauh lebih nikmat dari vagina istrinya atau pelacur-pelacur murahan yang pernah ia ‘pakai’ sebelumnya. Dia beruntung bisa menjadi satu-satunya orang kampung yang mampu menikmati kenikmatan mulut seorang bidadari dengan kualitas tinggi seperti ini. Sekitar 20 menitan pak Empet bertahan, sebelum kemudian barulah pak Empet merasa sudah cukup puas dengan bibir Angel. Dia lalu mendorong tubuh Angel hingga kembali berbaring diatas kasurnya. Pak Empet lalu mundur ke belakang memposisikan dirinya di antara kedua paha mulus Angel dan membuka nya lebar-lebar. Angel hanya bisa menggeleng-nggelengkan kepalanya sambil menatap tak percaya pada pak Empet yang saat ini sudah bersiap menembus pertahanan terakhirnya. Ia mash berharap mendapat sedikit belas kasian darinya. Tapi itu tidak akan ada gunanya. Dengan satu sentakan pak Empet lalu menjejalkan penis raksasa kebanggannya itu dalam vagina Angel yang masih sangat sempit meski sudah beberapa kali ‘dipakai’ oleh Edwin, suaminya. Sepertinya penis Edwin memang tidak cukup besar dan kuat untuk ‘melubangi’ vagina Angel lebih lebar lagi, terbukti dari ukuran lubangnya yang saat ini masih sangat sempit dan membuat pak Empet harus bersusah payah untuk bisa menjebolnya menggunakan penis kekarnya.
“hhhiiaaahhhhhh…!!” Angel terbelalak karna vaginanya terasa seperti robek saat penis jumbo milik pak Empet memaksa masuk ke dalam liang vagina sempitnya dengan paksa tapi baru seperempatnya yang masuk.
Melihat Angel yang kepayahan membuat pak Empet tertawa puas penuh kemenangan. Istri bosnya itu kini menangis tak berdaya di bawahnya sedang menatap tak percaya kepada dirinya. Ia sangat menyukai saat-saat seperti itu, saat dimana korban yang akan ia tiduri menatap tak percaya kepadanya. Konflik batin yang yang memilukan itu menambah gairah dan semangat pak Empet untuk terus menembus vagina Angel.
“nih rasain memek istri lu gue jebol!, pak Edwin yang terhormat! Mampus lu!” erang pak Empet tak jelas, seolah-olah Edwin ada disitu sedang melihat aksinya memerkosa istrinya.
“aaaaaaa..aaaaaa..sakkiiittttt.. ammpuuunnnn.. tuannnnn!!!!!” jerit Angel tak tertahankan saat pak Empet terus memaksa penisnya masuk ke dalam vaginanya dengan gerakan menusuk yang sangat kasar dan memaksa. Vagina Angel benar-benar terasa perih, seperti ada yang merobeknya dari dalam. Angel hanya bisa menangis sambil terus berteriak meminta belas kasihan yang tentu saja tidak akan digubris oleh bandot tua itu. Akhirnya pak Empet berhasil, kini seluruh batang penisnya sudah masuk ke dalam vagina pink Angel. Ia mendiamkannya sesaat penisnya berada di dalam sana. Ia memandangi wajah Angel yang sedang terbaring di bawahnya sambil tertawa merendahkan. Ia tertawa puas saat menatap wajah Angel yang kini sedang menangis tak berdaya di bawah selangkangannya. Ia menatap ke bawah menuju selangkangan Angel tempat kelamin mereka kini bersatu. Diliatnya cairan bening dari vaginanya mengalir di selangkangan tempat pertemuan kelamin kedua insan yang jauh berbeda dari segi ras maupun kelas sosial itu. Pak Empet lalu mengusap cairan itu dengan jari telunjuknya kemudian memperlihatkannya di depan wajah Angel dengan wajah menjijikannya. Angel mengerenyitkan wajah melihat cairannya itu. Pak Empet menyuruh Angel untuk membuka mulut,
“buka mulut lu!”
Angel ketakutan, dia tau pasti pak Empet akan menyuruhnya untuk menjilati cairan vaginanya sendiri. Kepalanya menggeleng-nggeleng ke kanan ke kiri berusaha menolak
“tolong jangan tuan.. gak mau” pinta Angel dengan wajah melas sambil menggeleng-nggelengkan kepalanya.
“baiklah” pak Empet lalu kembali menarik putting Angel lebih kencang dari yang tadi dengan tangan kirinya. Angel menjerit kesakitan lalu mecoba membangungkan badannya mengikuti arah tarikan putingnya untuk mengurangi rasa sakit. Namun saat Angel berusaha bangun, pak Empet melepas cubitannya lalu memukul pipi Angel sekeras mungkin dengan menggunakan tangan kirinya hingga Angel terpental kembali dalam posisi berbaring sementara tangan kanannya masih mengacungkan telunjuknya yang belepotan cairan vagina Angel. Angel kembali menangis sesunggukan menerima pukulan itu, ia juga menangisi harga dirinya sendiri yang seolah sudah tidak ada harganya lagi di depan bandot tua itu dan bisa diperlakukan seperti budak sesukanya.
“sekarang cepet buka ayok!!” kembali si bandot tua itu memerintahkan Angel untuk membuka mulutnya.
Akhirnya Angel menurut, sepertinya kali ini bandot itu benar-benar telah menjinakan dan membuat bidadari itu tunduk dan patuh sepenuhnya. Saat Angel sudah membuka mulutnya tiba-tiba, “eaahhhhhh…!!!!!” Angel kembali menjerit kesakitan saat tangan kiri pak Empet tiba-tiba memelintir puting kirinya dengan sangat keras membuat pemiliknya kesakitan dan seperti merasa menyesal pernah dilahirkan. Rasanya begitu sakit dan perih bercampur ngilu yang luar biasa. Kedua tangan Angel pun seolah tak berarti untuk menyingkirkan tangan itu dari putingnya. Tak tertahankan lagi Angel berteriak-triak kesakitan sambil terus berusaha meminta belas kasihan pada pak Empet sambil kepalanya bergerak kesana-kemari seperti orang yang kehabisan nafas, kedua tangannya meremas sprei kuat-kuat sedangkan kakinya menendang-nendang kesana-kemari seperti seekor kuda yang sedang disembelih. Plintiran pada putingnya itu tiap detiknya makin kuat dan makin kuat hingga hampir 4 menitan baru pak Empet mau melepaskannya. Nafas Angel tersengal-sengal sementara air matanya terus mengalir melewati pipinya. Mulutnya mengerang tak jelas mengekspresikan rasa sakit yang baru ia alami yang belum hilang dari tubuhnya. Tenaganya sudah habis dan tatapannya seolah kosong. Ia hampir pingsan karna rasa sakit yang mendera tubuh dan jiwanya.
“hahahaha mampus lu lonte sialan! Ini adalah hukuman yang pantas untuk lonte murahan kaya elu! Mulai sekarang kalau gue nyuruh lu nglakuin sesuatu lu jangan diem aje! Bilang iya tuan, baik tuan, saya ngerti tuan, budak kotor ini mengerti tuan, budak kotor ini selalu siap untuk digunakan tuan, pokoknya gitulah! Lu panggil gue tuan, dan lu anggep diri lu budak kotor! Oke ngerti kan!! Ngerti kaga lu hah!!” bentak pak Empet dengan sangat keras dan marah.
“iya tuan, budak kotor ini ngerti” jawab Angel tanpa ekspresi sambil airmatanya terus mengalir di tengah tatapan kosongnya.
Lalu pak Empet kembali mengusap seluruh cairan vagina Angel yang hampir seluruhnya mengering dan kemudian menyuruh Angel membuka mulutnya kembali,
“heh lonte jalanan, buka mulut lu cepet!”
“iya tuan”jawab Angel singkat.
Angel mematuhi perintah itu dan langsung jleb! Dengan kasar si bandot itu mengobok-ngobok mulut Angel dengan kasar saat jarinya sudah berada di dalam mulutnya. Sambil terus menyisa mulut Angel dengan jari-jarinya, tangan kirinya mulai mengapai dada Angel kembali lalu menyiksa nya secara brutal. disaat yang bersamaan pak Empet memulai genjotan pertamanya dalam vagina Angel. Vaginanya begitu hangat, sempit dan lengket. Serta terasa berkedut-kedut meremasi batang penisnya layaknya vagina perawan. Kenikmatan ini 100 kali lipat dari vagina istrinya dulu, batin pak Empet. Gerakan penis pak Empet awalnya pelan lalu berubah semakin cepat. Pak Empet menghujankan penisnya dalam vagina Angel dengan brutal. Rasa nikmat yang dirasakan pak Empet tak sanggup diungkapkan dengan sebuar kata-kata. Pak Empet sampai menggeram saat menyodok-nyodokan penisnya. Dia merasa sangat gemas ketika melihat tubuh Angel tak berdaya terpental kesana-kemari saat dia menggenjotnya.
Ruangan itu kini sangatlah ramai, suara itu berasal dari suara erangan dan jeritan kesakitan serta tangisnya Angel yang terhalang oleh jari pak Empet yang masih mengobok-obok isi dalam mulut bidadari itu. Sementara itu pak Empet terus tertawa penuh kemenangan sambil terus menghina dan merendahkan harga diri Angel sepuasnya dengan kata-kata kotor untuk mengekspresikan kenikmatan tubuhnya dan betapa bangganya ia kini telah berhasil ‘menunggangi’ tubuh molek bidadari muda seperti Angel. 40 menit lebih sudah pak Empet puas menggenjoti vagina mungil itu dengan brutal dan tanpa berganti posisi. Ia lalu mempercepat genjotannya hingga kemudian crootttt.........! si bandot itu menumpahkan seluruh sperma amisnya dalam vagina Angel bersamaan dengan orgasme Angel. Saking banyak nya pejuh yang ditumpahkan oleh penis itu hingga meluber keluar ke mana-mana. Ia lalu mencabut penisnya kemudian duduk di sebelah tubuh tak berdaya Angel. Ia terengah-engah begitu selesai menikmati kenikmatan vagina Angel. Ia sungguh sangat puas, selain karna kenikmatan tubuh Angel juga karna ia bisa menanamkan benihnya dalam rahim bermutu tinggi milik Angel. ia tertawa geli jika membayangkan nantinya Angel akan hamil akibat benih yang ditanamnya dalam rahim Angel dengan ‘susah payah’. Angel juga masih terengah-engah. Kenikmatan dalam vaginanya tertutupi oleh rasa sakit luar biasa yang ditimbulkan dari sodokan-sodokan keras penis pak Empet yang menyiksa vaginanya. Vaginanya terasa amat panas seperti terbakar. Pak Empet membuka suara,
“ayo buka mulutmu, bersihkan kontolku dan isep spermanya sampai habis!”
”baik tuan” jawab Angel sambil berusaha bangkit dan menahan ngilu pada selangkangannya.
Pak Empet cekikikan melihat ekspresi korbannya itu sedang menahan ngilu pada selangkangannya akibat perbuatannya. Dia membayangkan, ke depannya gadis malang itu tak akan mampu lagi berjalan tegak seperti biasanya. Dan itu semua karna ulahnya! dengan tubuh yang hampir tak bisa berdiri lagi ia lalu bangkit dan memasukan kontol itu dalam mulutnya. Dijilati dan dihisapi penis itu kuat-kuat untuk membersihkan dan memeras sperma yang tersisa di sana sampai habis.
“sekarang jilati itu yang belepotan disprei!”.
Kembali si bandot bejat itu memerintahkan Angel, sang budak barunya untuk menjilati sperma yang berjatuhan setelah gadis itu menyelesaikan ‘pembersihannya’ pada penisnya. Kemudian lagi, “baiklah sudah selesai yang itu, sekarang masukan jarimu ke memekmu sendiri dan korekin sendiri sisa peju ‘kita’ trus lu telen tuh ampe abis, cepet!”
“iya tuan, saya akan lakukan”. Jawab Angel lemah.
Angel bahkan tak peduli lagi bahwa dia harus melakukan hal serendah itu, mengoreki vaginanya sendiri untuk mengambili sisa sperma pemerkosanya dan darah perawannya lalu menelannya. Ia tak peduli.. bahkan ia tak bisa merasakan apapun lagi saat ini. rasa sakit dan tenaganya yang sudah habis serta pelecehan yang dilakukan pemerkosanya secara terus-menerus membuatnya hampir kehilangan kesadaran dan tunduk sepenuhnya pada pak Empet.
Pak Empet lalu meninggalkan tubuh Angel yang kini pingsan terkapar dikamarnya. ia menuju kamar mandi kamar itu. Dia membersihkan dirinya sendiri disana sambil menyanyikan lagu-lagu riang faforitnya untuk mengekspresikan betapa bahagianya dia hari ini bisa menjinakan seornag bidadari secantik Angel. Dia benar-benar merasa dirinya adalah pria paling beruntung di dunia, setidaknya untuk hari ini. Setelah mandi ia kembali mengenakan pakaian lusuhnya. Dia mendekati tubuh Angel yang tergolek tanpa daya di atas ranjang. Sambil mengecup putting kiri Angel dia berkata,
“malangnya nasib bidadari mungil ini, tak berdaya habis digenjot seorang buruk rupa sepertiku”.. buahahahahahaha..” tawa bandot tua itu memenuhi ruangan tempat mereka beradu.
Ia masih sempat meremasi dada kenyal Angel beberapakali sambil sesekali mencupangi putingnya sebelum akhirnya berhenti. Tak mau berlama-lama lagi kemudian pria tua buruk rupa itu pergi meninggalkan rumah mewah itu dengan perasaan bangga. Ekspresi wajahnya seperti seorang yang baru saja mencicipi kenikmatan surga. Senyum lebar menyungging di wajahnya.
“hhuaaahhhh… ga nyangka hari ini gue bisa ngrasain surga.. batin pak Empet dalam hatinya. hahahahaha”.
Malamnya setelah peristiwa naas itu terjadi Angel tetap berusaha menguatkan dirinya untuk tetap tegar menerima cobaan berat itu. Meski sudah berjuang keras untuk bersikap senormal mungkin tapi tetap saja, Angel tak mampu menahan rasa ngilu pada vaginanya setelah diobok-obok pak Empet dengan penis raksasanya tadi siang. Angel harus berjalan sedikit mengangkang untuk menahan rasa ngilu itu. Beruntung, suaminya baru pulang setelah tengah malam lalu kemudian langsung tidur sehingga ia tak perlu repot-repot untuk menyembunyikan rasa ngilu pada selangkangannya dengan berjalan secara normal seperti biasanya. Kini Angel sedang berbaring bersama suaminya di ranjang bekas kejadian buruk yang menimpanya tadi siang. Tentu saja dengan kondisi tempat tidur yang sudah rapi karna Angel sudah mengganti seprei bekas pergumulannya tadi siang dengan pak Empet yang sudah kusut di mana-mana dan meninggalkan noda bekas darah dan sperma pak Empet serta cairan cintanya sendiri dengan sprei yang baru. Wajah cantiknya menatap wajah suaminya dengan penuh haru. Tak terasa air matanya mengalir membasahi pipi nya saat mengingat peristiwa naasnya tadi siang. Ia kini merasa tak pantas lagi bagi suaminya setelah bajingan tua itu memperkosa dan menyiksa tubuhnya habis-habisan tadi siang. Ia merasa tubuhnya begitu kotor dan tak layak untuk dipersembahkan untuk suaminya lagi. Ia terus menangis terisak disamping suaminya sebelum akhirnya terlelap bersama malam yang semakin larut.
“hooooaammf…” suara Angel terbangun dari tidurnya.
Di depannya kini terlihat suaminya sedang berkaca sambil memakai dasi. Dia terlihat sedikit terburu-buru.
“pagi sayang… tumben tidurnya pulas banget ngga kaya biasanya jam segini baru bangun. Ohiya, hari ini aku ada beberapa meeting penting dengan klien-klien dari luar negri.. jadi harus buru-buru dan mungkin pulangnya agak maleman.. maaf ya sayang akhir-akhir ini aku ngga bisa nemenin kamu, I love you” kata pria tampan itu sambil mengecup bibir mungil istrinya sebelum akhirnya pergi meninggalkannya.
####################
Pagi itu sangat cerah. Angel memulai aktifitasnya seperti biasanya sambil terus berusaha melupakan kejadian buruk yang menimpa dirinya kemarin dengan terus menyibukan dirinya sepanjang hari dan bergaul bersama teman-temannya. Ia bertekad untuk menguatkan dirinya dan melupakan kejadian buruk itu dan kembali riang seperti sebelumnya. Malam pun tiba, sekitar pukul sepuluh lebih, sebuah mobil mewah memasuki rumah Angel. Sambil menguap Angel pun segera menuju keluar untuk menyambut suaminya yang baru pulang dari kantor. Terlihat 2 orang turun dari mobil itu, mereka berdua lalu berjalan menuju pintu utama rumah itu. Glekk! Angel langsung terbelalak melihat siapa yang berada di samping suaminya tersebut. Jantungnya seolah berhenti berdetak saat melihat wajah orang itu.
“pa…pak Empet.. bagaimana mungkin…..” batin Angel sambil menatap tak percaya pada orang yang berada di sebelah suaminya yang ternyata adalah pak Empet, orang yang kemarin telah memperkosa dan melecehkannya habis-habisan.
“ayo silahkan masuk dulu pak” ucap pria tampan itu sambil merangkul bahu istri cantiknya menuju ruang tamu.
Batin Angel berkecamuk, dia sangat bingung kenapa suaminya bisa bersikap sopan seperti itu pada pak Empet.
“Bukannya bandot tua itu kemarin bilang sendiri kalau suaminya menuduhnya mencuri uang suamiku” batin Angel dengan perasaan campur aduk. Lalu kenapa dia ada disini dan membawa tas tas berukuran besar? Angel benar-benar bingung dengan semua ini. Mereka bertiga kini duduk di ruangan tamu rumah itu. Pak Empet tampak bersikap sangat sopan sekali menghadap bos nya itu. Edwin lalu membuka perbincangan,
“gini maa, kenalkan ini namanya pak Empet.. dia adalah karyawan OB diperusahaan. Kemarin aku telah menuduhnya mencuri uangku yang aku tinggal di meja kerjaku. Tapi ternyata aku salah, bukan pak Empet yang mengambilnya, melainkan orang lain.. dan pak Empet inilah yang telah menangkap orang itu dan mengembalikan uangku. Dan sebagai permintaan maaf sekaligus ungkapan terima kasihku, aku berniat mengangkatnya menjadi sopir dan tukang kebun disini.. sekaligus membantumu bersih-bersih rumah ini, gimana ma?” jelas Edwin sambil memandangi wajah istrinya.
Angel kebingungan mendengarkan pertanyaan suaminya itu. Wajahnya tampak gelisah dan panik. Diam-diam pak Empet memperhatikan wajah calon majikannya yang sedang kebingungan itu sambil tertawa geli.
“kenapa kok kliatan ketakutan gitu ma? Tenang aja, pak Empet ini bisa dibilang karyawan paling teladan di perusahaan kita ma.. sudah lama juga ia mengabdi disana. Mama bisa percaya sama dia” kata Edwin menegaskan.
“eng..enggak papa kok pa.. tapi pak Empet inikan keliatannya udah tua apa gapapa kerja begituan disini?” jawab Angel terbata.
“ahh saya meskipun udah tua gini tapi tenaga saya masih seperti waktu muda kok non, dan selain yang disebutkan tuan Edwin tadi, sebenarnya saya juga punya keahlian lain.. saya ini bisa dibilang jago masak, tuan.. jadi mungkin saya bisa bantu-bantu non di dapur juga..” jawab pak Empet penuh percaya diri. “ohiya, saya harus panggil non siapa ya?” sambung pria tua itu berpura-pura menanyakan nama Angel seolah memang baru pertama kali mereka bertemu.
“nama saya Angel pak” jawab Angel lirih.
“tuh kan ma denger sendiri.. pak Empet ini emang multi talent, hihihihi” tawa Edwin. “tapi istri saya ini lebih suka mengurus dapur sendirian pak, makannya dia gamau ada pembantu dirumah ini. dia hanya butuh supir dan tukang kebun yang bisa membantunya bersih-bersih,,” Edwin menambahkan. “yaudah, mama tidur duluan aja kalau ngantuk. Papa mau nganterin pak Empet ke kamarnya, ayo pak” kata Edwin sambil berdiri.
“iya tuan, misi non..” jawab pria tua itu sopan sambil mengikuti Edwin.
Saat berjalan mengikuti Edwin, pak Empet menengok ke belakang ke arah Angel yang ternyata sedang melihat ke arahnya juga. Dengan wajah mengerikannya pak Empet tersenyum licik kearah Angel sambil menunjukan tangan kanannya dalam posisi menggenggam sementara jempolnya berada disela jari telunjuk dan jari tengahnya lalu menggerak-gerakan jempolnya. Angel langsung bergidik melihat tatapan wajah dan senyum licik pak Empet. Dia tak sanggup membayangkan hari-hari berikutnya hidup serumah dengan pria tua brengsek yang telah memperkosanya kemarin. Dia ketakutan. Dan ia sebenarnya tak mengerti dengan gerakan tangan pak Empet tadi, untuk wanita sekelasnya. Ia tak pernah bergaul dengan orang-orang yang melakukan gerakan tangan seperti itu. Angel lalu berlari menuju kamarnya sambil terisak, dia berusaha untuk tidur dan berharap ini semua hanyalah mimpi buruk nya saja. Sementara itu setelah menunjukan kamar pak Empet, Edwin kemudian mengajak pak Empet menonton pertandingan bola di salah satu stasiun tv nasional. Sambil menonton mereka berbincang dan bercanda lepas. Mereka terlihat sangat akrab malam itu.
###############################
Burung-burung bernyanyi dengan riang, angin berhembus lembut membawa ketenangan. Pagi itu cuaca sangat cerah. Pagi ini Angel bangun lebih awal. Seperti biasanya ia memasak dan menyiapkan makanan istimewa untuk suami tercintanya sebelum suaminya berangkat ke kantor. Ia dan suaminya selalu menyempatkan makan pagi bersama untuk terus mempererat komunikasi diantara mereka yang sering terpisah karna urusan pekerjaan Edwin. Edwin segera bersiap-siap ke kantor setelah itu. Sebelum pergi, Angel memeluknya erat-erat dan menciumnya mesra. Seolah sesuatu yang sangat buruk akan segera terjadi pada dirinya. Setelah kepergian suaminya, Angel langsung berlari ke arah kamarnya. Ia berniat bersembunyi dari pak Empet sepanjang hari di sana. Tiba-tiba seseorang mendekap tubuhnya dari belakang lalu kemudian melemparkannya ke arah sofa ruang tamu Angel.
“aawww..” jerit Angel pelan “a..aa..apa yang akan bapak lakukan? Tolong ampuni saya.. bukankah suami saya sudah meminta maaf kepada bapak dan memperkerjakan bapak di sini dengan gaji yang lebih besar. Atau masih kurang nanti bisa saya tambahin, tapi tolong jangan perkosa saya lagi pak..” pinta Angel sambil ketakutan.
Wajahnya terlihat sangat panik seperti sedang berhadapan dengan seekor serigala lapar yang siap memangsanya sewaktu-waktu.
“dasar lonte sialan, mau nyogok ya! Yang ada gue yang bakalan nyogok memek lu pake kontol gue! Hahahaha..” , “dengarkan baik-baik..” kata pak Empet “mulai sekarang! Disini, di rumah ini, gue adalah tuan lu! Gue berhak sepenuhnya atas tubuh lu! Apapun yang gue perintahin lu musti ngelakuin! Dan inget soal yang gue ajarin soal sopan santun tata karma berbicara kemarin?! Lu musti panggil gue tuan dan anggep diri lu sendiri sebagai budak kotor! Paham!” bentak pak Empet sambil menepuk-nepuk pipi Angel.
“taaa..tapi…” belum sempat Angel menyelesaikan kalimatnya, pak Empet meremas payudara kanannya dengan keras sehingga wanita itu pun mengaduh kesakitan
“gimana? Apa mau masih ngelawan? Gue ingetin lu, temen gue bejibun diluaran sono! lu coba nglaporin gue ke polisi atau perbuatan bodoh lainnya gue bisa suruh mereka habisin suami lu sama seluruh keluarga lu! Gimana, ayo jawab! Ngarti kagak!” bentak pak Empet sambil terus meremas keras payudara Angel
“iya tuan, budak kotor ini mengerti” jawab Angel sambil sesunggukan mencoba menguatkan hati, “tolong Pak jangan remas lagi, sakit!!”
“bagus”, “dan mulai sekarang, selain lu musti nglakuin perintah gue, lu juga musti ngasih apapun yang gue minta.. seluruh uang sama kartu kredit lu gue yang pegang mulai sekarang! Ngerti!”.
Mata Angel terbelalak mendengar hal itu. Kembali bidadari itu meneteskan air matanya untuk yang kesekian kali.
“ampun tuan.. jangan siksa saya lagi..”. ibanya
“ehh suka-suka gue lonte! Disini gue yang jadi tuannya! Dan gue punya beberapa aturan awal buat lu selain yang tadi..” kata pak Empet santai sambil duduk sofa nyaman itu layaknya seorang raja.
Sementara Angel masih tertunduk takut di lantai. Ia benar-benar diperlakukan seperti seorang budak di rumahnya sendiri, rumah yang seharusnya menjadi istananya dan ia berkuasa di dalamnya. Tapi kondisi itu telah berbalik, kini ia harus tunduk dan patuh kepada seorang pria tua buruk rupa, seorang pembatu rendahan di istananya sendiri.
“Pertama, mulai sekarang gue bakalan sita semua CD sama kutang lu. gue yang bakal nentuin kapan lu harus pake atau enggak. Lu boleh pake CD lu kalau lu lagi dapet! Dan kalo suami lu nanya mana CD sma BH lu, lu musti cari alasan sendiri! Gue ga mau tau! Peraturan kedua, lu cukup ngomong kalo mau jawab gue atau pas gue perintahin. Selain itu lu cukup diem aja. Ketiga, kalau suami lu udah berangkat kerja, lu musti gantiin gue ngebersihin halaman depan sama belakang rumah lu, sama rumah ini juga. kalau udah, lu langsung mandi trus lu datang laporan kekamar gue sambil bawain makanan yang enak! Trus lu mesti nyuapin gue! Oh iya, habis mandi lu ga usah pake baju lagi, sampe suami lu pulang, sebagai tuan lu gue kaga ngijinin lu pake baju apalagi celana! Lonte kaya lu ngga pantes pake baju! Paham! Nah… habis lu nyuapin gue lu bebas kalo gue ga ngasih tugas lu apa-apa. Dan satu lagi, semua alat komunikasi lu bakalan gue sita atau gue matiin. Selain itu kalu lu gue kasih sesuatu atau habis gue pake lu musti bilang terimakasih sambil tersenyum tulus sama gue. Kalau lu nglanggar satu aja dari semua aturan itu, gue bakalan hukum lu ampe lu nangis-nangis minta ampun! gue bakalan siksa lu abis-abisan, ngerti!!”.
“saya paham tuan” jawab Angel datar.
Ia benar-benar tak percaya dengan semua aturan itu, bahkan tahanan di penjara pun mendapatkan yang lebih baik dari itu. Dia benar-benar takut. Pikirannya kalut. Dia harus memikirkan cara untuk bisa lepas dari siksaan ini pikirnya. Harus!
“nah sekarang, kerjakan tugas pertama lu sono!” hahahaha” bentak pak Empet sambil menendang pantat Angel.
Angel pun dengan patuh mulai mematuhi aturan baru di rumahnya selama suaminya tidak ada itu. Dia menuju kebun dan mulai membersihkannya. Dia membersihkannya dengan perasaan yang berat, bukan pekerjaannya yang membuatnya berat, dia memang sudah terbiasa membersihkan halaman rumahnya sendiri. Tapi kali ini dia melakukannya karena perintah, dan perintah itu datangnya dari pembantunya sendiri yang dibayarnya untuk melakukan itu! Justru kini pembantu itu malah bebas menggunakan fasilitas rumahnya sementara ia menggantikannya bekerja! Dia sungguh merasa terpukul dan terhina dengan perlakuan pak Empet. Kini seolah sebagai seorang majikan, ia tak punya harga diri lagi di depan pembantunya yang kini berubah menjadi tuannya itu. Bahkan dengan segala kekayaannya, ia tak mampu lagi menggunakan uangnya dengan bebas, ia harus menyerahkan semuanya termasuk kartu kreditnya kepada pak Empet dan meminta ijin kepadanya jika ingin membeli sesuatu. Sementara itu di dalam rumah, pak Empet masuk ke kamar Angel. Dia mencari lalu kemudian mengambil ketiga handheld/HP kesayangan Angel serta laptop pribadi dan tabletnya.hal itu dilakukannya untuk membatasi budak kesayangannya dalam berkomunikasi dengan orang lain. Kebetulan ketiga handheldnya adalah Android. Samsung galaxy S2, Nexus prime, dan HTC. Sedangkan tabletnya adalah Galaxy TAB (:D). dia akan menyita itu semua dan mengembalikannya jika suaminya sudah pulang. Akhirnya Angel menyelesaikan semua pekerjaannya. Dia lalu mandi seperti apa yang diperintahkan pak Empet kepadanya. Dia menggosok tubuhnya sebersih-bersihnya dengan seluruh badan bergetar ketakutan. Karna itu artinya sebentar lagi ia harus berhadapan dengan bandot tua itu lagi. Membayangkan nya saja sudah membuatnya bergetar ketakutan begitu. Setelah mengeringkan tubuh nya ia lalu menuju dapur menyiapkan makanan untuk pak Empet, tuannya.
“Cinta satu malam ohh nikmatnya.. cinta satu nanananaanananaaaa….”
pak Empet dengan riang gembira terus bernyanyi di dalam kamarnya sambil tiduran. Dia sudah menelanjangi dirinya sendiri sambil menunggu kedatangan Angel. penisnya berdiri mengacung tegak saat sedang membayangkan siksaan-siksaan yang ia bisa lakukan dengan bebas sesuka hati pada tubuh indah milik Angel. Tiba-tiba datang suara ketukan dari pintu kamarnya.
“tok..tok..tok..” , permisi tuan, bolehkah budak ini masuk”.
Terdengar suara Angel dari balik pintu kamarnya. Angel sendiri berkata seperti itu untuk mematuhi perintah pak Empet, ia sangat takut dengan ancaman pak Empet sehingga ia tak mempedulikan harga dirinya lagi.
“baiklah, silahkan masuk lonteku tersayang hahahaha” jawab pak Empet sambil tertawa dari dalam kamar.
Suara itu sungguh memuakan bagi telinga Angel. Angel kemudian masuk sambil membawa baki. Di atas baki itu ada beberapa roti tawar, selai coklat, buah apel dan segelas susu hangat. Pak Empet lalu bangun dan duduk di ranjang menyambut kedatangan Angel. Dia menarik nafas dalam-dalam menghirup aroma tubuh wangi Angel yang menggairahkan nafsunya dan sedikit mengubah suasana kamar itu menjadi lebih segar berkat wangi tubuh Angel.
“sini, letakan itu disini trus lu suapin gue. cepet ga pake lama!” perintah pak Empet sambil menunjuk meja yang ada di samping ranjangnya.
Kamar pak Empet yang gelap dan apek membuat Angel bergidik. Tapi syukurlah wangi dari tubuhnya sendiri bisa sedikit menenangkannya. Dengan ragu-ragu Angel meletakan baki itu di meja, diambilnya sebuah roti tawar lalu mengolesinya dengan selai coklat ke seluruh permukaan rotinya lalu menyuapkannya pada pak Empet yang sedang duduk di depannya.
“ini tuan, silahkan” kata Angel sambil menyuapkan roti itu pada pak Empet dengan sesopan mungkin.
Dengan rakus mulut pak Empet langsung menggapai roti itu dan menghabiskannya. Tangannya tak diam saja, diraihnya sepasang bongkahan pantat kenyal milik majikannya itu dan meremasnya dengan gemas. “aahhh..ahhh” Angel mengerang pelan.
Dia mencoba sekuat tenaga menahan gejolak birahinya yang mulai muncul akibat remasan dan belaian pada bokong dan pahanya. Ia juga berusaha setegar mungkin untuk menahan air matanya agar tidak meleleh keluar dari bola matanya. Dia harus kuat!
“ahh nikmatnya pagi-pagi gini udah disuapin sama bidadari” kata pak Empet setelah menghabiskan potongan terakhir roti tawar yang dibawa Angel sambil terus meremasi pantatnya. Angel melanjutkan tugasnya, ia mengambil segelas susu hangat disampingnya lalu meminumkannya kepada pak Empet. Slurphh.. slurpphhh.. pak Empet dengan cepat meneguk lalu menghabiskannya.
“Sayang sekali, seharusnya saat ini gue meminum susu perahan langsung dari dada lu. Tapi sepertinya gue harus bersabar untuk itu. Mungkin sebagai gantinya, lu bisa gantiin dulu pake cairan memek lu kali ya. rasanya juaga ga kalah seger kok! Hahahahaha”. Kata pak Empet melecehkan.
Pak Empet lalu mengambil apel merah yang ada di sampingnya, lalu dengan tangan kekarnya ia memecah dan menghancurkan apel itu menjadi bagian-bagian berukuran kecil kemudian menjatuhkannya ke lantai lalu meludahinya.
“aku sudah kenyang, itu untukmu. Ayo habiskan. Pake mulut” suruh pak Empet dengan datar.
Matanya melotot ke arah Angel. Angel tergagap melihat pandangan mata yang mengancam itu, lalu dengan terpaksa ia duduk kelantai kemudian menundukan kepalanya seperti seekor ayam yang sedang mencocol makanannya dari lantai, ia menjilatinya lalu menelannya sampe habis. Meskipun apel itu memiliki rasa yang enak dan berkualitas tinggi, tapi Angel merasa ingin muntah saat mengunyahnya. Ia benar-benar merasa jijik dengan ludah pak Empet yang disemburkan di atas apel itu. ditambah tadi ia sempat mencium bau busuk aroma mulut pak Empet yang terpancar dari bau ludah itu. Sekali lagi ia berusaha sekuat tenaga menahan tangis. Hatinya mencoba tegar dan bersabar berharap mimpi buruk ini akan segera berakhir. Angel telah menyelesaikan makanannya.
“terimakasih tuan atas makanannya” ucap Angel sambil tersenyum hambar.
“eeaaaahhhhhhhh… sakiiiiiiiiitttttt! Ampuunnn tuan… hentikannnnnn..” teriak Angel saat tiba-tiba pria tua itu memelintir putting susunya dengan sangat keras sehingga membuat tubuhnya melenting. Tak hanya itu, pak Empet juga menjambak rambutnya ke samping dengan kuat.
“lu emang lonte gatau diri ya! Bilang makasih itu nadanya yang enak! Senyumnya juga harus tulus! Lu mau gue rontokin gigi lu! ulangin!”
Sekuat apapun Angel berusaha menahannya, akhirnya air matanya pun meleleh keluar juga. Ia tak sanggup menahan perih yang begitu dalam di tubuh dan hatinya diperlakukan sedemikian rendahnya seperti sekarang ini.
“tolong hentikan, maafkan kebodohan budak hina ini tuan.. ampun..saya mohon ampuni saya..” pinta Angel dengan penuh pengharapan.
Akhirnya pak Empet bersedia melepaskan plintiran dan jambakannya.
“sekarang cepet ulangin!””ga usah pake nangis sgala! ATURAN BARU! Dilarang nangis! Kalu sampai lu nangis lagi, gue cabut puting lu dari susu lu!! Buruan!!
Dengan perasaan sangat sangat terpaksa, Angel akhirnya bersedia melakukannya. Ia melakukannnya.
“terimakasih tuanku!”
ucap Angel dengan penuh semangat dan senyum gembira dengan mata menyipit sama seperti seolah ekspresi seseorang yang sangat gembira ketika mendapatkan sebuah hadiah.
“sama-sama, lonteku” balas pak Empet sambil tertawa terbahak merendahkan. “sekarang aku akan memberikanmu sebuah hadiah” kata pak Empet sambil meneluarkan sesuatu dari laci mejanya.
Angel terdiam. Ia penasaran sambil membayangkan apa yang dimaksud dengan hadiah oleh pak Empet barusan. Pasti sesuatu yang buruk, gerutunya dalam hati. Ternyata benar, benda itu adalah sebuah kalung anjing berwarna hitam lengkap dengan rantai kecilnya yang berukuran sekitar 5 meteran.
“oh my god…” batin Angel saat melihat kalung anjing itu. Seketika itu mentalnya langsung runtuh. Dia benar-benar diperlakukan seperti budak murahan. Entah sampai kapan ia akan mampu bertahan melewati semua cobaan berat ini.
“mana leher lu, gue pakein.” Kata pak Empet.
Angel lalu mendekatkan kepalanya dengan tangan pak Empet. Cara memakai kalung itu kurang lebih sama seperti memakai sebuah sabuk. Di salah satu ujungnya terdapat semacam slot lubang. Setelah dilingkarkan di lehernya, tinggal memasukan bagian ujung satunya kearah slot itu lalu menariknya hingga terasa pas. Lalu slot itu otomatis akan mengunci posisi kalung itu. Tapi dengan sengaja pak Empet malah menarik ujung kalung itu dengan dilebihkan sedikit dari ukuran pas leher Angel sehingga membuat tenggorokan Angel terasa sesak. Ia terbatuk-batuk karna sesak di tenggorokannya. Angel ingin berontak, ia ingin meminta belas kasihan pak Empet untuk sedikit merenggangkan kalungnya. Tapi ia tau itu tak akan ada gunanya. Justru mungkin pak Empet akan semakin mengencangkan kalungnya atau memukulinya karena berusaha memprotesnya. Akhirnya ia hanya pasrah. Tak peduli seberapa tersiksanya dirinya kini ataupun nanti dia hanya bisa pasrah. Ia sungguh membenci takdir nya kini. Menjadi budak seks pria tua jahanam seperti pak Empet. Sejenak dia berharap untuk tidak pernah dilahirkan. Sungguh malangnya nasib gadis itu.
“Ahhh…!’ Angel teringat sesuatu! Ya! Dia ingat bahwa ia harus mengucapkan terimakasih dengan penuh ketulusan kepada pak Empet tiap kali pak Empet memberinya sesuatu atau seusai berhubungan intim sesuai peraturannya. Atau lebih tepatnya saat pak Empet selesai memperkosanya.
“terima kasih tuan, saya merasa terhormat memakai kalung pemberian dari tuan”
kembali Angel mengucapkan itu dengan senyum penuh ketulusan seolah hatinya seperti sedang berbunga-bunga sehabis mendapatkan hadiah spesial dari seseorang yang dicintainya.
“nah gitu kan enak kalau udah jadi kesadaran diri sendiri.. sama-sama enak kan.. hahahaa, iya sama-sama moy.. lu jadi tambah cantik deh kalo pake ini..”.”nah sekarang lu mesti pake ini juga.. sini mana tangan lu ke belakangin!” kata pak Empet sambil berpindah ke arah punngung Angel.
Angel menurutinya dan meletakan kedua tangannya kebelakang pinggulnya. Ternyata benda yang akan dipakaikan pada kedua tangan Angel adalah sebuah borgol! Entah darimana ia mendapatkannya. Tapi yang jelas borgol itu membuat Angel semakin bergidik. Jika kedua tangannya diborgol ke belakang itu artinya pak Empet akan lebih leluasa lagi mengerjai tubuhnya! Dia hanya bisa berharap pak Empet masih punya sedikit belas kasihan padanya dan juga mempunyai kunci untuk membuka borgolnya itu. “klik” bunyi borgol itu ketika kedua ujungnya dikatupkan. Kini lengkaplah sudah penderitaan Angel, sebuah kalung anjing melekat pada leher nya sementara kedua tangannya terborgol ke belakang. Kini ia sudah benar-benar tak berdaya. Pak Empet bisa mengerjai tubuhnya sepuas hati dalam kondisi tak berdaya seperti itu. Angel ingin menangis, ia ingin berteriak sekencang mungkin untuk mengekspresikan rasa sakit hatinya itu. Tapi karena ancaman pak Empet soal ‘aturan’ barunya membuat Angel berusaha sekuat mungkin agar tidak menangis lagi. Paling tidak, tidak di depan bandot jahanam ini.
“ayo sekarang ikut aku!” kata pak Empet datar sambil menarik rantai kalung Angel.
Angel lalu mengikuti langkah pembantu bejatnya tersebut keluar kamar. Tibalah mereka berdua di salah satu kamar mandi di rumah mewah tersebut. Pak Empet membawa Angel ke toilet lalu duduk di atas dudukan closet yang ada di sana.
“duduk sini depan selangkang gue, isepin kontol gue!”
“ta.. taa…” Angel hendak melawan.
Tapi lalu ia mengurungkan niatnya mengingat apa yang akan terjadi padanya jika ia melakukan itu. Angel kini duduk bersimpuh di lantai kamar mandinya. Di depannya terpampang penis hitam kekar yang sudah sedari tadi mengacung tegak menantang nya
“woi buruan isepin kontol gue moy!” betak Empet sambil menarik-narik rantai kalung Angel.
Akhirnya dengan sangat sangat terpaksa Angel menuruti perintah tuannya.
“iya tuan” jawab gadis itu lirih.
Ia mulai menjilati seluruh permukaan batanng penis Empet. Lalu setelah itu ia memasukan penis itu ke dalam mulut mungilnya. Terasa sesak. Penis itu terasa sesak di mulutnya. Ditambah bau amis selangkangannya membuatnya hampir muntah. Dia menyervis penis tuannya dengan sebaik mungkin. Ia menggerakan wajahnya sendiri naik-turun sambil lidahnya terus menjilati penis hitam itu dari dalam, terkadang ia juga menghisap penis itu sekuat tenaga sehingga membuat pemiliknya merem-melek keenakan. Kelembutan mulut dan lidah Angel membuat pak Empet gelagapan. Ia benar-benar puas bisa mengerjai majikannya itu habis-habisan sepuas hatinya. Dia berniat menjadikan Angel menjadi piaraan pribadinya yang akan selalu patuh dan tunduk padanya dan bisa dipakai kapan saja ia mau.
“oouuhhhhhh… ajiiibbbbbbbbbb.. terus moy.. isepan lu mantep bener dah.. udah bakat lonte dari orok kali ya.. bwahahahahahaha..” tawa pak Empet.
pak Empet terus meneracau tak jelas menikmati isapan mulut Angel pada penisnya. Sementara Angel sendiri makin tersiksa dengan bau tak sedap dari selangkangan pak Empet. Kuluman dan isapan Angel membuatnya mendesah kenikmatan. Meskipun hanya dioral, itu tetap bisa membuat pak Empet kelojotan nikmat seolah melayang tinggi ke langit teratas. Rasanya benar-benar nikmat sampai akhirnya.. ‘crrooottttt….!’ Sperma kental amis pak Empet menyembur kencang ke arah tenggorokan Angel. Angel langsung tersedak dan menarik wajahnya dari selangkangan pak Empet begitu merasakan cairan kental itu mengalir melewati tenggorokannya. Cairan itu terasa amat menjijikan di dalam mulutnya. Dia hampir muntah.
“bersihin! Jilatin kontol gue sampe bersih lagi, trus lu telen tuh pejunya! Buruan!” bentak pak Empet sambil matanya melotot ke arah Angel.
Angel ragu, ia menatap penis yang belepotan sperma amis dan ludahnya dengan ekspresi ketakutan. Ia tak sanggup melakukan ini.. terlalu menjijikan.. Tapi akhirnya, setelah mempertimbangkan akibatnya jika ia tak melakukannya, ia akhirnya menurut juga. bibirnya mulai terbuka dan lidahnya menjulur dan menjilati seluruh permukaan penis hitam yang belepotan sperma dan bekas ludahnya. Lalu setelah itu ia mengulumnya kemudian menghisap penis itu kuat-kuat untuk menyedoti sisa-sisa sperma yang tertinggal di sana lalu menelannya.
“eennggmmhhhff…” Angel tersedak hampir muntah saat menelan cairan kental amis itu namun ia berusaha sekuat mungkin untuk menahan perasaan jijiknya. Ia terus menyedot dan menelan sisa sperma pak Empet sampai benar-benar habis tak berbekas.
“uuuhhhhhh…. rasanya seperti kotoran babi”, umpatnya dalam hati. ‘uuhuuk..uhuuukk..uhhuukkk” suara Angel terbatuk saat pak Empet menarik penisnya dari dalam mulutnya.
“lumayanlah servis lu untuk ukuran lonte murahan kaya elu, kontol gue ampe lu peres gini pejunya… kalo masih kurang gapapa kok kalo lu mau nambah lagi ntar.. hahahahaha.. ayo keluar!” kata pak Empet sambil menarik rantainya membuat kepala Angel langsung terdorong ke depan.
Rasa amis dari sperma itu masih terasa di lidah Angel. Ia ingin meminta pak Empet untuk membiarkannya berkumur sebentar untuk membersihkan mulutnya dari sisa-sisa sperma pak Empet. Tapi ia lalu mengurungkan niatnya itu karna teringat soal peraturan pak Empet bahwa dia hanya boleh berbicara hanya jika pak Empet memerintahkannya. Dia terpaksa menahan rasa amis itu dalam mulutnya. Ia terus mencoba membayangkan bahwa yang berada di dalam mulutnya kini bukanlah sperma amis, melainkan ice cream atau apapun itu asalkan bukan sperma busuk pembantunya. Angel merasa harga dirinya benar terinjak-injak sampai hancur lebur membiarkan dirinya diperlakukan serendah ini. hatinya benar-benar sakit. Jika saja ia punya sedikit keberanian mungkin dia akan berusaha untuk membunuh pria tua yang ada di depannya kini. Tapi ia tidak bisa.. pria tua itu telah meluluhlantahkan semua sisa keberanian Angel dengan perbuatan kejinya. Memperlakukannya seperti budak rendahan. Ia juga tak mau terjadi apa-apa dengan suami dan keluarganya jika ia berusaha untuk berbuat macam-macam dengan pak Empet.
Dia begitu mencintai suami mereka. Ia tak akan rela jika orang yang disayanginya harus menanggung akibat dari perbuatannya. Oleh karena itu ia lebih memilih untuk menguatkan diri menerima semua ini. ia rela berkorban demi orang yang dicintainya. Yaa.. ia rela bahkan jika itu artinya ia harus menjadi budak pak Empet dan disiksa fisik dan jiwanya. Ia memilih untuk bersabar, ia yakin suatu saat nanti pasti ia akan berhasil lepas sepenuhnya dari genggaman pria busuk itu dan kemudian mungkin dia akan membalasnya. Yaa.. dia harus bersabar. Pak Empet membawa Angel menuju ke ruang tamu. Angel masih bingung apalagi yang akan dilakukan maniak ini pada dirinya. Apalagi sekarang mereka berada di ruang tamu.
“cepet lu naik ke meja, terus lu nungging!” perintah pak Empet.
“baik tuan” jawab Angel sambil menaiki meja kaca yang berada di ruang tamunya.
Seperti yang diperintahkan pak Empet kepadanya ia lalu menungging. Kepalanya tertunduk tapi masih mengantung. Pak Empet mendekati Angel lalu…
“hiiiyaaahhhhhhhhh..!” teriak Angel.
Terasa amat perih dibagian anusnya. Ia merasa ada benda yang memaksa memasuki liang anusnya. Benda itu adalah jari pak Empet.
“buyeett dah sempit amat silit lu, wah cocok nih buat ngangetin kontol gue.. hahahhaha..” kata pak Empet.
Apa! Angel terbelalak, tak pernah terpikirkan lelaki tua itu akan melakukan itu padanya. Tubuhnya bergetar. Ia sangat ketakutan. Vaginanya saja yang lubangnya lebih lebar sakitnya setengah mati saat dijejali penis raksasa pak Empet, apalagi anusnya! Tidak bisa.. ia tak boleh membiarkan itu terjadi!
“maaf saya berbicara tuan, tolong jangan di situ. Penis tuan saja terlalu besar untuk vagina saya apalagi untuk anus saya. Saya mohon ampuni budak kotor ini tuan.. please jangan…. Saya takut..” kata Angel ketakutan sambil wajahnya memelas menengok ke belakang.
“sakit? Emang itu urusan gue apa? Lu yang sakit ngapain gue yang repot.. gue kemaren udeh bilang kan.. lu cukup ngomong kalo gue minta!! Selain itu lu cukup diem!!” Bentak pak Empet yang terlihat murka.
Angel semakin ketakutan. Tubuhnya semakin bergetar. “makan nih!!” teriak pak Empet sambil menyodokan jarinya ke dalam anus Angel dengan keras.
“aaaauuuuuuuwwwgghh..!” pekik Angel kesakitan.
Rasanya sakit sekali. Air matanya hampir meleleh turun menerima perlakuan asusila tersebut. Tapi sekuat tenaga ia menahannya agar tidak melanggar peraturan lebih dari ini. pak Empet dengan brutal mengeluar masukan jarinya di anus Angel. ia juga memutar-mutarkan jarinya disana untuk melebarkan anus Angel. sementara itu Angel terus memekik kesakitan menerima serangan itu. Ia menggoyang-nggoyangkan pantatnya untuk mengurangi efek sisksaan jari pak Empet pada anusnya. Meja itu sedikit berguncang menjadi saksi bisu kekejaman pak Empet menyiksa “pemiliknya”. Pak Empet mencabut jarinya. Lalu ia mengarahkan penisnya tepat di depan lubang anus Angel. kedua tangannya meraih bongkahan pantat Angel lalu menariknya mundur mendekatkannya pada penis besar pak Empet yang sepertinya sudah siap untuk mengoyak-oyak anus majikannya. Ia mulai dengan memasukan ujung penis nya. Jari-jarinya membantu merenggangkan lubang sempit itu. Sementara Angel terus meronta sehingga membuat mejanya terguncang. Pak Empet memasukan masing-masing ujung jari telunjuknya ke dalam sisi kanan dan kiri anus Angel. ia lalu menariknya masing-masing ke kanan dan ke kiri untuk merenggangkannya.
“aaaaaahhgghhhhhhh…!” jerit Angel tertahan. Kemudian pak Empet mendorongkan ujung penisnya dengan sekuat tenaga ke dalam anus Angel sampai akhirnya jleebb! ujung penis pak Empet berhasil memasuki lubang sempit itu. Setelah itu dengan seluruh kekuatannya ia mendorong penis nya terus masuk ke dalam anus Angel sambil kedua jarinya masih tetap berusaha merenggangkannya. “oooghhhhhhh..!!” pak Empet berhasil memasukan seluruh batang penisnya dalam anus Angel! nafasnya terengah-engah. Ia mendiamkan penisnya di dalam lubang itu untuk beberapa saat sambil menikmati kesempitan lubang tersebut.
“aaaaaaarrrggggrhhhhh…!!! Sakiitttt..!!! jerit Angel dengan ekspresi wajah yang menyedihkan.
Otot-otot pada wajahnya mulai terlihat seolah menggambarkan betapa usahanya mati-matian untuk menahan rasa sakitnya yang luar biasa pada anusnya. Ia sampai menggeram. Tak tertahankan lagi, air matanya mengalir deras tanpa mampu ia menahannya. Ia tak peduli lagi soal aturan. Rasa sakit itu benar-benar menyiksa anusnya yang menjalar ke seluruh tubuhnya dan menyiksanya. Ia terus meronta, kepalanya yang mulai memerah menahan sakit menggeleng kesana-kemari. Ingin rasanya meremas sesuatu untuk membantunya menahan rasa sakit itu tapi tidak bisa karena pria tua bejat itu telah memborgol kedua tangannya ke belakang punggungnya. Akhirnya ia hanya bisa mengepalkan kedua tangannya yang terborgol ke belakang. Ia lalu menangis sejadi-jadinya.
“sakit ya? Wah kasian.. nih gue tambahin mampus lu!” teriak pak Empet sambil mengeluarkan penisnya lalu memasukannya lagi.
Sempitnya lubang anus Angel membuat pak Empet kesulitan saat mendorong penisnya untuk lebih ke dalam lagi.
“ouuuhhhhhhhh.. mmmmmmffff…. Aaarghhhhhhh…!! Sakiitttttttttt…!!!!!” Angel terus meneracau kesakitan sementara pak Empet terus berusaha menggenjot anusnya.
Pak Empet sungguh berusaha keras. Sampai akhirnya ia berhasil. Kini penisnya dapat dengan leluasa keluar masuk lubang anus majikannya yang kini sudah menjadi budaknya tersebut. Ia mulai menggenjotnya dengan perlahan. Ia menikmati betul gesekan kulit penisnya dengan kulit bagian dalam anus hangat Angel. pak Empet meraih rantai kalung Angel lalu menariknya keras membuat kepala Angel mendongak ke atas. Jeritan-jeritan Angel terus menggema memenuhi ruangan tersebut. Gerakan pak Empet semakin lama semakin cepat. Semakin besar pula kenikmatan yang didapatkan oleh pak Empet berkat itu. Tapi disisi lain, setiap detiknya justru anus Angel terasa makin perih dan makin perih! Anusnya terasa panas akibat rasa sakit yang ditimbulkan gesekan penis pak Empet pada kulit dalam anusnya. Meja tempat tempat Angel bertumpu pun ikut berderak kencang. Tubuh Angel terpental-pental seiring sodokan penis pak Empet yang semakin kencang, sementara wajahnya terus mendongak dan mulutnya tak henti-hentinya mengeluarkan jeritan dan rengekan. Pipinya basah karna air matanya tak henti-hentinya terus mengalir.
“oh my god” jerit Angel lemas.
Sementara pak Empet masih asyik menggenjoti anusnya sambil tertawa lepas dan terus mengatai Angel dengan kata-kata kotor kampungan. 30 menit berlalu.. dan pak Empet masih terus menggenjoti anus majikannya dengan buas. Sementara Angel kini semakin lemas. Dia hampir pingsan. Hanya sesekali saja terdengar jeritan keras dari bibirnya. Hanya suara-suara rengekan kecil saja yang keluar dari bibirnya kini. Ia sama sekali tak merasakan kenikmatan apapun dari posisi itu melainkan hanya rasa perih luar biasa. Pak Empet melenguh kenikmatan. Wajahnya terdongak ke atas sambil melolong-lolong kenikmatan saat ia menggenjoti anus majikannya tampa ampun. Ia mempercepat sodokannya, semakin cepat, semakin cepat.. sangat cepat dan akhirnya..
“oooooouuuunnnggkkhhhhhhh..!!” pak Empet melolong nikmat sambil menyemburkan seluruh spermanya di dalam anus Angel, terlalu banyak bahkan.. “hhoohh… hhoohhhkkhh.. hhokkhhkhh…” suara pak Empet ngos-ngosan.
Ia mencabut penisnya lalu mendorong tubuh Angel. tubuh Angel yang sudah sangat lemah itu langsung ambruk ke lantai dengan keras. Nafas Angel tersengal-sengal sedang tatapannya kosong. Sepertinya pak Empet menyiksanya terlalu berlebihan. Pak Empet tau kalau Angel sudah tidak mampu berdiri lagi, ia lalu menghampiri tubuh Angel dan berjongkok di depan wajahnya.
“ayo bilang apa kalau abis digenjot?!” kata pak Empet dengan nada merendahkan sambil cekikikan.
Senyum licik tersungging di wajahnya melihat korbannya lemas tak berdaya. Dengan sisa-sisa tenaganya Angel berusaha mengucapkannya dengan ekspresi wajah sebaik mungkin.
“terima kasih tuan atas genjotannya” kata Angel lirih sambil tersenyum tulus seperti sebelumnya.
Matanya lalu terpejam. Tubuhnya sangat lemah. Sesaat kemudian semuanya menjadi gelap. Dia pingsan.
“buahahahahahaaaa…!” mampus lu!” kata pak Empet sambil tertawa terbahak penuh kemenangan.
Dia merasa sangat sangat puas kini di bawahnya tergolek sesosok tubuh mulus bidadari muda yang pingsan akibat sodokan penisnya pada anus bidadari tersebut. Ia sangat bangga atas ‘prestasi’nya yang berhasil menghabisi bidadari cantik tersebut dengan menggunakan keperkasaan penisnya. Mungkin selama ini dialah satu-satunya orang yang mewakili golongan rendahan yang berhasil melakukan ini pada seorang bidadari secantik Angel. dia sungguh amat puas. Semua orang dari golonganku harus tau soal ini, batinnya sambil tersenyum licik. Dia lalu membopong tubuh Angel dan membawanya ke sebuah ruangan.
“aahhh..” desis Angel lirih. Ia telah terbangun setelah beberapa jam pingsan. Dia mencoba mengedip-ngedipkan matanya untuk mendapatkan pandangan yang lebih jelas. Ternyata dia berada di dalam kamar pak Empet dengan keadaan tangan masih terborgol ke belakang. Anus dan selangkangannya masih terasa sangat ngilu, terutama pada bagian anusnya. Ujung rantai kalungnya terkunci dengan tembok di samping ranjang pak Empet. Di tembok itu terdapat semacam lingkaran kecil berukuran sebesar lingkaran yang bisa dibuat jari telunjuk dan jempol jika disatukan masing-masing ujungnya yang terbuat dari besi. Ujung rantai itu dikaitkan disana, pada pengait tersebut terdapat putaran-putaran yang bertuliskan angka dari o sampai 9. Untuk membukanya harus memutar sesuai kode kuncinya. Terdapat 4 baris besi putaran. Yang artinya terdapat 4 digit kode untuk membukanya. Bentuk pengait itu seperti huruf O kotak. Di bagian samping kananya terdapat semacam tabung kecil tempat kedua ujung pengait itu bertemu di baliknya. Di tabung itu ada 4 bagian yang menonjol yang bertuliskan angka-angka urut dari 0 sampai 9. Pengait itu berbentuk seperti O kotak seperti ini, hanya jika pengait itu dalam kondisi terkunci. Sedangkan jika dibuka maka akan terlihat seperti huruf C seperti ini.
Terdengar suara pintu kamar itu terbuka. Terlihat pak Empet memasuki ruangan tersebut sambil membawa piring berisi air yang berbentuk seperti piring yang biasa dipakai anjing atau kucing untuk minum. Di bagian piring itu bertuliskan kata “AMOY” . pak Empet menulisnya sendiri dengan menggunakan spidol permanent. Ia lalu meletakan piring anjing itu di lantai.
“ini, lu haus kan.. minum tuh” kata pak Empet sambil cekikian.
Angel tau benar apa maksud perlakuan pak Empet tersebut. Kebetulan ia juga sangat haus. Angel lalu menundukan kepalanya untuk meminum air tersebut. Tapi pak Empet mencegahnya,
“tunggu dulu” kata pak Empet sambil mengambil sesuatu dari laci mejanya.
Terlihat jelas itu adalah bungkus obat-obatan dengan 3 jenis yang berbeda. Pak Empet lalu membuka masing-masing satu dari ketiga jenis obat-obatan itu.
“ini, minum obat-obat ini. yang ini untuk biar memek lu tetep rapet meskipun gue sodokin pake kontol jumbo gue tiap hari. cewe kaya lu pasti pake semacam sabun khusus memek buat ngencengin memek lu di kamar mandi lu kan.” Angel mengangguk mengiyakan”. Nah bagus, sabun lu pasti mahal.. kualitasnya juga pasti bagus! Sabun mahal lu lu ditambah obat ini pasti manteb! Bisa-bisa memek lu balik kaya perawan lagi tiap selesei gue sodok hahahahaha, kata pak Empet menerangkan dengan penuh semangat. Terus yang ini, yang paling muahal, ini bisa bikin susu lu ngeluarin susu kalo gua kenyot tanpa lu musti hamil duluan. Kata pak Empet cekikikan. Ia membayangkan nanti jika obat itu sudah berhasil maka ia bisa memerah susu Angel langsung dari sumbernya setiap paginya.”
“Hah!” Angel terbelalak.
Dia memang pernah mendengar tentang obat itu, tapi dia tak pernah percaya padanya, selain itu ia sempat dengar bahwa obat itu memang cukup mahal. Entah dari mana pria tua itu mendapatkannya ia tidak tau, tapi satu hal yang ia tau, si tua bangka itu pasti membelinya dengan uangnya. Kalau tidak, dari mana lagi dia mendapatkan uang untuk membeli obat mahal seperti itu. Dan sekarang dia sendiri harus meminum obat itu demi untuk memuaskan pak Empet kelak. Tubuhnya sendiri yang akan menjadi bahan percobaan untuk membuktikan apakah obat itu bekerja atau tidak. Dia membayangkan jika obat itu bekerja dan suatu saat nanti ia bercinta dengan suaminya dan keluar susu saat suaminya mengenyot dadanya, entah apa yang harus ia katakan, mungkin ia harus jujur, tapi dia bisa bilang bahwa dia meminum obat itu untuk memuaskannya. Ya! Itu mungkin jawaban terbaik jika hari itu tiba. Batin Angel gelisah.
“terus yang ini juga musti lu minum, tapi fungsinya rahasia! Lu ga perlu tau! Cukup gue aja yang tau..ini lu telen langsung semuanya..!” kata pak Empet sambil menjejalkan ketiga obat itu dalam mulut Angel.
Obat-obat itu sangat pahit, reflek, Angel pun langsung menunduk dan mencucupi air yang ada di dalam piring anjing yang kini resmi menjadi piring makan barunya itu.
“bwuahahahaha” tawa pak Empet melihat Angel yang mencucupi seluruh air yang ada disana sambil menunduk layaknya anjing betina.
Obat ketiga yang dirahasiakan manfaatnya oleh pak Empet itu sebenarnya adalah obat anti hamil, pak Empet memberikan obat itu karena ia tak ingin melihat Angel hamil dalam waktu yang cukup lama. Ia tak ingin tubuh Angel berubah melar saat hamil dan tak menggairahkannya lagi. ia ingin terus menikmati keindahan tubuh Angel saat masih bagus seperti sekarang ini sampai bosan. Oleh karena itu ia merahasiakannya dari Angel.
“jangan lupa, lu musti minum ketiga obat tadi sehari dua kali..”kata pak Empet menerangkan. “oh iya, tadi suami lu pulang bentar. Mau ambil beberapa berkas sama baju katanya. dia mau keluar negeri buat ngurusin proyek perusahaan selama seminggu, dan dia bilang selama itu juga gua musti jagain lu baik-baik.. hahahahaha.. dia sempet nanyain lu juga tadi. Trus gue bilang aja lu lagi keluar sama temen lu..hahaha..” kata pak Empet menjelaskan.
Mata Angel langsung redup mendengar hal itu. Artinya seminggu ke depan dirinya harus menjadi budak pak Empet. Belum lagi kalau ternyata pekerjaan suaminya belum tuntas dalam waktu seminggu dan harus mengundur waktu beberapa hari lagi untuk pulang. Dia benar-benar pasrah. Dia tak berdaya menghadapi semua cobaan berat ini. Pak Empet turun dari ranjangnya, diraihnya pantat Angel dan ditarik ke arah selangkangan pak Empet. Lalu kemudian memaksakan penisnya memasuki lubang anus Angel. Angel terbelalak, dia bergidik ketakutan. Dia teringat rasa sakit luar biasa yang ditimbulkan oleh pak Empet tadi pagi saat menggenjoti anusnya. Ditambah lagi saat ini anusnya pun masih terasa sangat ngilu akibat perbuatan bejat pak Empet tadi pagi. Kepalanya menggeleng-nggeleng ke kanan-ke kiri.
“hyaaaahhhhhhhh..!!” jerit Angel saat pak Empet telah berhasil memasukan penisnya dalam lubang anusnya setelah bersusah payah berusaha memasukannya.
Air mata Angel kembali mengalir. Bagian anusnya terasa sungguh amat perih dan panas saat pria tua itu mulai menggenjotnya. Gerakan penetrasi pak Empet benar-benar buas seolah sedang berusaha mengoyak anus Angel dengan penisnya. hari itupun terasa sangat panjang bagi Angel. pak Empet terus saja mengerjai anus dan vagina Angel tanpa ampun sepanjang hari hingga membuatnya tak bisa berdiri lagi. Selangkangan Angel benar-benar terasa seperti habis disayat-sayat. Terasa amat perih ketika dia berusaha menggerakan kakinya sedikit saja. Air matanya meleleh keluar tak tertahankan lagi. dia terus merengek kesakitan sepanjang hari. Tubuhnya benar-benar lemas. Meski pak Empet tadi sempat memberikannya semangkuk bubur. dan tentu saja Angel harus memakan bubur itu dengan gaya seperti anjing seperti saat pak Empet menyuruhnya minum dengan piring anjing tadi siang. Pak Empet benar-benar puas hari ini, dia telah mengoyak habis-habisan selangkangan bidadari cantik itu hingga tak bisa berjalan lagi. dia akhirnya tertidur pulas dikamarnya dengan senyum kepuasan menyungging di wajahnya setelah seharian penuh menggenjot vagina dan anus majikannya. Sementara Angel tergolek lemah di bawah ranjangnya dengan kondisi berantakan. Terdapat bercak darah dan sperma di sekitar selangkangan dan pahanya. Rambutnya sudah acak-acakan dan daerah dadanya memerah karena terus dicubitin selama pak Empet menggenjotnya tadi. Sementara di sekitar wajah terutama bagian bibirnya terdapat bekas sperma pak Empet yang sudah mengering. Sementara itu lantai kamar pak Empet tempatnya menyiksa Angel tadi justru masih bersih. Tak ada noda apapun di sana. Karena memang Angel telah menghisap habis semua tetesan sperma pak Empet maupun cairan cintanya yang jatuh di sana ke dalam perutnya, tentu saja ia melakukannya atas perintah pak Empet. Malam semakin larut. Penderitaan Angel tak hanya berhenti sampai di sini. Masih ada hari esok dan seterusnya.. aahhh.. malangnya bidadari muda itu.
Bersambung....
By: Danii D’Layonta
Jumat, 16 Mei 2014
Karya Pengarang Lain
0 Response to Angel in Cage
Posting Komentar