CASTING:
CHRISSIE VANESSA SEBAGAI CHRISSIE VANESSA
TATJANA SAPHIRA SEBAGAI TATJANA SAPHIRA
DR JONATHAN CRANE SEBAGAI RICHARD ATMOSUROTO
DALAM
THE BLACK PIT
When his victim became his best partner in crime
CHRISSIE VANESSA SEBAGAI CHRISSIE VANESSA
TATJANA SAPHIRA SEBAGAI TATJANA SAPHIRA
DR JONATHAN CRANE SEBAGAI RICHARD ATMOSUROTO
DALAM
THE BLACK PIT
When his victim became his best partner in crime
SPECIAL THANKS TO ARZCRE, SHIBUYA, ANDRE DIAZ, FLAVUS BANANA, REDITYA
Disclaimer:
- Cerita ini adalah fiksi. Nama tokoh di dalamnya tidak ada kaitan dengan kenyataan sebenarnya.
- Tidak ada seorang artis pun yang dibahayakan dalam pembuatan cerita ini.
“Uuuuuhhh, aaaaaaahhh...” terdengar desahan seorang gadis muda. Sang gadis yang baru berumur delapan belas tahun itu merintih pelan. Pakaiannya sudah berserakan ke segala penjuru kamar.
Di atas tubuhnya seorang pria berusia awal tiga puluhan tahun sedang mengenjotnya. Pria itu mengirimkan sodokan-sodokan kuat ke vagina si gadis. Sesekali, mulutnya bergerak menjelajahi muka dan lehernya, meninggalkan bekas liur dan cupangan di tubuh sang gadis.
“Ouuuch.” sesekali si gadis merintih ketika si pria meraih buah dadanya dan meremasnya. Buah dada kenyal yang tidak terlalu besar namun pas dengan ukuran tubuh si gadis pun menjadi sasaran mainan sang pria. Tangan sang gadis bergerak ke balik punggung sang pria dan memeluk serta mengelusi kulit punggung sang pria.
“Aaaaah...hhh...” desah sang gadis ketika merasakan puting susunya disedot oleh mulut nakal sang pria. Tubuh sang gadis pun makin melengkung ke belakang seolah mengizinkan sang pria menikmati payudaranya. Jari-jari tangannya bergerak ke leher sang pria dan meremasi rambutnya.
Tak lama, bukan hanya hisapan yang didapat pada payudara gadis itu, tapi juga cupangan. Alhasil, bilur-bilur merah muda pun bertebaran di atas payudara sang gadis. Buah dadanya yang lain pun tidak luput dari jamahan sang pria, yang meremas-remasnya lembut seolah ingin memijatinya.
Sesekali bibir sang pria menciumi dan melumat bibir sang gadis. Lidahnya menaut lidah sang gadis, seolah menandai wilayah kekuasaannya. Seolah tak mau kalah, lidah sang gadis membalas tautan lidah sang pria.
Kembali sang pria menggenjot tubuh sang gadis semakin cepat karena menyadari bahwa sang gadis akan mendapat orgasmenya. Sang gadis pun menggerakkan pinggulnya menyambut genjotan sang pria pada lubang kemaluannya.
“Aaaaaaaaah.” desahan manja sang gadis terdengar sembari mendongakkan kepalanya ke belakang menyambut orgasmenya. Tubuhnya yang berhiaskan bilur-bilur merah bekas cupangan dan air liur sang pria pun Cairan cinta pun menyemprot dari dalam rahimnya menyiram penis sang pria. Tangannya yang halus itu menarik rambut sang pria. Sang pria yang menyadari hal itu pun segera menghentikan genjotannya dan bangkit dari tubuh sang gadis.
“Balik, Sayang!” perintah sang pria pelan namun tegas. “Iya, Oom...” jawab sang gadis sembari membalikkan tubuhnya dan memosisikan dirinya menungging dengan bokong menghadap sang pria.
Sang pria pun segera memosisikan tubuhnya di belakang tubuh sang gadis. “Auuuuh... hhhh...” erang sang gadis ketika penis sang pria kembali memasuki relung tubuhnya.
“Oh, oh, oh, oh...” lenguhan keluar ketika tubuhnya digenjot oleh sang pria. Sesekali pria itu meremas buah dadanya. Plak, plak, plak. Suara benturan antar kulit terdengar dari pangkal penis sang pria dengan bibir luar kemaluan sang gadis.
Sang pria memperlambat genjotannya dan mencondongkan tubuhnya. Dihirupnya bau keringat sang gadis yang telah membuatnya semakin bergairah. Dikecupnya dan dilumatnya telinga sang gadis, membuat tubuh sang gadis menggelinjang. Setelah itu, dirasakannya harum tengkuk sang gadis, yang kemudian diciumi dan dijilatinya.
Sang gadis yang mengerti pun segera meraih dagu sang pria. Disambutnya leher sang pria dengan mengalungkan lengannya melingkari leher sang pria dan dilumatnya bibir sang pria. Terasa manis di lidahnya.
Sambil berciuman, tangan sang pria menjalar ke arah kemaluan sang gadis. Diusapnya dan diremasnya klitoris sang gadis sehingga pemiliknya semakin mernding akibat tak kuat menahan nikmat.
Setelah melepas ciumannya, sang pria pun segera menegakkan tubuhnya dan mulai menggenjot sang gadis dengan lebih kuat. Sepertinya kali ini sang pria pun mengejar orgasmenya. Desahan, erangan, dan rintihan dari mulut mereka berdua pun pun terdengar semakin keras bagaikan bersahutan. Bibir kemaluan sang gadis pun terlipat dan tertarik mengikuti genjotan sang pria.
“Oooooouch” desah sang gadis saat mencapai orgasmenya. Rambut panjangnya yang bergelombang terhempas ke belakang. Matanya yang sayu itupun terbalik sampai hanya terlihat putihnya. Bersamaan dengan itupun sang pria menyodokkan penisnya sampai ke mulut rahim sang gadis dan menyemburkan cairan spermanya di sana.
“Oooogh...” desah sang gadis merasakan rahimnya disembur cairan sperma sang pria. Sang pria pun ambruk di atas tubuh sang gadis. Untunglah hari ini bukan puncak masa subur sang gadis.
“Nih, seratus juta.” sang pria mengirimkan bukti transfer kepada sang gadis muda. “Makasih, Oom Ricardo.” desahnya pelan karena lelah setelah digenjot sampai tiga kali orgasme oleh pria paruh baya itu. Masih untung aku dibayar, pikirnya. Air matanya perlahan meleleh di pipinya, merenungi nasib malangnya.
Sadar bahwa sang gadis yang telah digenjotnya sedang menangis, sang pria segera meraih wajah gadis itu dan menciuminya, lantas menghapus air matanya. Pria itu paham kalau dalam diri sang gadis sedang terjadi konflik. Sang gadis yang menjadi terbuai dalam pelukan sang pria hanya bisa diam saja dalam pelukannya.
Begitulah nasib seorang gadis bernama Chrissie Vanessa. Di luar sana dia adalah artis yang dipuja sedemikan banyak orang. Tapi di sini, di tempat yang disebut The Black Pit ini, dia adalah budak seks dari seorang pengusaha muda bernama Richard Atmosuroto.
*****
Semuanya berawal sejak tiga bulan sebelumnya. Tepat di hari ulang tahunnya yang kedelapan belas, Chrissie menerima sebuah paket berisi sebuah thumb drive dan sepucuk surat. Ketika ia membuka thumb drive tersebut di komputernya, hatinya seakan melompat keluar dari tubuhnya. Thumb drive tersebut berisi notes, dan foto-foto serta video telanjangnya yang diambil ketika dia sedang mandi.
Notes tersebut menyuruhnya untuk menghadiri sebuah acara beberapa hari kemudian, dan dari acara tersebut ia mengenal Ricardo. Ricardo menyuruhnya menemuinya di The Black Pit, sebuah kawasan tanpa hukum.
Beberapa hari kemudian sampailah Chrissie ke The Black Pit. Ketika ia hendak membuka pintu mobilnya, terdengar dering telepon. Terlihat nama Ricardo di di telepon. “Hallo, sudah sampai?” tanya pria itu dari telepon.
“Aku tahu kamu tanpa pengawalan. Coba, buka kancing kemeja kamu semuanya, tapi pinggirnya jangan dilepas, terus jalan ke pos kosong di depan kamu.” Chrissie mendengar instruksi pria itu, “Nanti ada orang yang ganteng tapi matanya picek jemput kamu.”. Dibukanya kancing bajunya hingga terpampang bra hitam yang dikenakan untuk menutupi payudara muda yang sekal milik gadis itu.
Benarlah, tak lama kemudian, seorang pria bermata satu menghampirinya. Pria yang memperkenalkan dirinya sebagai Elang Mata Satu, utusan Si Bos. Chrissie teringat beberapa tahun sebelumnya ia sempat membaca berita mengenai sebuah kerusuhan di sebuah universitas swasta.
Selama Chrissie berjalan mengikuti Sang Elang, banyak tatapan, komentar, dan omongan mesum mengarah kepadanya. Pria yang mengawalnya hanya bilang bahwa dia milik Si Bos, dan hanya dengan itu tidak seorang pun di sana berani menjamahnya.
“Jadi dia sudah datang?” terdengar suara seorang pria begitu mereka berdua masuk ke dalam salah satu unit apartemen. Pria yang mengantarnya mengangguk pelan.
Nampaklah seorang pria sedang duduk di sebuah set kursi meja yang cukup nyaman. Sebuah kacamata persegi berbingkai logam bertengger di hidungnya. Chrissie tahu siapa dia.
“Duduk!” perintah pria itu kalem. Sebuah ketegasan terdengar dalam suaranya. Ketegasan yang membuat Chrissie terpaku di sana. Gadis itupun meletakkan tasnya di sebuah kursi, dan duduk di kursi di seberang pria itu.
“Saya paham siapa Oom setelah saya melihat laki-laki tadi.” buka Chrissie berusaha tetap tenang. Matanya menerawang ke sekelilingnya. “Oom itu Ricardo Atmosuroto. Anak kedua dari keluarga Atmosuroto, yang turun temurun jadi abdi dalem Jogjakarta untuk urusan dunia underground. Dan sekarang tinggal di Jakarta. Benar?”. Ricardo menganggukkan kepalanya.
“Kalau kamu sudah paham siapa saya, artinya kamu paham maksud saya nyuruh kamu ke sini, ‘kan?” tanya Ricardo. Dilihatnya gadis itu mengangguk. Ricardo pun bangkit dari kursinya. Dihampirinya gadis itu dan diraihnya buah dada sang gadis. Chrissie pun mengernyit antara sakit dan kaget merasakan buah dadanya diremas. Dia tidak pernah melakukan hal ini sebelumnya. Bahkan, hubungannya dengan pacarnya sejauh ini hanya sampai sebatas ciuman tipis di bibir saja.
Ricardo menyibakkan kemeja yang kancingnya sudah terbuka itu, sehingga payudara gadis itu terlihat dengan berbalut bra hitam. Menyusul bra berenda warna hitam yang dikenakan gadis itu pun dilepasnya. Kini Chrissie tinggal mengenakan celana jeans panjang dan celana dalam saja.
Melihat pemandangan indah itu, pria itu pun tak tinggal diam. Dengan tangan kirinya disambarnya payudara kanan Chrissie yang cukup besar untuk seorang gadis dengan postur sepertinya. Tangan kanannya meraih pinggang gadis itu dan memeluknya. Diremas-remasnya buah pantat gadis itu.
“Ngggggghhhh...hhh.” lenguhan gadis itu pun terdengar. Tangan kanannya meraih leher Ricardo dan meremas-remas belakang kepalanya. Sementara itu, tangan kirinya bergerak ke arah punggung pria itu dan tetap diam di sana..
Ricardo pun membalikkan tubuh Chrissie sehingga gadis itu berdiri menghadap meja. Pada dinding di depan meja itu terdapat cermin sehingga gadis itu dapat melihat tubuhnya yang sedang dikerjai pria itu. Tangan kiri sang pria bergerak menyusuri pinggang sang gadis dan meraih buah dadanya yang tak tertutup bra itu dari belakang. Dipilin-pilin dan ditarik-tariknya lembut puting susu gadis itu, membuat pemiliknya merinding.
Sementara tangan kanan sang pria bergerak masuk ke balik celana jeans dan celana dalam Chrissie dan mulai merogoh kemaluannya yang perawan hingga sampai di klitoris gadis itu. Dikorek-korek dan dirabanya tonjolan daging kecil itu, membuat pemiliknya menggelinjang tidak karuan.
Adapun mulut sang pria bergerak menyusuri leher gadis itu hingga menuju ke telinganya. Diciumi dan dirasakannya harum tubuh gadis itu. Sang gadis mulai menggelinjang kegelian.
“Ouh, ooh, iiiiih, ngggggh, jangaaaaan, nggggh, Oooommm...” desah Chrissie merasakan klitorisnya dirogoh dan puting susunya dicubiti. Kepalanya menggeleng ke kiri dan ke kanan, bersandar di bahu pria itu. Tangannya berusaha menahan tangan pria itu. Dari cermin di depannya dia bisa melihat tubuhnya yang sudah setengah telanjang itu sedang dikerjai pria itu. Wajahnya terasa memerah karena malu dan birahi.
Lima menit sudah Ricardo mengerjai tubuh Chrissie. Dirasakannya cairan kemaluan gadis itu semakin membasahi tangannya. Erangan dan desahan gadis itu terdengar semakin keras.
“Aaaaaaaaih” pekik Chrissie ketika mendapatkan orgasme pertama yang didapatnya dari jari-jari tangan pria itu. Matanya berkunang-kunang, dan badannya pun melemas. Napasnya terengah-engah, seolah telah berlari sejauh 10 km.
Ricardo menarik tangan kanannya dari balik celana Chrissie, dan melihat bahwa jari-jarinya pun sudah basah oleh lendir kemaluan gadis itu. Didekatkannya jari-jarinya yang basah itu di bibir gadis itu seolah menyuruh gadis itu untuk membersihkannya.
Chrissie ragu sejenak, lantas mengulum jari tangan pria itu. Dirasakannya di lidahnya, rasa dari cairan lendir kemaluannya. Ini pertama kalinya dirinya mencicipi cairan kemaluannya sendiri.
Ricardo segera melucuti celana panjang dan celana dalam Chrissie, dan mengeluarkan penisnya dari balik celananya sendiri. Digesernya kakinya yang berada di antara kedua kaki gadis untuk membuat gadis itu melebarkan selangkangannya. Lalu sebagai tambahan, ditelikungnya tangan gadis itu ke belakang.
Chrissie tersentak dan berusaha bangun. Namun apa dayanya tubuhnya yang baru saja orgasme itu masih terasa lemas ketika dirasakannya sebuah benda asing memasuki lubang peranakannya. Apalagi tangannya sudah ditelikung pria itu.
“Ja...ngan, Oom...”, mohon Chrissie mulai merasakan ngilu di selangkangannya yang sedang ditembus paksa oleh penis pria itu. Ujung penis Ricardo telah menyentuh selaput dara gadis itu.
“AAAAAUH, sakiiit, Oom.” Chrissie memekik keras ketika Ricardo menyentakkan penisnya menerobos lubang vaginanya. Air mata gadis itu meleleh keluar ketika menyadari bahwa penis sang pria telah merobek selaput daranya.
Di sisi lain Ricardo terus menyodokkan penisnya dengan agak keras, sebelum akhirnya kepala penisnya bersarang di mulut rahim sang gadis. Setetes bintik merah menetes di atas pinggiran meja, bukti hilangnya keperawanan sang gadis.
“Hmmm.” gumam Ricardo menikmati jepitan vagina gadis itu yang masih sangat sempit. Denyutan dinding vagina sang gadis terasa meremas dan menjepit penisnya. Rasanya sulit dilukiskan.
Tak lama kemudian Ricardo mulai menggenjot tubuh gadis itu. “Nggggh,” erang Chrissie yang merasa nyeri pada vaginanya yang baru saja diperawani. Penis pria itu terasa menyesakkan di vaginanya yang masih sempit. Untunglah vaginanya sudah licin akibat rangsangan yang diberikan oleh pria itu sebelunya.
Seiring dengan genjotan Ricardo yang semakin kuat dan cepat, Chrissie mengangkangkan pahanya lebih lebar supaya vaginanya tidak terlalu sakit. Digoyangkannya pantatnya mengikuti gerakan pria yang sedang menggenjotnya itu. Beberapa lama kemudian dirasakannya vaginanya berdenyut semakin cepat.
“Ooooogh” erang Chrissie sambil mendongakan kepalanya hingga bersandar pada bahu Ricardo. Akhirnya gadis itu pun mencapai klimaksnya. Cairan vagina bercampur darah perawan merembes membasahi paha dalamnya hingga celananya yang tersangkut di pergelangan kakinya.
Ricardo yang melihat korbannya sudah pasrah dan kelelahan pun merangkul gadis itu dan melepas celana mereka yang menyangkut di kaki masng-masing sebelum membawanya ke kamar mandi. Dinyalakannya shower di kamar mandi itu sehingga air hangat menyiram tubuh mereka berdua. Disandarkannya tubuh gadis itu di dinding, lalu dia mengangkat sebelah kakinya dan kembali dimasukinya vagina gadis itu dengan penisnya. Tubuh rampingnya yang lumayan berotot itu bergoyang teratur menggenjot sang gadis.
Tak lama kemudian, diangkatnya sebelah kaki sang gadis sehingga pantat gadis itu bertumpu di telapak tangannya. Dirasakannya kaki gadis itu menekuk melingkari pinggangnya. Lengan gadis itu melingkar di punggungnya.
Chrissie yang sudah lemas itu hanya bisa memeluk pria itu sambil mendesah-desah tak karuan. Dibalasnya pelukan pria itu dengan memeluk bahunya. Sesekali ia merintih ketika bibir sang pria mencupangi kulit dadanya yang putih. Matanya berputar sehingga hanya terlihat putihnya saja, kepalanya berkunang-kunang, dan kesadarannya perlahan menghilang seiring dengan orgasme kedua yang didapatnya dari persetubuhan ini.
Melihat Chrissie sudah semaput, Ricardo menggendong gadis itu meninggalkan kamar mandi menuju kamar tidur, dengan penis masih tetap menancap di vagina gadis itu. Dibaringkannya gadis itu di ranjang di kamar tidur itu dan digenjotnya dengan posisi misionaris. Kali ini, dilumatnya bibir gadis itu dan dikulumnya lidah gadis itu.
Tak lama kemudian Chrissie kembali sadar dalam kondisi tengah menerima genjotan pria itu. Tubuhnya menggeliat lemah akibat digenjot dalam kondisi masih setengah sadar. Dirasakannya pria itu mempercepat genjotannya. Sepertinya pria itu mengejar orgasmenya.
“Oom..., tolong... cabut, yaaa,” ujar Chrisssie pelan, “Jangan di daleeeeemmm.”. Terasa di vaginanya bahwa penis pria itu semakin menggembung. Permohonan yang tidak akan dikabulkan Ricardo.
Akhirnya Ricardo pun berejakulasi di rahim gadis itu. Lenguhan pria itu menandakan takluknya seorang gadis menjadi gundiknya. Spermanya memancar deras menggenangi rahim gadis itu. Gadis itupun kembali orgasme untuk ketiga kalinya, merasakan rahimnya disebur sperma hangat. Ricardo pun mencabut penisnya dari vagina gadis itu.
“Nih, cepat isep!” perintah Ricardo sambil mendekatkan penisnya ke mulut Chrissie. Diperintahkannya gadis itu mengulum penisnya. Dengan enggan, Chrissie meraih penis pria itu dan mengulumnya. Terasa sekali penis pria itu berlumuran sisa-sisa sperma dan lendir vaginanya sendiri.
“Hmmm...mmmmm...” erangan tertahan Chrissie pun terdengar sewaktu dia mengulum penis pria itu. Belum pernah sekalipun dia mengisap kemaluan laki-laki. Meskipun begitu, dia sempat melihat dari film bokep sewaktu masih tinggal di luar negeri. Disibakkannya rambutnya yang menutupi pandangannya, dijilatnya ujung penis pria itu, lalu menjalar ke batang penis pria itu. Setelah membersihan penis Ricardo, pria itu pun menyuruhnya mandi dan mengenakan bajunya kembali.
Selama di kamar mandi, Chrissie menangisi keperawanannya yang hilang, dan penyesalan kenapa tidak diberikan saja perawannya itu pada pacarnya. Lalu gadis itu pun membersihkan tubuhnya. Digosoknya berkali-kali kulitnya yang putih itu sampai memerah, terutama bagian selangkangannya. Begitu keluar dari kamar mandi, dipakainya bajunya, lalu dengan tatapan benci dilihatnya pria itu sedang duduk bersila di balkon yang tidak jadi sambil merokok cerutu.
“Elaaaaang!” panggil Ricardo pada Sang Elang begitu melihat gadis itu keluar, “Antar dia keluar. Kasus Merah. Sekian.”. Sang Elang muncul.
“Neng,” tanya Sang Elang sewaktu mereka berdua sedang berjalan di koridor gedung itu, “Tadi Neng habis diperawanin, ya?”. Chrissie hanya diam saja. Hati dan tubuhnya masih terasa sakit. Terutama bagian selangkangannya yang baru saja dijebol Ricardo. Kalau dia sadar tidak akan bisa lewat di tempat itu tanpa Sang Elang, dia tidak akan mau didampingi pria itu.
“Pak Ricardo itu jarang main halus lho kalau merawanin cewek.” tutur Sang Elang. Chrissie kaget mendengar hal itu. ‘Tadi dia main halus, kok.’ dipikirkannya kembali kata-kata pria yang sedang mengantarnya itu. Seolah membaca pikiran gadis itu, Sang Elang pun menjawab, “Kalau mainnya halus, itu ada kemungkinan hubungannya bakal lama. Bukan yang sekali pakai langsung buang.”.
“Ngggg, Pak,” tiba-tiba Chrissie terpikir sesuatu, “Tadi Kasus Merah itu maksudnya apa?”.
“Kasus Merah itu orang lain nggak boleh ikut nyicipin, Non.” jawab Sang Elang, “Cuma buat dia sendiri saja. Biasanya, ada klien ato bawahannya dia yang suka dia kasih jatah. Nah, Kasus Merah itu, artinya selain dia nggak boleh ada yang nyicipin tuh cewek.”.
‘Yaaach, syukur deh gue nggak harus ngelayanin cowok laen.’ pikir Chrissie mendesah pelan.
“Termasuk pacar dari cewek itu, Non.” Sang Elang bicara, “Kalau ampe kejadian terus ketahuan ya dibocorin ke wartawan.”. ‘What? Jadi gue cuma boleh ngelayanin dia? Dasar egois’ pikir Chrissie jengkel.
*****
The Black Pit adalah sebutan sebuah kompleks apartemen terbengkalai, yang dimiliki oleh keluarga Atmosuroto. Nama aslinya adalah Griya Indah Makmur. Dari luar, tempat itu seperti tak terawat. Tapi sebenarnya hanya kamar yang berada di luar yang tidak dipasangi kaca. Kamar di bagian dalam tetap berfungsi dengan baik. Walaupun tidak optimal sebagai sebuah tempat hunian, kalau hanya sekedar mengadu asmara dan birahi selama satu malam, tempat seperti ini justru lebih dari cukup.
Beberapa kali memergoki pasangan yang sedang mengadu birahi di sana, membuat Ricardo berpikir untuk memanfaatkannya sebagai kompleks pelacuran dan hotel melati terselubung. Tinggal menyuap oknum-oknum terkait dan bereslah sudah.
Tantangan paling berat justru membuatnya tidak terlihat mencurigakan. Kendaraan yang lalu lalang akan menarik perhatian orang-orang yang kebetulan lewat. Ricardo membayar mahal seorang arsitek untuk mengatur masalah itu.
Setelah semuanya beres, Ricardo menyadari bahwa ia butuh seseorang gundik tetap di sana. Istrinya yang alim dan orang Inggris itu tidak mungkin diajak ke tempat semacam itu. Selain ada resiko dimangsa, tidak mungkin istrinya mau bergaul dengan orang-orang dunia underground.
Chrissie yang dilihatnya di sebuah pesta beberapa bulan sebelum dia memerawaninya, sangat menarik di matanya. Karena ia menyadari bahwa gadis itu masih di bawah umur, dia menunggunya sampai hari ulang tahunnya yang kedelapan belas. Barulah, di hari ulang tahun gadis itu yang kedelapan belas, dia benar-benar bergerak.
*****
Richard Septianto Atmosuroto atau yang kita sebut dengan nama Ricardo dalam cerita ini, berasal dari keluarga Atmosuroto, sebuah keluarga yang turun temurun menjadi abdi dalam Sultan Hamengkubuwono untuk urusan underground. Dia adalah putera kedua dari enam bersaudara, dan kepala keluarga di generasinya. Bukan karena karena kakak ataupun sepupu-sepupu laki-lakinya kurang kompeten, tapi karena dia adalah yang paling gemilang baik dalam urusan underground maupun urusan legal.
Pada usia 23 tahun, dia merekrut juniornya dua tahun di bawahnya, Sucipto Muhaimin dari keluarga Bimasatya, yang kehilangan kelompok keluarganya dan rumahnya dibakar akibat pertarungan antar keluarga, serta terancam dikeluarkan dari kampusnya akibat ditangkap oleh polisi. Ricardo yang waktu itu adalah ketua BEM di kampusnya, membuat pernyataan tertulis di hadapan pihak kepolisian dan kampus bahwa mulai saat itu, segala tindakan Sucipto akan menjadi tanggung jawabnya. Tentu saja disertai uang suap dalam jumlah besar.
Sucipto yang dijuluki Elang Mata Satu karena buta sebelah, tapi matanya yang masih bisa melihat luar biasa tajam, adalah salah satu mahasiswa yang akan menduduki kursi sebagai summa cum laude dalam angkatannya, kalau saja dia tidak terlibat dalam kasus perebutan, penodaan, dan pencemaran nama baik yang berujung pada bunuh diri seorang mahasiswi cemerlang di angkatannya. Ricardo yang melihatnya sebagai orang yang berguna bagi kelompok pembunuh bayaran bentukan keluarganya, dengan senang hati merekrutnya.
Sebagai ganti gelar sarjana dan kehidupan Sucipto sebagai manusia bebas yang diselamatkannya, Ricardo meminta pengabdian seumur hidup dari sang junior. Sucipto berpikir daripada hidup di penjara, lebih memilih pengabdian seumur hidup untuk sang senior.
*****
“Aku mau dia.” ujar Ricardo yang sedang menunjuk seorang gadis muda di TV. Chrissie dengan sebal membiarkannya “meracau” sambil menghisapi dan menjilati kemaluan Ricardo dengan pantat menghadap pria itu. Baru beberapa hari sebelumnya dia mengumpankan salah satu anggota JKT48 kepada pria itu dan sekarang pria itu meminta lagi.
“Oom, Oom sudah punya istri bule cantik, tapi masih doyan blasteran. Ntar pas punya anak, kualat lho, Oom... Ouch.” tanggap Chrissie yang langsung menghentikan bicaranya ketika vaginanya merasakan nyeri yang mendadak menyengatnya.
“Apa kamu bilang? Hmph?” Ricardo yang menjadi sebal sekaligus geli mendengar budak seksnya yang bermata sayu ini mengoceh terlalu banyak pun mencolok kemaluan gadis itu dengan dua jarinya. Membuat si gadis tersentak.
“Aaaah, sakit Ooom... Nggghhh... Sakiiit! Jangan pakai kuku!” jerit Chrissie kesakitan ketika Ricardo mengorek lubang kemaluan gadis itu dengan kuku jari tangannya. Jeritan sang gadis hanya menstimulasi sang pria untuk menyiksanya lebih lanjut. Dikorek-koreknya dinding kemaluan gadis itu dengan kuku jari tangannya.
“Ampun, Oom. Ampun! AMPUN!” teriak sang gadis memohon belas kasihan pada pria yang sedang mengorek-orek kemaluannya dengan kasar. Tidak tahan dengan perlakuan sang pria, sang gadis pun segera mengubah posisinya supaya tangan sang pria tidak mengejarnya lagi.
“Oom, kalau gini caranya aku nggak peduli mau bocor ke wartawan. Aku marah, mau lapor polisi. SAKIT, TAU NGGAK!” teriak Chrissie yang menjadi kesal karena merasa kesakitan pada vaginanya. Ricardo hanya nyengir saja mendengar ancaman gadis itu. Dengan segera ditariknya kepala gadis itu ke arah pelukannya dan diraihnya wajahnya. Diciumi dan dilumatnya bibir gadis itu.
“Benar mau lapor polisi? Biar nanti jadi kayak Mbak Luna Maya waktu sama Ariel Peterpan?” tanya Ricardo dengan senyum lima jari di wajahnya. Chrissie yang meronta-ronta dalam pelukan pria itu hanya bisa pasrah saja.
“Kenapa Oom nggak ancem dia aja sih, kayak waktu aku atau Mbak-Mbak yang lain!?” tanya Chrissie terengah-engah, setelah marahnya mereda, sembari menyibakkan rambutnya ke samping.
“Nggak nikmat.” jawab Ricardo entang mengacak rambut Chrissie, membuat sang gadis menggerutu kesal. Diraihnya kembali kemaluan pria itu, dimasukkannya dalam mulutnya untuk kemudian dihisapnya. Bunyi kecipuk kembali menandakan bahwa dia sudah terhanyut kembali dalam kegiatannya menghisap penis Ricardo. Sesekali, dijilatnya lubang penis pria itu, yang membuat pemiliknya melenguh keenakan.
Ricardo pun bangkit dan menyuruh Chrissie bersimpuh di lantai, sebelum mulai men-deepthroat gadis itu. Seolah mengerti, sang gadis mematuhi kata-katanya dan mulai bersimpuh. Dikulumnya penis itu dalam-dalam hingga ke pangkalnya. Sesekali, sang pria memasukkan penisnya hingga sampai ke kerongongannya, membuat gadis itu tersedak.
“Mmmmh, enak banget.” racau Ricardo, tangannya menjambak rambut Chrissie, dan menariknya ke selangkangannya, membuat gadis itu memekik tertahan.
Tidak lama kemudian, Ricardo pun berejakulasi. Spermanya berhamburan memenuhi mulut Chrissie. Sang gadis yang sudah menduganya pun hanya bisa berusaha menelan supaya cairan yang disemburkan sang pria tidak terlalu terasa. Mendadak sang pria menahan semprotannya, lalu menarik penisnya dan kembali menyemprotkannya. Alhasil spermanya bercipratan di wajah, leher, dan dada sang gadis.
“Mmmmh.” tanggap Chrissie merasakan sperma Ricardo yang hangat menyiram muka dan dadanya. Setelah pria itu selesai, dia mengambil tissue basah berparfum dan membersihkan tubuhnya.
“Sudah selesai, Oom?” tanya Chrissie sarkastis. “Ya.” jawab Ricardo.
Dikenakannya kembali pakaiannya. Namun, ketika ia baru saja memakai bra dan celana dalamnya, kembali Ricardo meraih pinggang rampingnya dan memeluk tubuhnya. “Iiiiiih, Oom nyebelin banget, deh!” serunya kasar menepis tangan pria itu, sembari kembali mengenakan pakaiannya.
“Yang jelas ya Oom, aku nggak rela Oom jadi milik orang lain. Oom sudah perawanin aku, Oom sudah nodain aku, Oom harus tanggung jawab!” ujar Chrissie tanpa pikir panjang lagi, tersentak ketika berpikir mengenai apa yang baru saja dikatakannya pada pria itu. Wajahnya bersemu dadu.
“Oom, mulai besok aku ada akting ya, seminggu ini. Mungkin nanti pas pulang aku bawa dia deh” ujar Chrissie pamit. Diraihnya tasnya dan diapun keluar dari unit apartemen yang menjadi saksi bisu hubungan panasnya dengan Ricardo. Tidak ada orang yang berani menyentuhnya di sana. Semua orang di tempat itu toh sudah tahu kalau dia menjadi gundik bagi pria itu.
*****
Setelah tiga bulan menjadi budak seks Ricardo, Chrissie pun semakin terhanyut dalam hubungan terlarang di lembah nista ini. Toh dirinya sudah ternoda oleh pria itu dan kekuatan serta teknik seks milik Ricardo tidak seburuk dugaannya. Bahkan diapun menikmati saat-saat Ricardo menggenjot tubuhnya yang diakhiri dengan semprotan sperma pria itu entah di rahimnya entah di mulutnya. Untunglah kekasih dan para penggemarnya tidak mengetahuinya. Untungnya lagi, kegiatan kuliahnya tidak terganggu dengan kegiatan panasnya itu.
Kalaupun ada yang membuat Chrissie risau, itu adalah kesepakatannya dengan Ricardo untuk mengumpankan artis-artis yang diinginkan sang pria kepadanya. Semakin sulit rasanya memenuhi keinginan sang penjahat kelamin. Di balik fisiknya yang terlihat tidak begitu kokoh jika melihat sekilas, Ricardo sudah memimpin cabang bisnis properti milik keluarga Atmosuroto sejak pertama lulus kuliah.
Untung saja sejauh ini para korbannya berumur delapan belas tahun ke atas. Chrissie khawatir kalau suatu saat pria itu akan meminta Ranty Maria, Cassie Elovii, atau bahkan Chantiq Schagerl yang masih di bawah umur. Akan sulit dan berbahaya baginya juga kalau korbannya terlalu muda dan masih berada di bawah naungan orangtua. Dia tidak mau ikut tertimpa kesialan karena dipergoki KPAI.
Tapi, kalau ada satu hal yang tidak pernah dilakukan Ricardo kepada Chrissie, itu adalah meminta seorang artis berjilbab seperti Fathin Lubis atau Anna Gilbert. Chrissie tahu alasannya dari Sang Elang Mata Satu. Sebuah perjanjian bawah tangan antara Ricardo dan seorang pria mencegahnya melakukan hal itu.
*****
Dua minggu setelah hubungan badan terakhirnya dengan Ricardo, Chrissie datang ke rumah Tatzy, panggilan Tatjana Saphira untuk janji temu dan makan di sana. Chrissie pernah mendengar bahwa masakan buatan Tatzy cukup enak dari sesama artis yang pernah dijamu di pesta ulang tahun Tatzy yang kedelapan belas, sekitar seminggu sebelumnya.
“Jadi, Mbak Cici.” ujar Tatzy selagi makan, memulai basa-basi, “Gimana kerjaan sama sutradara yang itu?”. Chrissie yang mendengarnya pun menjawab dengan gestur ‘biasa-biasa saja’.
“Sutradara yang mana, Tatzy?” ujar Chrissie, mendadak merasa tidak enak. Hatinya berdebar. Sepertinya Tatzy melihatnya di pesta dimana dulu dia pertama kali berkenalan dengan Ricardo.
“Sutradara yang Mbak Cici kenalan itu lho.” ujar Tatzy sambil menyendokkan makanannya, tidak menyadari bahwa jantung gadis di depannya sedang berdegup keras.
‘Tuh, ‘kan?’ pikir Chrissie menggulirkan bola matanya ke samping. Kepalanya berpikir keras bagaimana caranya meloloskan diri dari hadapan perawan di depannya ini.
“Oh, iya. Aku dapet proposal kerjaan dari sutradara itu.” lanjut Tatzy sambil mengulurkan sebuah dokumen. Chrissie membacanya pelan.
“Terus dah kamu terima proyek ini?” tanya Chrissie yang dibalas dengan anggukan kepala antusias dari perawan di depannya.
“Ketemu lagi besok, Mbak. Di apartemennya, katanya. Oh, iya. Dia juga minta Mbak Cici nganterin aku.” ujar Tatzy. ‘What? Itu kelewatan namanya. Mati deh gue.’ pikir Chrissie jengkel, ‘Apa yang dia rencanain?’.
*****
Keesokan harinya Tatzy tiba di The Black Pit dengan menumpang mobil Chrissie. Dibacanya alamat Ricardo dengan tatapan tak percaya.
“Mbak, ini nggak salah ‘kan, alamatnya?” tanya Tatzy pada Chrissie. Matanya menatap gedung terbengkalai yang setengah jadi di depannya.
“Dia punya beberapa gedung di sini sama di Jogja. Tapi ini yang paling dia suka.” jawab Chrissie kalem, “Pangeran underground Jogjakarta ya pantes aja.”.
Mendengar kata-kata Chrissie, Tatzy begidik. Pria macam apa gerangan yang akan dia temui?
“Oom, aku bawa dia nih. Langsung antar saja atau ada yang jemput ke bawah?” tanya Chrissie mengabari Ricardo. “Tunggu. Nanti Elang jemput.” jawab pria itu. Ditutupnya teleponnya dan dinantikannya Sang Elang menjemputnya. Teringatlah dia beberapa bulan lalu, sewaktu pertama kali datang ke tempat itu.
“Mbak Cici, aku kirain ini tuh tempat belom jadi biasa, ternyata mewah gini ya, dalamnya?” buka Tatzy sewaktu mereka melewati koridor. ‘Itu karena kamu belom lihat penghuninya’, pikir Chrissie, ‘Pengedar narkoba, pelacuran terselubung, pedofil, pembunuh bayaran top Indonesia transaksinya di sini. Yang kurang di sini cuma jual beli organ dalam saja, karena nggak ada fasilitasnya.’.
Begitu sampai di unit apartemen Ricardo, Chrissie mempersilakan Tatzy duduk di sofa bed yang ada di situ. “Mbak cari minuman di dapur dulu. Kamu duduk aja.” suruhnya tegas.
“Lhoo, Mbak Cici? Emang nggak apa-apa?” tanya Tatzy bingung sambil memperhatikan ruangan tersebut.
“Nggak bakal ada yang mau maling disini. Lagian ruangan ini isinya CCTV semua. Kalau ada yang maling ya masuk datanya dia.” jawab Chrissie sambil membuat squash dengan campuran jus dan soda untuk mereka berdua. Tanpa Tatzy sadari, Chrissie mencampurkan wiski manis ke dalam minumannya.
Tidak lama kemudian, Ricardo pun muncul dan mereka bertiga pun mengobrol basa-basi. Tatzy dengan riang menceritakan mengenai dirinya. Tidak lama setelah meminum minuman jatahnya, Tatzy merasakan kepalanya pusing.
Melihat hal itu, Ricardo mulai beraksi. Ditariknya pinggang Tatzy menghadap dirinya, yang langsung menepis lengannya. Tatzy yang panik langsung mencoba lari, apa daya, tubuhnya yang sempoyongan akibat alkohol itu malah membentur sofa bed dan malah terjatuh di sana. Ricardo yang bernafsu segera menangkap dan menindih tubuhnya. Dipukulkannya tangannya ke wajah Ricardo, yang malah membuat pria itu semakin bernafsu.
“Pegangi tangannya, Chris!” perintah Ricardo. Chrissie yang beraksipun segera menahan tangan Tatzy sambil menciumi bibirnya dan melumat lidahnya yang terasa manis. Dielusinya rambut Tatzy, untuk membuat perawan yang sedang dijarah sang pria itu sedikit lebih tenang.
“Kenapa, Mbak Cici? KENAPA?” jerit Tatzy yang mabuk sewaktu Chrissie melepas ciuman mereka. Air matanya bercucuran. Rontaan di tubuhnya semakin melemah karena pengaruh alkohol yang dimasukkan Chrissie ke dalam minumannya.
Di sisi lain, Ricardo mulai melucuti baju yang dikenakan Tatzy, sambil menciumi dan melumat bibir yang sebelumnya diciumi Chrissie, hingga nyaris kehabisan napas. Seolah belum cukup, dilucutinya blus yang dikenakan gadis itu dan diremas-remasnya buah dada yang serasi dengan ukuran tubuh sang perawan.
Kini, pakaian Tatzy terlihat berantakan, dengan blus yang sudah melayang entah ke mana, dan bra yang tersingkap memperlihatkan payudara yang sedikit lebih kecil dari milik Chrissie tapi serasi dengan ukuran tubuhnya. Ricardo pun menggerakkan tangannya untuk menyingkap rok yang dikenakan Tatzy.
“Jangan, Ooooooom... Jangaaaaaan...” mohon Tatzy ketakutan sambil meronta-ronta ketika Ricardo menyingkap rok yang dikenakan sang perawan dan melepas celana dalamnya, memperlihatkan vagina yang rapat dan berbulu tipis-tipis. Segera ditahannya kedua paha gadis itu dan dikangkangkannya, lalu dilumatnya celah di antara kedua paha sang perawan dengan mulutnya. Sesekali mulut pria itu menjarah klitoris sang perawan, membuat pemiliknya semakin kelojotan tak keruan. Desahan dan isak tangis terdengar dari mulut Tatzy.
Seolah belum cukup, kini Tatzy harus merasakan bahwa buah dadanya dijilati oleh Chrissie. Tangis sang perawan semakin keras ketika dilihatnya Ricardo membuka celana pria itu dan mengeluarkan penisnya. Ketika Ricardo memosisikan dirinya di atas tubuh gadis berwajah manis itu, dilihatnya tubuh sang gadis menegang.
“Mbak Cici tegaaaaa! Mbak! Huhuhuhuuu... Aku ikut Mbak bukan buat diginiin, Mbaaaaaak!” terdengar isak tangis Tatzy. Tangannya yang saling genggam dengan tangan Chrissie pun menegang ketika kepala penis Ricardo mulai menerobos masuk ke dalam vagina perawannya.
“Nah, Tatzy. Oom mau jebol Tatzy. Tatzy siap-siap, ya.” ujar Ricardo sambil mengelusi kepala gadis itu ketika penisnya menyentuh selaput dara sang perawan. Ditariknya pinggulnya, lalu disodokkannya sedalam mungkin.
“AAAAAAAAH! SAKIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIT!” pekik Tatzy ketika pria itu menekan penisnya untuk menerobos pertahanan sang perawan. Dadanya terengah-engah naik turun menahan nyeri yang mendadak menyengat vaginanya. Pria itu tidak memberikan belas kasihan padanya. Disentaknya penisnya supaya terbenam lebih dalam lagi, dan akhirnya mencapai mulut rahim gadis itu.
“Huhuhuhuhu... Oom tegaaaaa...” tangis Tatzy pun pecah sewaktu menyadari bahwa ia sudah tidak perawan lagi. Air matanya mengucur deras membasahi pipinya.
Perlahan Ricardo mulai menggenjot Tatzy. Cairan pelumas yang mulai menggenangi vagina gadis berwajah manis itu membuat genjotannya semakin lancar. Isak tangis berubah menjadi erangan dan rintihan lirih, lalu menjadi desahan dan lenguhan manja.
“Ngggggh... Ooooom... Ampuuuun... Jangaaaaan... Sakiiiith... Ouuuuummmh... Iyaaaaah... Di situuuuh... Aduuuuuh...”desahan dan lenguhan terdengar dari mulut gadis berwajah manis itu. Ricardo pun tersenyum mendengar lenguhan gadis yang sedang digenjotnya. Sepertinya rasa sakit yang dialami sang gadis mulai berganti dengan rasa nikmat.
“Masih nyeri, nggaaaaakh?” tanya Ricardo nyengir lebar di depan muka Tatzy. Sang gadis yang sedang digenjotnya hanya terdiam. Ricardo lalu mempercepat genjotannya, membuat gadis itu menggelinjang antara kesakitan dan keenakan.
“Ooooh... Ooooouh... Ooooh... Aduuuuuh..” racau Tatzy merasakan pria itu menggenjotnya lebih cepat. Dilingkarkannya kakinya ke pinggang pria itu. Matanya sampai merem melek merasakan genjotan pria itu pada vaginanya.
“OK, Chrissie. Lepasin aja tangannya Tatzy.” perintah Ricardo kepada Chrissie. Chrissie pun melepaskan tangan gadis yang sedang ditahannya itu. Ricardo pun menarik lengan Tatzy dan mengarahkannya supaya menggenggam bahunya. Dengan pasrah, gadis itu pun mengikuti instruksinya. Wajahnya meringis-ringis merasakan sakit sekaligus nikmat.
Entah kenapa, melihat Tatzy sedang digenjot, membuat Chrissie merasakan hal lain di hatinya. Seperti sesak dan tidak rela. Melihat Tatzy melenguh-lenguh menikmati seks di luar keinginannya membuat hatinya terbakar. Kembali didengarnya suara pasangan anak manusia; yang satu sedang menggenjot yang lainnya.
Desahan-desahan lirih yang semakin keras pun keluar dari mulut Tatzy. Tiba-tiba matanya membelalak dan mulutnya mengeluarkan erangan panjang. Tubuhnya melengkung ke belakang, dan kepalanya pun mendongak. Gadis itu telah mencapai orgasme pertamanya dari pemerkosaan itu. Cairan cinta dan darah keperawanannya berlelehan dari vaginanya membasahi paha dalamnya dan penis sang pria.
Ricardo mencabut penisnya dan membersihkan cairan orgasme dan darah keperawanan Tatzy yang membasahi penisnya dan selangkangan gadis itu. Kemudian, dia membalikkan tubuh Tatzy dan mengaturnya dalam posisi menungging. Dimasukkannya kembali penisnya ke dalam kemaluan gadis berwajah manis itu, lalu digenjotnya kembali gadis itu hingga desahannya semakin kencang.
“Ooooooohhh... Hhhhh... Uuuuhhh.... Aaaaah... Hhhhhhh...” desahan manja Tatzy kembali terdengar. Sang artis muda kembali terhanyut dalam persetubuhan terlarang itu. Takluk kepada majikan barunya.
“Nih, kalau diginiin pasti lebih enak, deh” ujar Ricardo. Pria itu meraih buah dada Tatzy yang sedang digenjotnya itu. Dipilinnya puting susu gadis itu, hingga pemiliknya kelojotan karena merasa geli. Secara tak sadar, telapak tangan gadis itu meraih tangannya dan menggenggam jari-jarinya, lalu menekankannya di selangkangan sang gadis. Ricardo yang mengerti segera mengusap dan menggesek klitoris gadis itu, mula-mula lembut, lalu semakin keras hingga membuat gadis itu mendesah dan merintih.
“Mmmhhh... Iyaaaaaah... Aduuuh... Hhhhh... Di situuuuuhhh... Ouuuuuh...” desah Tatzy merasakan nikmatnya usapan Ricardo pada klitorisnya. Lengan Tatzy kini bergerak ke belakang meraih kepala pria yang sedang menggenjotnya itu. Diusapnya rambut pendek sang pria. Ricardo menegakkan tubuh sang gadis sambil tetap menggenjotnya. Diciuminya rambut gadis itu dan dihirupnya wangi shampoo yang dipakai gadis itu.
Tak lama kemudian, Tatzy kembali orgasme. Kepalanya mendongak, lalu bersandar di bahu Ricardo. Cairan cinta kembali mengalir membasahi paha dalamnya dan penis Ricardo yang sedang bersarang di sana.
Ricardo yang mengerti bahwa calon gundik barunya itu sudah terlalu lelah menyuruh Chrissie mengambilkan air minum. Tak lama kemudian gadis itu kembali dengan membawa dua botol plastik berisi air minum yang belum dibuka. Dibukanya satu lalu diminumnya sampai habis. Yang satu lagi diberikan pada Tatzy.
Karena haus dan lelah, tanpa pikir panjang gadis itupun meminum minumannya. Dadanya naik turun ketika meneguk minuman. Ricardo yang bernafsu melihat payudara montok yang bergerak naik turun ketika menelan air itu pun mencaplok buah dada sang gadis muda.
“Auwwwhhh... Auhhh... Jangaaaan, Ooooommmh... Mmmmhhh...” desah Tatzy mendongakkan kepalanya ketika Ricardo memagut puting susu sang gadis muda dan menjepitnya di antara gigi. Ngilu dan nyeri bercampur nikmat terasa di dada gadis itu. Ketika sang pria kemudian menjilati buah dada sang gadis muda, sang gadis muda pun membusungkan dadanya untuk dihisap-hisap oleh sang pria.
Beberapa menit kemudian, Ricardo membaringkan Tatzy dalam posisi miring, lalu dia memosisikan dirinya di belakang sang gadis. Diangkatnya satu kaki sang gadis, lalu dimasukinya kemaluan gadis itu dari belakang. “Ooooh... Oooom... Ooooh... Ooooh...” desahnya pelan ketika pria itu kembali menyodoki vaginanya dengan posisi spooning.
Ricardo menambah rangsangannya pada tubuh gadis itu dengan menyisipkan tangannya untuk meraih buah dada sang gadis. Tubuh Tatzy begidik saat ia merasakan pria itu meremas-remas lembut buah dadanya. Terasa ngilu di buah dadanya. Dari mulutnya keluar desahan dan lenguhan.
“Ooouh... Aaaah... Oooooh... “ terdengar desahan Tatzy ketika vaginanya digenjot dan buah dadanya diremasi pria itu. Terasa nikmat bukan hanya bagi sang pria tapi juga bagi sang gadis.
Sembari menggenjot kemaluan Tatzy yang masih rapat dan meremas buah dada gadis itu, kepala Ricardo bergerak untuk menciumi dan melumat bibir gadis itu. Tangannya yang satu lagi bergerak ke arah kemaluan klitoris sang gadis.
Tidak terelakkan lagi, rangsangan di sekujur tubuhnya, membuat Tatzy kembali mencapai klimaksnya. “Ooooooooooouch... Hhhhhhh...” erangnya panjang ketika mencapai klimaksnya.
Tidak lama kemudian, Ricardo pun merasakan ejakulasinya semakin dekat. Ditariknya penisnya, lalu disodokkannya sampai ke mulut rahim gadis itu. Tubuh gadis berwajah manis yang sedang digenjotnya itu merasakan penis sang pria yang sedang menggenjotnya itu semakin membengkak. Lalu dengan tujuh semburan, dirasakannya penisnya menyirami rahim gadis itu dengan spermanya. Crot, crot, crot, crot, crot, crot, crot.
Tubuh Tatzy yang sedang terbuai lemas akibat orgasme ketiga yang baru saja didapatnya itupun merasakan cairan hangat menyirami dan menggenangi rahimnya. “Eeeeeeeengh...”, lenguhnya pelan saat merasakan semprotan di rahimnya membuatnya mencapai klimaks lagi. Orgasme keempat yang didapatnya dari pemerkosaan di hari itu. Tubuhnya benar-benar terasa lemas.
Sementara itu, hati Chrissie pedih melihat Tatzy begitu menikmat pemerkosaannya oleh Ricardo. ‘Mengapa hatiku terasa sakit seolah aku tidak rela, padahal bukan aku yang sedang digenjotnya.’ pikir Chrisie sedih ketika melihat sperma Ricardo meluber keluar dari vagina gadis yang baru saja diperawaninya.
Ricardo bangkit dari tubuh gadis berwajah manis yang baru saja diperawaninya itu. Dilepasnya rok yang masih melingkar di pinggang gadis itu, dan disuruhnya mandi. Kesadaran gadis itu pun pulih dan dia menyesali mengapa sampai bisa menikmati pemerkosaan tersebut sampai empat kali mencapai klimaks. Dengan lemah dan sambil menangis terisak-isak, gadis itu menurutinya.
“Inget ya, Tatzy. Saya punya rekaman ini, kalau kamu macem-macem...” ancam Ricardo pada Tatzy yang sedang menangis terisak-isak, “Sekarang mandi sana.”. Sang gadis hanya bisa mengangguk lemah, ketakutan karena menyadari hari itu adalah puncak masa suburnya. Ketakutannya akan kehamilan semakin bertambah.
Selama berada di kamar mandi, Tatzy meratapi nasib malangnya. Dibasuhnya sekujur tubuhnya dan digosoknya sampai merah, lalu dia menangis sejadi-jadinya. Setelah mandi, diusapinya kemaluannya yang sudah tidak perawan lagi itu, lalu dipakainya kembali bajunya.
“Elaaaaaaang,” panggil Ricardo memanggil Sang Elang sewaktu melihat Tatzy selesai berpakaian, “Antar mereka pulang. Kasus merah. Sekian dan terima janda.”.
‘Ya ampun, egois banget sih. Gue yang horni gini ditelantarin.’ pikir Chrissie marah.
*****
“Mbak...” tanya Tatzy sewaktu sedang berada di mobil Chrissie, “Mbak marah ya?”. Gadis itu masih merasa nyeri pada selangkangannya yang baru saja diperawani beberapa jam sebelumnya.
‘Iya, brengsek. Gue iri sama lu, tau nggak.’ pikir Chrissie pendek, menghela napas, sebelum bertanya, “Harusnya aku yang nanya gitu ke kamu. Kenapa kamu nikmatin sampe segitunya?”.
“Berapa kali aku...?” tanya Tatzy, yang langsung diam karena malu begitu mendapat acungan empat jari dari Chrissie.
“Emangnya seenak itu ya?” tanya Chrissie agak sinis sambil menyetir, “Aku aja nggak bener-bener bisa nikmatin.”.
“Aku nggak tau, Mbak.” jawab Tatzy malu-malu. ‘Entah kenapa kayaknya pas aja itunya dia di itunya aku.’ pikirnya.
*****
Setelah kejadian hari itu, tindakan Ricardo pada Tatzy makin menjadi-jadi. Diperintahkannya gadis itu datang sendiri ke The Black Pit dan digenjotnya setiap tiga hari sekali, dan semuanya dikeluarkan di dalam. Walaupun begitu, Ricardo tetap menjaga Tatzy dari orang lain, seolah ingin memonopoli gadis itu untuk dirinya sendiri.
Sementara itu, akibat terlalu sering menerima sperma Ricardo di rahimnya, nasib Tatzy kini...
“Oom, aku rela jadi gundik Oom, seumur hidup pun nggak masalah. Aku udah pasrah. Dari sejak pertama diperkosa Oom aku nggak pernah dapet mens, aku mual-mual, dan kemarin aku beli test pack, hasilnya positif.” tutur Tatzy pada suatu malam, setelah melayani Ricardo, “Tapi ada syaratnya.”.
“Syaratnya?” tanya Ricardo.
“Pertama, Oom taro aku di apartemen yang wajar. Bukan yang underground. Biar kalau ada orang tua aku main ke sana, aku bisa bikin alasan kenapa aku tinggal disana. Kedua, kalau hari raya atau hal-hal penting, izinkan aku pulang dulu. Aku minta tolong Oom buat jaga anak aku dari Oom ini.” jawab Tatzy mengelus perutnya, “Ketiga, aku minta Oom biayain aku, biar aku bisa tetap cantik, seksi, dan rapet, biar bisa muasin Oom”.
“Yang keempat?” tanya Ricardo.
“Oom tolong nikahin Mbak Cici,” jawab Tatzy sebelum melanjutkan, “Kasihan Mbak Cici, yang Oom jebol perawannya tapi nggak Oom nikahin. Kalau Mbak Cici hamil juga, nanti anaknya...”.
“Tatzy,” jawab Ricardo, “Oom nggak bisa nikahin Chrissie.”.
“Aku tahu alasannya, Oom. Aku dengar siapa Oom sebetulnya dari Mbak Cici.” sambung Tatzy, “Kenapa Oom nggak lepas Mbak Cici saja? Terus terang, Oom. Mbak Cici pernah cerita kalo dia nggak pernah bisa sepenuhnya nikmatin seks sama Oom.”.
“Oom bakal pikirin nanti.” jawab Ricardo.
*****
Beberapa bulan berlalu bagi Chrissie tanpa kegiatan seks dengan Ricardo ataupun pria lainnya. Ketika berkunjung ke The Black Pit, Chrissie tanpa sengaja menemukan Ricardo sedang menggenjot Tatzy. Tubuh Tatzy yang hanya mengenakan kemeja tanpa pakaian lainnya bergoyang di atas tubuh Ricardo dengan posisi membelakangi pria itu. Lenguhan keduanya saat mencapai puncak kenikmatan terdengar jelas. Terlihat, perut Tatzy agak membuncit.
Hati Chrissie terasa sakit melihat hal itu. Melebihi saat dia diperawani Ricardo. Air matanya bercucuran. Dengan segera dia berlalu dari tempat itu.
“Mas Riki? Tadi Non Chrissie datang,” ujar Elang Mata Satu kepada Ricardo yang sudah berpakaian, “Tapi pergi lagi.”.
“Apa? Kenapa kamu nggak bilang, Sucipto Muhaimin?” Ricardo menggerutu kesal. Kalau Elang Mata Satu memanggil seniornya semasa SMA dan kuliah itu dengan nama kecilnya, pastilah saat itu dia melakukan kesalahan yang sangat fatal sampai-sampai sang junior facepalm. Diapun segera menyusul Chrissie.
“Chrissie!” kejar Ricardo. “Chrissie! Chrissie! CHRISSIE!” panggil Ricardo sewaktu menemui gadis itu di pintu masuk The Black Pit, “Ini rekomendasi Oom untuk bedah selaput dara. Oom sudah atur dengan dokternya di rumah sakit. Kamu tinggal datang, dan cukup lakuin apa yang mereka instruksiin.”.
“Oom udah bosan sama aku?” tanya Chrissie singkat. Entah kenapa, ketika pada akhirnya ia merasa ada peluang untuk pergi dari tempat ini, di hatinya justru terasa sakit. Akhirnya ia mengerti bahwa ia sudah jatuh cinta pada Ricardo.
“Tatzy bilang dia rela jadi simpenan Oom, asal Oom lepas kamu,” jawab Ricardo kalem, “Atau Oom nikah sama kamu. Oom nggak mungkin nikah sama kamu, jadi Oom lepas kamu.”.
“Kenapa? Kenapa Oom?” tanya Chrissie semakin sedih. Matanya mulai berkaca-kaca.
“Kenapa? Dengan begini kamu ada peluang buat lepas dari Oom, ‘kan?” jawab Ricardo kalem. Entah kenapa mendengar kata-kata Ricardo, Chrissie bisa menangkap bahwa pria itu berpura-pura tenang sekalipun hatinya bergemuruh. Ternyata, pada akhirnya perasaannya bahwa pria itu memilihnya bukan hanya karena sekedar nafsu saja pun terbukti. Tapi, sudah terlambat baginya karena pria itu sudah menikah dengan wanita lain, dan memilih artis selain dirinya sebagai simpanan pria itu.
“Benar.” jawab Chrissie mengambil amplop itu sambil menghela napas. Air matanya bercucuran dengan derasnya.
“Jaga diri kamu baik-baik,” ujar Ricardo sambil memeluknya, “Kalau kamu ada kesulitan, hubungi Oom. Maaf, Oom sudah sedemikian jahat sama kamu.”. Tangannya memeluk punggung Chrissie yang dibalas dengan pelukan gadis itu di punggung sang pria. Pelukan dengan sepenuh perasaan yang pertama kalinya mereka berdua lakukan satu sama lain.
“Nggak apa-apa, Oom.” jawab Chrissie sedih sekaligus lega, “Oom juga jaga diri ya.”. Sang gadis melepas pelukannya dan melangkah ke mobilnya.
Dengan senyuman sedih, Chrissie menoleh kembali ke arah Ricardo sebelum masuk ke mobilnya dan berlalu dari hadapan Ricardo.
TAMAT
Senin, 30 November 2015
Cerita Dewasa Artis
0 Response to Cerita Dewasa Artis TATJANA SAPHIRA
Posting Komentar