Agnes Monica XXX: Birth Of The Slut Queen | kisahbb2

Agnes Monica XXX: Birth Of The Slut Queen

Agnes Monica

Sebelum cerita ini dimulai, mari kita tengok dulu beberapa cerita tentang Agnes yang telah terposting di blog ini. Bukan maksud pengarang untuk beriklan atau dan lain sebagainya. Namun bila anda jeli, dalam semua cerita tersebut agnes telah kehilangan perawannya ditambah dengan nafsu sexnya yang besar. Meskipun dibalik penampilannya yang tenang dan aksi panggung yang seksi namun tidak menjurus ke seronok itu, ternyata Agnes adalah seorang "Slut Queen". Namun tidakkah pembaca semua bertanya "Kok bisa ya Agnes kayak gitu?". Nah, dalam cerita inilah, pengarang mebeberkan sedikit rahasia permulaan kebinalan Agnes yang cantik dan seksi ini. Untuk selanjutnya silahkan disimak di bawah.



#############################

Once Upon a time in a gym

Suatu malam dalam sebuah gym di Jakarta, terdengar suara musik dan teriakan bersemangat.
"Thre, two, one, jump, thre, two, one, stop. Gimana Nes? Ok gak menurutmu?" tanya seorang laki-laki kurus nan gemulai.
"Nah, keren ini mas daripada yang tadi" sahut Agnes tersenyum, "ok, guys, kalian udah denger? Yuk sekarang kita latihan lagi, pake gerakan yang terakhir tadi ya!"
Ternyata yang berbicara dengan Agnes adalah instruktur tarinya. Rupanya Agnes sedang berlatih koreografi untuk video klip barunya.
"Yaaaa Omm...." sahut para penari latar serempak menggoda instruktur mereka.
"Hus, ses tahu!" canda sang instruktur pula, dan merekapun tertawa terbahak-bahak
"Ok segini dulu ya Nes, kamu perlu istirahat. Kamu abis konser lo" kata sang Instruktur.
"Ok, mas makasih ya" sahut Agnes menurut
Meskipun sebenarnya ia ingin sekali menyelesaikan koreografi barunya sesegera mungkin. Namun, ia pernah cedera akibat kengototannya itu. Kali ini ia tidak bisa membantah lagi. Segera ia menuju shower untuk membasuh badannya dan berganti pakaian.
"Semua, Agnes duluan ya!" teriak Agnes riang.
"Yoahh...." jawab lainnya ramah.

########################
The Lost Prisoner

Joni Bleki

Krosak...Krak...net...tot...tet....tot...Seseorang berlari di tengah kegelapan. Di belakangnya terdengar sirine saling bersahutan. Diapun mempercepat larinya, membelok masuk ke gang, dan dengan lincah bak kucing dia mampu meloncati pagar setinggi dua meter dalam dua langkah. Polisi yang mengejarnyapun kewalahan, ada yang turun memanjat pagar tersebut, ada yang memutar mobilnya mencari jalan lain. Namun terlamabat, dia telah lolos. Siapakah dia? Dia adalah Blek. Nama bekennya Joni Bleki (Bleki karena kulitnya hitam legam). Joni adalah perampok ahli dan seorang preman kelas kakap. Namun naas saat aksi terakhirnya merampok toko emas ketahuan oleh polisi. Dia dan kedua temannya Krebo item yang selalu membantunya mebongkar berbagai kunci toko maupun ATM, serta Bruno Condet yang pandai mengintai setiap target operasi mereka, serta selalu mengawasi daerah sekitar seperti siluman ketika kedua temannya beraksi, segera berpencar dengan Joni menjadi umpan karena dia yang paling gesit dan lincah seperti kancil. Mereka berjanji untuk bertemu di tanjung priok dan berencana melarikan diri ke sebuah pulau kecil tidak jauh dari Jakarta untuk bersembunyi. Terus ia pacu larinya tidak peduli walaupun nafas sudah tersengal. Dia pun sadar, suara sirine tidak lagi terdengar. Ia pun kini menghentikan larinya. Menengok ke kanan dan kiri, ada beberapa mobil terparkir di sebuah parkiran. Namun ada satpam yang menjaganya.
"Hhh.... gak masalah, cuman dua orang satpam gembrot." pikirnya.
Dengan perlahan ia mengedap-endap menghampiri mobil berwarna hitam BMW dan cekatan ia mengeluarkan alat-alatnya. Tidak sampai semenit ia telah masuk ke kursi belakang sebuah BMW hitam. Segera ia menyesuaikan diri agar tidak terlihat. Perlahan pula ia tutup pintu mobil itu agar tidak menimbulkan kecurigaan.

###############################
Bad Surprise

Malam itu Agnes segera menuju ke mobilnya di parkiran. Ingin ia segera pulang melepas lelah. Segera setelah ia masuk ke mobilnya, BMW hitam, ia segera memacu mobilnya. Memacunya cukup kencang setelah melewati pintu tol. Tiba-tiba
"Jangan bergerak!" seseorang menodongkan pistol ke kepala Agnes. "Jangan bergerak, diam, dan terus kendarai mobilmu. Sedikit saja kau mengacau, kepalamu ini akan kubuat lubang!" bisik Joni Bleki garang.
Agnes pun mengangguk, terkejut bercampur shok dan ketakutan. Nafasnya memburu dan dadanya naik turun.
"Siapa kamu?" kata Agnes.
"Bukan urusanmu sayang" kata Joni lagi sembari melirik ke arah spion depan melihat korbannya "Oho... ternyata ini mobilmu cantik" seringainya licik.
Agnes merasa tak nyaman dengan seringai Joni. Ia merasa lebih segera mencari cara untuk kabur.
"Orang ini pasti rampok, kalau aku kasih uang mudah-mudahan aja dia pergi" pikirnya.
"Pak, bapak mau apa? Kalo bapak mau uang, ini di tas saya ada banyak, bapak juga bisa ambil jam saya. Tapi tolong bebaskan saya, kalau bapak juga mau mobil, bapak bisa ambil ini mobil." Agnes memelas.
Joni pun meliriknya. Ia perhatikan Agnes dari wajah hingga pahanya yang mulus berbalut hotpants.
"Tenang aja cantik, kamu aman bersamaku, asal kamu menuruti apa kataku, kamu lebih berguna hidup cantik. Sekarang, ada belokan di depan, kamu belok kanan, awas jika kamu mengacau" ancam Joni seraya menodongkan pistolnya.
Agnespun menurut, ia mengikuti semua petunjuk jalan yang diberi Joni dengan pistol tertodong dikepalanya. Tiba-tiba Joni berkata,
"Ini peluru kaliber .45, mudah nembus kursi kulit bagusmu sayang, jangan kamu bilang-bilang sama penjaga tol, awas, saya mengawasimu dari belakang, jangan kau buka kacamu lebar-lebar." ancamnya ketika melihat pintu tol dari jauh.
"Selamat malam nona", sapa penjaga tol tersebut ramah.
"Malam pak", jawab Agnes agak getir.
"Eh non Agnes, langsung aja Non", kata petugas tersebut.
"Loh gak bayar pak?" sahut Agnes.
"Gak papa non, saya penggemar non, oh iya non, ati-ati di jalan, jangan brenti sembarangan, aye denger tadi ada rampok dikejar-kejar polisi, sampe sekarang masih buron. Terus, setau ane nih, tuh rampok suka membunuh semua orang yang ngeliat dia ngrampok. Ih serem... non." teroco petugas tersebut.
Jantung Agnespun berdegub mendengar perkataan petugas tersebut. Ingin dia berteriak namun tiba-tiba dia merasakan sebuah benda menekan pantatnya. Perlahan ia melihat moncong pistol terarah padanya dari kegelapan.
"Iya mas makasih ya", segera ia meninggalkan pintu tol.
"Bagus cantik, jangan sampai kau macam-macam denganku kalau tak mau nyawamu melayang" sahutnya sembari bangkit dari sela-sela tempat duduk.
Tampaknya cukup pintar juga Joni ini bersembunyi.
"Pak saya mohon jangan bunuh saya" Agnes kembali memelas.
"Diam lu!", Bentak Joni, "Kalo lu lakuin yang gua perintahin, lu bakalan selamet. Paham!!".
"Paham Pak" sahut Agnes terisak.

###############################
Escape Point

Krebo Item, Bruno Condet & Sarno

Kini Mobil BMW tersebut melaju kencang dan berbelok melalui beberapa tikungan sesuai petunjuk Joni. Akhirnya mereka sampai di sebuah pelabuhan. Joni sengaja membawa mobil tersebut melalui belakang pelabuhan. Ada spot yang aman dimana dia sudah menyogok penjaganya untuk tidak di utak-atik, Joni pun mengeluarkan sapu tangan,
"Nah cantik, kamu tutup matamu sekarang kalau kamu ingin selamat" bentak Joni.
Agnes pun menurut, mengira bahwa sang rampok segera ingin pergi tanpa ketahuan wajahnya secara jelas. Namun Joni memiliki rencana lain, segera ia mengoleskan obat bius ke sapu tangannya dan ia bekapkan ke wajah Agnes. Agnes pun meronta, namun dalam beberapa detik tubuhnya lemas, ia pun pingsan.
"Kamu lebih berguna hidup sayang, kamu harus berterima kasih padaku, kamu akan kujadikan budakku hahahaha...." tawanya seram.
Ia pun segera membawa Agnes, meninggalkan tas dan tak lupa mematikan hape Agnes. Segera ia mengendap-endap, memasuki lubang di pagar kawat yang memang telah sengaja disiapkan oleh petugas yang ia suap.
"Kemane aje lu Blek, lama bener" Kata seseorang menyapa Bleki dalam keremangan. "Diem lu Krebo, gua udah susah payah jadi decoy nih. Susah goblok lari dari mobil polisi." Sembur Joni.
"Wei, sabar Blek, kan udah perjanjian. Tapi santai barang selamat di dalam, sekarang kita tinggal goa aja, tuh Sarno udah nungguin, jangan sampe temen-temen dia curiga kalo dia bantu kita." Kata Krebo.
"Semua udah siap Bo?" Tanya Joni.
"Udah gua beresin semua, kita tinggal berangkat, eh apa tuh di pundak lu?" tanya Joni.
"Oh ini? Ini cem-ceman kita nanti Bo, ok punya" seringai Joni dan Krebo pun turut tersenyum. "Ayo kita berangkat nanti aku ceritakan di kapal" Kata Joni lagi
Dalam perjalanan laut Joni menceritakan kisahnya lari dari kejaran polisi dengan bersembunyi di mobil Agnes. Lalu ia mengancamnya untuk mengantarkan dia ke pelabuhan. Namun melihat Agens Monica seorang aktris cantik dan seksi membuat pikiran Joni berubah untuk tidak membunuhnya. Joni berpikir kapan lagi dapat menyetubuhi artis paling hot se ibukota ini.
"Laut aman Det?" Kata Krebo pada si sopir kapal.
"Beres Bos" sahut Codet.
"Eh Jon, la itu gimana mobil korban kita?" tanya Krebo.
"Beres Bo, tadi udah aku suruh Sarno urus tuh mobil. Bakal dia buang ke jurang nanti. Bo kali ini kita stop dulu aksinya. Polisi dah mulai waspada Bo, kalau tadi Codet nggak ngawasi dengan bener, bisa tewas kita semua." kata Joni.
"Hmmm..... boleh juga ide lo, apalagi ada" sahut Krebo melirik Agnes yang kini terikat di kapal.
"Tapi sebelumnya kita "Bungkam" dia dulu hahaha..." tawa Joni licik.

###############################
Nude Photos

Selama di perjalanan laut, Joni dan Krebo mengerjai Agnes yang sedang pingsan. Mereka telanjangi Agnes sehingga tidak sehelai benangpun menempel di tubuhnya. Kemudian mereka pun turut telanjang dan bergantian berfoto dengan kamera hape milik condet bersama Agnes yang sedang pingsan. Namun mereka licik. Hanya wajah Agnes saja yang mereka perlihatkan dalam foto tersebut. Mereka tidak berlama-lama berfoto, takut meraba-raba tubuh seksi Agnes yang kencang dan menggoda. Mereka sadar itu akan membangunkan Agnes dan membuat keributan di tengah kapal boat kecil mereka. Segera mereka memakaikan baju Agnes dan mengikatnya. Tak sampai 4 jam mereka telah sampai di sebuah pulau di lepas pantai Jawa. Meskipun pulau ini dekat dengan pulau Jawa, namun jarang ada orang singgah di pulau itu.  Kalaupun singgah, hanya di pantai saja, tidak sampai masuk ke dalam hutan. Mereka memanfaatkan kondisi pulau yang sepi dan jarang dikunjungi orang tersebut untuk menyembunyikan harta mereka serta diri mereka hingga keadaan aman. Merekapun berjalan masuk ke dalam hutan. Tak jauh dari pantai terdapat sebuah rumah cukup besar, namun tersembunyi dibalik hutan. Mereka segera meletakkan barang-barang hasil rampokan mereka serta membaringkan Agnes di sebuah ranjang. Kemudian mereka menutup pintu dan menguncinya.
“Ndet, jangan lupa kalo lu nanti ke kota, lu pantau situasi dan beli nih barang-barang buat si budak itu” seringai Joni.
“Beres bro, pokoknya nanti aku pulang kita pesta, lu didik dia dulu cara ngelayanin gue” balas Condet menyeringai.

#############################
Worst Nightmare Ever

“Mmmhhh…, eh, apa-apaan nih, dimana nih? Tolong…. Tolong…..tolong….” Agnes terbangun dan kaget mendapati tangan dan kakiknya terikat di sebuah ruangan.
Ia menangis terisak-isak dan berteriak meminta tolong. Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan ada dua orang berperawakan tinggi dan hitam masuk ke ruangan itu, wajah mereka sangatlah buruk, membuat Agnes terkejut dan membelalakkan mata kepada mereka.
“Selamat siang nona manis, eh udah bangun rupanya” seringai Krebo pada Agnes.
“Si... siapa kalian..!!!” teriak Agnes ketakutan.
“Hahaha... gak nyangka gue bakal sembunyi di mobil Agnes Monica yang seksi ini” tawa Bleki dari belakang Krebo.
“Ka.. kamu...” Agnes terkejut, “Bukankah aku sudah mengantarkanmu, sekarang lepasin aku,” isak Agnes memelas.
“Hahaha..., janjiku hanya tidak membunuhmu sayang, kalo lo mau idup, lo harus mau jadi budak kami Hahaha...” bentak Bleki pada Agnes.
Mendengar itu, Agnes merasa bak disambaer petir di siang bolong, ia menangis,
“Jangan... jangan... pergi... atau.....” .
“Atau apa cantik? Silakan kamu teriak-teriak, ini di tengah hutan, tidak ada yang mau dengerin teriakanmu cantik Hahahaha....” bentak Krebo.
Melihat korbannya sudah tidak berdaya, Bleki pun mendekati Agnes.
“Jangan pak...” isak Agnes lagi.
Bleki tidak memperdulikan isak tangis Agnes, ia memegang kaki Agnes dengan kencang dan meraba-raba paha mulus Agnes. Krebo pun tak mau ketinggalan, ia segera mendekat dan meraba-raba payudara Agnes.
“Weh sekel juga ya punya lo, wakakaka.” seringai Krebo tak mempedulikan isak tangis Agnes,
“Jangan Pak, jangan!”.
Krebo tidak mempedulikan Agnes memelas, ia langsung mencium bibir mungil Agnes dengan ganasnya, napas alkoholiknya membuat Agnes kesuilitan bernapas. Bleki pun mengambil pisau lipat dari sakunya, ia segera merobek kaos putih Agnes, menarik lepas bra Agnes dengan paksa
“Auh...” lenguh Agnes kesakitan.

Wreeeekkk.... kini ia mengarahkan rabaannya pada payudara mungil Agnes sebelah kanan, sementara lidahnya segera menggelitik puting Agnes sebelah kiri, membuat Agnes meronta-ronta dan mencoba menendang mereka.
“Bajingann...” bentak Krebo, “ Eh lonte, asal lo tau ya, kami semua punya foto bugil lo, kalo lo gak nurutin kata-kata kami, kami sebar nih foto-foto lo di internet, biar lo mampus.” bentaknya kesal, dan membanting print-printnan foto yang ia cetak tadi pagi.
Agnes pun terkaget, hatinya berdegub bertambah kencang bak genderang perang. Dia pun kembali terisak membayangkan jika foto itu sampai tersebar.
“Bagus, sekarang lo harus nurutin semua apa perintah kita.” sahut Krebo sambil melepas ikatan tali pada Agnes. “Sekarang lo minum nih obat, ini obat anti hamil, biar lo gak hamil di sini.” bentaknya.
Agnes menurut dan meminum sebutir kapsul yang dikeluarkan Krebo dari sakunya.
“Bagus, sekarang lepas hotpants sama CD lo, kami pingin liat lo bugil” tambahnya.
“I… Iya pak” kata Agnes.
Agnes kini mulai melepas hotpantsnya. Bleki menelan ludah melihat pemandangan Agnes mengenakan celana dalam putih saja. Agnes meneruskan dengan menarik perlahan CDnya turun. Kini ia benar-benar telah bugil dengan muka merah dan kedua tangannya ia gunakan untuk menutupi payudara dan vaginanya.
“Eh lonte, ngapain lo tutupin? Buka tangan lo! Mau mampus lo!” teriak Bleki seraya menunjuk foto Agnes.
“Baik Pak” Isak Agnes memerah dan membuka tangannya.
“Eh lonte, panggil kami semua tuan! Mengerti!” tambah Bleki galak.
“Baik tuan” Kata Agnes. “Bagus, sekarang aku pingin liat memek lo, sekarang lo nungging kayak anjing, paham!” tawa Krebo.
Agnes pun menunggingkan pantat seksinya, memperlihatkan lubang surgawinya yang merah muda ditumbuhi sedikit bulu-bulu halus.
“Bo, yang ini bagianku dulu, lo bagian depan sonoh” kata Bleki tak sabar.
“Hehehe…beres” Krebo segera mendekati mulut Agnes.

Dia segera melepas celananya dan memukul-mukulkan batang kemaluannya ke muka Agnes.
“Gila besar punya ini orang, item, bau lagi” isak Agnes dalam hati.
Penis Krebo berwarna hitam, sepanjang 30 cm, tapi diameternya tidak terlalu besar. Yang agak membuat Agnes eneg adalah bulunya yang ternyata juga kribo.
“Nah lonte, sekarang lo jilatin nih penis gue, kayak lo jilatin lollipop, terus lo emut-emut” bentak Krebo.
Agnespun mulai menjilati Penis Krebo. Ia menjilatinya seperti anak kecil menjilati permen. Ia tempelkan lidahnya mulai dari batangnya, kemudian ia seret lidahnya ke atas menyusuri lekuk penis Krebo yang hitam,
“Bagus, gitu lonte. Sekarang lo emut kontol gue” seringai Krebo.
Agnespun menurut, segera ia kulum penis Krebo dan menaik turunkan kepalanya seolah mesin penghisap debu.
“Bagus, sekarang taruh lidah lo di lubang kencing gue, terus lo emut ampe gue puas” perintah Krebo.
Agnes pun menurut. Bagi Agnes ini sangatlah menjijikkan, tapi bagi Krebo, penisnya mendapatkan sensasi dari pijatan-pijatan mulut Agnes dan tekanan lidah Agnes pada lubang kemihnya. Ketika Agnes sedang fokus melayani Krebo, tiba-tiba ia terkejut karena Bleki  baru saja mengelus bibir vaginanya. Ingin ia berteriak, namun Krebo yang tanggap segera mencengkeram kepala Agnes dan memaju mundurkannya membuat Agnes hampir tersedak.
“Ohohoho… kupikir semuar artis ibukota itu lonte, pada gak perawan, tapi ternyata lo masih perawan, hahaha…” Bleki yang baru saja mengobok-obok vagina Agnes tertawa begitu membuka vagina Agnes dan melihat selaput daranya yang masih utuh.
Blekipun kembali mengobok-obok vagina Agnes. Dirabanya klitoris Agnes dan dipilin-pilinnya dengan keras membuat Agnes kaget dan tersedak penis Krebo.
“Mmmpphhh….mmmppphhh” desah Agnes tersumbat penis.
Blekipun mulai memasukkan jari-jarinya lebih dalam lagi. Ia korek setia mili lembah kenikmatan Agnes mencari tonjolan-tonjolan G-Spot Agnes. Tidak lama kemudian, Bleki menemukannya. Ia menyeringai dan segera menggosokkan jari jemarinya ke dalam G-Spot Agnes dengan cepat. Serangan-serangan yang Bleki lakukan membuat Agnes terangsang hebat.

Agnes berteriak-teriak walaupun mulutnya tersumpal penis Krebo sementara tubuhnya melenting-lenting. Hingga akhirnya; “Crrrroottt….Crrshhh…..Mmpphhhh….” Tubuh Agnes melenting ke depan, otot-otot vaginanya menegang menjepit erat jemari Bleki, dan sekelompok nectar lezat mengalir deras dari vagina Agnes bak air terjun. Sementara Bleki melepaskan jemarinya dan segera menempelkan mulutnya pada vagina Agnes untuk menyeruput nektar kesukaannya.
“Sruuupppsss…sssrppppss… Ah.. eh lonte memek lo wangi juga ya, hahaha…” teriak Bleki seraya menyeruput vagina Agnes dengan rakusnya.
Lidahnya bahkan menelusuri setiap mili vagina Agnes, memastikan tidak ada nectar yang terbuang. Sementara itu Agnes merasa lemas akibat orgasme hebat yang melandanya tadi sementara tubuhnya masih berkelojotan menikmati sisa-sisa orgasme yang dahsyat. Melihat korbannya lemas, membuat Bleki bertambah semangat. Ia segera meremas pantat Agnes, menamparnya beberapa kali, dan mengangkatnya sedikit ke atas. Lalu ia segera menyiagakan penisnya untuk menghujami vagina Agnes. Sementara itu Agnes yang tenaganya terkuras hanya mampu pasrah dan mengiba. Namun Krebo segera menjambak rambut Agnes dan membuatnya mengulum penisnya.
“Dasar lonte, lo itu budak kami, lo harus turuti apa perintah kami. Lah… Entar lo juga suka ama kontol dan peju kami, sekarang lo nikmatin aja, dasar Lonte.” Bentak Krebo.
Bleki yang sudah sangat bernafsu segera menghujamkan penisnya pada vagina Agnes.
“Slebb…Ngghh….” jeritan Agnes teredam oleh penis Krebo.
Tubuhnya melenting ke atas. Air mata mengalir dari sela-sela matanya dan darah segar tanda bobolnya kesucian dirinya membahasi paha dan penis milik Bleki. Agnes hanya mampu menangis meratapi kesuciannya yang telah hilang. Kini rasa sedih dan sakit bercampur aduk dalam dirinya. Kini penis seorang penjahat kotor telah merenggut keperawanan dan mengisi penuh vaginanya. Bleki kini menikmati remasan vagina perawan Agnes yang baru saja ia bobol.
“Ahh… lonte, enak banget memek lo, ssseeempiittt…memek artis terkenal memang nikmattt… hahaha….” tawa Bleki kegirangan.

Kedua tangannya meremas-remas dan menampar pantat sexy Agnes. Setelah puas, ia pun menggenjot Agnes dengan perlahan dan berirama. Setiap tusukan ke lima ia menekankan penisnya hingga mentok mencium pintu rahim Agnes. Sementara kini tangan kanannya berpindah membelai-belai payudara mungil Agnes yang bergelantungan, sementara tangan kirinya masih sibuk meremasi pantat padat Agnes. Perlahan namun pasti vagina Agnes mulai menerima rangsangan ini. Perlahan rasa sakit mulai tergantikan oleh perasaan nikmat dan horny yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Vaginanya mulai basah akibat lendirnya yang mulai banjir melumasi  otot-otot penis perkasa Bleki. Agnes sudah konsen pada isapannya, penis Krebo dibiarkannya mengacung di depan mukanya, sementara itu ia mendesah-desah keenakkan.
“Akhhhh…. Uhhh…. Ohhhh… Ssshhhh….Awwhhh…” Agnes terkejut, ia menggigit bibir mungil seksinya.
Bleki kini mengganti iramanya dengan menarik perlahan penisnya lalu membenamkannya dengan cepat hingga penisnya mencium pintu rahim Agnes. Berulangkali Bleki melakukannya membuat Agnes kelojotan tak karuan. Serangan bertubi-tubi pada pintu rahim membuat sang pintu mulai membuka. Penis Bleki yang tadi tidak masuk sepenuhnya kini amblas menyeruak seluruhnya kedalam rahim Agnes membuat Agnes berteriak, matanya mebelalak, dan punggungnya melenting seksi
“Hhhiiiaaaahhhhhhhh…..” teriaknya.
Bersamaan dengan itu vaginanya mulai berkedut-kedut, otot-ototnya menegang, cairan menyembur, namun tertahan oleh desakan Penis Bleki yang perkasa, membuat mengalir merayap melalui selangkangan Agnes dan paha Bleki. Sementara Bleki masih membenamkan penisnya pada rahim Agnes. Agnes mengalami orgasme hebat karena mengalami sensasi tak terkira saat rahimnya dimasuki oleh penis Bleki, ia mendapatkan multi orgasme yang belum pernah ia rasakan. Tubuhnya ambruk, dan ia berkelojotan tak karuan. Sementara itu Bleki masih memegang pinggul Agnes. Kini Bleki membalik tubuh Agnes dengan penis masih tertanam dalam vaginanya. Ia mulai menggenjot Agnes dengan tempo cepat. Bunyi kecipak penis yang menghujami vagina yang telah becek menggema dalam ruangan. Agnes telah pasrah, tenaganya telah habis terkuras pada orgasmenya yang kedua. Ia hanya bisa pasrah Bleki menggarapnya dengan tempo cepat. Sementara tangan kirinya menyentil-nyentil putingnya yang sebelah kanan dan lidah Bleki memainkan dan menjilati payudara mungil Agnes, serta mengigiti putingnya yang sebelah kanan.  Kedua putingnya kini yang merah muda kini telah mengeras oleh serbuan Bleki.

“Aaakkkhhhhh……” Agnes pun menjerit horny mengalami orgasme hebatnya yang ketiga.
Refleks kakinya ia lingkarkan pada pinggul Bleki dan ia peluk kepala Bleki, membuat penis Bleki semakin terbenam pada rahim Agnes dan ia makin ganas mengigiti putting Agnes. Semburan lendir kewanitaanya pun mengucur dari sela-sela vaginanya yang terisi oleh penis Bleki. Seluruh otot di badannya bergetar kelojotan membuat Bleki horny dan segera mencium bibir seksi Agnes. Sensasi diperkosa oleh orang yang tak dikenalnya, ditambah serangan-serangan dahsyat pada organ kewanitaannya membuat otot-otot vagina Agnes semakin mengencang. Meremas-remas dan memijat penis Bleki seolah memintanya untuk mengeluarkan maninya. Bleki yang tentu saja sangat terangsang oleh perlakuan Agnes tidak kuat menahan gempuran otot-otot vagina Agnes. Ia pun menyemburkan spermanya dengan deras ke dalam rahim Agnes. Sensasi rahimnya terisi penuh oleh penis Bleki, sperma yang muncrat, serta ciuman pada bibir, dan remasan tangan pada payudaranya membuat Agnes mendapatkan multi orgasme. Tubuhnya kembali bergetar hebat tak keruan, vaginanya bak berubah seolah mesin vacuum yang harus memompa habis isi penis Bleki. Usai semburan penis Bleki yang terakhir. Ia menarik keluar penisnya yang separuh loyo. Ia lalu menyodorkan penisnya yang masih belepotan peju ke mulut Agnes.
“Bersihin nih kontol gua lonte,” Bentaknya pada Agnes.
Agnes yang lemas setelah digempur oleh Bleki hanya menurut dan mengulum penis Bleki pada mulutnya, membersihkan sisa-sisa sperma berbau khas dari penis Bleki. Sementara itu Krebo tertawa-tawa melihat Agnes yang masih berkelojotan keenakan.  Krebo yang dari tadi menahan Horny melihat persetubuhan Bleki dengan Agnes kini mulai meminta jatah. Dia siagakan penisnya pada lubang kenikmatan Agnes. Sementara Agnes hanya mampu merintih pelan. Agnes pasrah membayangkan tubuh moleknya bakalan ditusuk-tusuk oleh penis Krebo yang lebih tebal dan berurat ketimbang Joni. Memang tidak sepanjang milik Joni, namun cukup untuk mengisi penuh liang senggamanya. Perlahan ia merasakan kepala penis Krebo memasuki liang senggamanya. Namun setelah seluruh kepala penisnya amblas, Krebo menyentakkan pinggulnya membuat penisnya menusuk liang vagina Agnes, membuat penisnya mencium pintu rahim Agnes. Agnes Monica mendesah antara horny dan sakit. Punggungnya kembali melenting ke atas membuat payuudaranya membubung dengan indah dan langsung diremasi oleh Krebo yang bertambah horny melihat pemandangan itu. Bagi Agnes sisa-sisa kenikmatan gempuran Bleki masih tersisa dalam memorinya, nafsunya masih di ujung kepala.

Hanya sebentar saja rasa sakit itu hilang, sisa-sisa sperma Bleki yang luber dan multi orgasmenya tadi telah membantu vaginanya menerima penis Krebo. Namun tetap saja, penis Krebo terlalu tebal untuk mengisi vagina Agnes. Membuat Agnes mampu merasakan setiap urat dan otot penis Bleki yang terbenam di dalam vaginanya. Sementara itu, Krebo yang sudah sangat bernafsu segera menusuk-nusukan penisnya dengan cepat, sementara kedua tangannya masih meremas-remas dan mempermainkan putting payudara Agnes. Otak Agnes kini dipenuhi oleh serbuan rangsangan-rangsangan Krebo. Rasa kagetnya mendapat penis Krebo menghujami liang senggamanya, menggesek-gesek seluruh liang vagina dan G-spotnya dengan brutal. Sensasi yang ia dapat dari rangsangan puting payudaranya. Krebo kini bahkan memilin-milin putting Agnes yang sebelah kanan dan mengigiti putingnya yang sebelah kiri dengan ganas. Meskipun secara nalar Agnes menolak perkosaan tersebut, namun naluri alamiahnya lebih jujur. Agnes benar-benar horny. Tubuhnya kembali berkelojotan menghadapi gemuran Krebo yang tak kenal ampun. Ternyata jauh didalam dirinya, Agnes adalah seorang sluties. Tanpa sadar ia mulai menerima perkosaan brutal yang kini menimpa dirinya. Kini Agnes mulai mendesah-desah horny. Agnes segera meraih orgasmenya yang pertama saat disetubuhi Krebo. Kembali Agnes berteriak, mendesah dan melentingkan tubuhnya ke atas. Agnes bahkan memeluk dan menyambut french kiss Krebo dengan ganas sementara tubuhnya masih bergetar karena orgasme. Krebo tidak puas hanya dengan posisi misionaris. Kini ia mengangkat tubuh Agnes, menaruh tanganya pada pinggul Agnes. Kini Krebo menggendong Agnes dan menyetubuhinya dalam posisi berdiri, ia langsung menggenjot Agnes dengan cepat membuat penis beruratnya semakin menghujami liang senggama Agnes lebih dalam. Sementara mulutnya tidak pernah lepas dari putting payudara dan bibir Agnes.
“Oughh… yess… ahhh…,” Agnes mendesah-desah dengan keras.
Tiba-tiba Krebo menghentikan genjotannya,
“Uuhhh… ohhh… terusin pak,” lenguh Agnes tanpa sadar.
Mendengar apa yang baru saja ia katakan membuat jantung Agnes seolah berhenti seketika. Agnes merasa jijik dengan dirinya. Bagaimana mungkin Agnes takluk pada dua orang rendahan macam mereka. Namun kenyataannya tubuh Agnes lebih jujur. Agnes sebetulnya menikmati persetubuhan itu. Namun gengsinya yang tinggi membuatnya teralih. Krebo yang mendengar pengakuan Agnes pun tertawa terbahak-bahak. Ia bahkan menghina Agnes,
“Lonte… lonte… ternyata lo doyan kontol juga ya?  Hahaha…kenapa lo gak jujur aja dari awal lonte… Hahahaha…”

Agnes hanya terdiam, pikirannya campur aduk, air mata mengalir dari ujung matanya. “Heh lonte, klo lo gak mau jujur, gua bakalan siksa memek lo sampe lo jujur,” bentak Krebo.
Segera ia genjot Agnes dengan tempo cepat, membuat Agnes kembali mendesah-desah dan kelojotan. Penis tebalnya kembali mengoyak-koyak liang kenikmatan Agnes, membuat nafsu Agnes kembali ke ujung kepala. Namun, tepat sebelum Agnes mengalami orgasmenya, Krebo menghentikan genjotannya, membuat nafsu Agnes yang sudah di ubu-ubun kembali turun. Kemudian Krebo kembali mengoyak vagina Agnes dengan brutal dan kembali menghentukannya ketika Agnes akan orgasme. Berkali-kali Krebo menyiksa Agnes dengan liciknya sehingga akhirnya Agnes pun menyerah. Ia mulai menggerakkan pinggulnya naik turun saat Krebo menghentikan genjotannya. Agnes kini memelas pada Krebo, memohon padanya untuk terus menyetubuhinya. Perasaan horny yang nanggung dan orgasme yang tak kunjung tiba membuatn pikiran Agnes tersiksa. Agnes pun terisak memohon,
“Hhhh…. Ssshhh… teruss…pliss”.
“Lonte… lo mohon dulu pake bahasa yang nakal, kalo gua enak dengernya, gua puasin memek lo hahaha…” bentak Krebo.
“Tuan, Agnes mohon, tolong beri hukuman pada memek Agnes yang nakal ini” isaknya memelas.
“Hahaha… lonte… lonte… akhirnya jujur juga lo” teriak Krebo penuh kemenangan.
Krebo kembali menggenjot Agnes dengan brutal membawa Agnes mencapai sebuah multi orgasme dari kumpulan-kumpulan orgasme yang tersimpan tadi. Vagina Agnes kini benar-benar telah banjir. Penis Krebo yang keluar masuk vagina Agnes kini terlihat mengkilat. Namun tampaknya vaginanya masih terisi penuh oleh penis Krebo yang kembali mengantarkan orgasme bagi Agnes dalam waktu 10 menit. Melihat Agnes yang kini terkapar pasrah dalam dekapannya membuat Krebo makin ganas. Tusukan penisnya makin cepat, mencapai kecepatan maksimum. Tubrukan antara pantat Agnes dengan pinggulnya membuat suara becek yang khas. Agnes bertambah kelojotan mendapatkan serangan maksimum dari Krebo.

Agnes tanpa sadar kini telah memeluk Krebo dan menciumnya. Sementara itu vaginanya terus menerus banjir orgasme akibat ulah Krebo. 15 menit setelah itu, Krebo menggeram. Ia mencengkeram pantat Agnes dengan keras dan menghujamkan penisnya dalam-dalam pada vagina Agnes membuat kepala penisnya kini membuka sedikit lubang pada rahim Agnes. “Sprutt… sprutt…sprutt…” lahar panasnya kini mengisi rahim Agnes. Bersamaan dengan itu Agnes kembali meraih multi orgasme. Ia tempelkan dadanya pada tubuh Krebo sementara itu ia masih terus mencium Krebo dengan ganasnya. Kini hanya nafsulah yang menguasai pikiran Agnes. Agnes tidak peduli lagi dengan keadaannya. Agnes hanya ingin terpuaskan pada saat itu. Setelah semua laharnya telah mengalir ke rahim Agnes, Krebo pun mencabut penisnya dari vagina Agnes. Krebo menyodorkan penisnya di depan mulut Agnes. Agnes paham apa yang harus ia lakukan, dengan lemas segera Agnes menjilati sisa-sisa sperma yang bercampur dengan cairan kewanitaanya. Agnes menjilati penis Krebo hingga bersih. Bleki yang tadi hanya melihat persetubuhan Agnes kini telah bangkit. Penisnya yang berotot mengacung tegak mendekati Agnes yang terlentang pasrah. Bleki segera mengangkat pinggul Agnes dan menyiagakan penisnya. Perlahan Bleki memasukkan penisnya ke dalam liang kenikmatan Agnes. Agnes hanya mendesah-desah tak keruan, vaginanya masih banjir, dan kini penis berotot Bleki telah siap untuk memuaskannya. Agnes kembali merasakan penis berotot Bleki memasuki liang kenikmatannya perlahan. Ketika penis Bleki hampir mentok, ia menyentakkannya membuat Agnes menggelinjang ke depan dan mendesah dengan keras. Bleki mendiamkan penisnya selama beberapa saat, lalu ia mengangkat pinggul Agnes dan berdiri. Bleki menggerakkan penisnya perlahan, ia kini menggarap Agnes dalam posisi berdiri. Dalam posisi itu, tentu saja penis Bleki menusuk makin dalam ke dalam liang kenikmatan Agnes. Tiba-tiba Bleki menghentikan sodokannya. Bleki melirik kearah Krebo dan berujar,
“Masih lowong satu Bo, ha ha ha…”
Agnes tersentak mendengarnya. Namun apa daya, ia sudah lemas dan kepalang tanggung. Tubuh Agnes telah benar-benar “on”. Krebo berjalan mendekati Agnes. Matanya yang berkilat-kilat dan penisnya telah kembali mengacung tegak, siap menggarap lubang anus Agnes.

Segera Krebo tempelkan kepala penisnya pada lubang anus Agnes. Perlahan penis Krebo kini mulai menyeruak masuk ke dalam anus Agnes. Sementara Agnes merintih kesakitan, matanya mulai menitikkan air mata. Perasaan hornynya kini telah berkurang karena rasa sakit. Ingin Agnes melawan dan berteriak, namun Agnes sudah kehabisan tenaga akibat di garap dua penis perkasa tadi. Agnes kini hanya pasrah dan menitikkan air mata.
“Bleshh…” penis Krebo kini telah amblas seluruhnya dalam anus Agnes. Krebo sengaja mendiamkan penisnya, ia kini sedang beradaptasi dengan anus Agnes, dan meracau menikmati sempitnya dan hangatnya lubang anus Agnes. Sementara itu Bleki kembali menggoyangkan pinggulnya membuat penisnya kembali menghujami liang kenikmatan Agnes. Tak berapa lama Krebo turut menggoyangkan pinggulnya. Beruntung cairan kenikmatan Agnes banjir mebasahi daerah sekitar anus. Membuat penis Krebo mendapat pelumas untuk leluasa bergoyang. Rasa sakit yang tadi mendera Agnes kini telah berkurang. Mulai tergantikan oleh rasa nikmat yang mengalir dari lubang anus dan liang kewanitaanya. Agnes yang tadi merintih-rintih sakit, kini mulai kembali mendesah-desah. Sementara itu, Krebo dan Bleki yang kini sudah dapat beradaptasi mulai menaikkan ritme mereka. Tubuh Agnes yang lemas tak berdaya dalam dekapan mereka kini terlenting-lenting oleh tusukan dua penis perkasa itu. Hanya dalam lima menit Anges mengalami banjir orgasme dibarengi dengan desahan hebat.
“Ha ha ha… Lonte, akhirnya lo jujur juga” bentak Krebo penuh kemenangan, “Molot atas lo mang terserah mau bacot apa, tapi molot bawahmu itu yang paling jujur ha ha ha…Lonte pembohong kayak lo mang pantas kena hukuman ha ha ha…”.
Sebenarnya perkataan-perkataan kasar mereka membuat Agnes ingin menangis, namun Agnes tidak mampu. Tangisannya tertelan oleh gelombang birahi yang kini telah melandanya. Yang keluar dari mulut Agnes kini adalah desahan-desahan nikmat. Sementara itu vaginanya terus menerus banjir orgasme akibat dari tusukan-tusukan kasar kedua rampok tersebut.

”Gilee Bo, memek nih tambah sempit memek nih lonte, gue mau keluar Bo”, racau Bleki keenakan.
“Sa…sama Blek, gue juga mau nyampe nih.” timpal Krebo.
Mereka berdua semakin mempercepat tusukannya. Setelah satu menit, keduanya menusukkan kedua penis mereka dalam-dalam.
“Crroootttt….crottt…crrooott…” sperma keduanya menyeruak mengisi anus dan rahim Agnes.
“Aaahhhh….sshhh….oohhhhhh….ohhhhh….” Agnes berteriak mendesah, tubuhnya kembali terlenting.
Agnes kembali mendapatkan orgasme yang dahsyat. Setelah beberapa menit barulah tubuh Agnes ambruk kedalam pelukan Bleki.
“Hahaha… gila nih Lonte, tubuhnya masih kelejotan. Gimana rasanya di perkosa dua kontol super heh lonte!!” bentak Bleki mengejek.
Namun Agnes tidak menjawab. Yang terdapat di dalam pikirannya saat ini adalah rasa nikmat yang mengantarkannya hingga langit ke tujuh. Bleki dan Krebo tertawa melihat Agnes hanya kelojotan. Mereka segera mencabut penis mereka dan membawa Agnes menuju sebuah kamar mandi. Di sana, mereka membasuh tubuh Agnes dan menyabuninya. Mereka tetap ingin Agnes bersih dan wangi sehingga membangkitkan gairah mereka untuk memperkosa Agnes. Namun acara mandi tersebut juga dibarengi dengan rabaan-rabaan kearah daerah sensitifnya. Bahkan bibir Agnespun tak luput dari ciuman maut keduanya. Hanya saja mereka menahan diri untuk  tidak kembali memperkosa Agnes. Kali ini cukup bagi mereka. Krebo menggotong Agnes kembali ke kamarnya. Dia memakaikan kembali baju Agnes. Namun kali ini tanpa pakaian dalamnya. Setelah itu ia kembali mengikat tangan dan kaki Agnes dan mebiarkannya terlelap pada sebuah ranjang empuk di pojokan ruangan tersebut. Agnes yang terlalu kecapaian langsung terlelap. Ia merasa tidak punya tenaga lagi untuk berteriak ataupun bergerak. Kini ia mulai menutup matanya perlahan dan terlelap.

To be continued…
By: J. Andreas

0 Response to Agnes Monica XXX: Birth Of The Slut Queen

Posting Komentar