- Cerita berikut mengandung unsur seksual, jadi bagi yang tidak suka atau merasa di bawah umur harap tinggalkan segera…
- Penulis tidak bertanggung jawab atas apa yang terjadi setelah membaca cerita ini…
- Cerita ini hanyalah FIKTIF…
Yuki Kato |
“Hhhuuufff...!” ia bernafas lega dan juga dikejar perasaan berdosa saat berhasil memasukkan kembali kertas contekannya ke bawah jam tangannya.
Siang hari setelah ujian hari itu selesai, Yuki menghela nafas panjang. Sepanjang waktu ujian, jantungnya berdetak sangat kencang karena dia takut tertangkap basah mencontek. Ketika sedang menunggu jemputan di depan, tiba-tiba Ayu, salah seorang teman sekelasnya datang menghampiri dan menegurnya.
“Eh Ki, lo dipanggil Pak Dodo tuh” kata Ayu.
“Ada apa Yu?” tanya Yuki.
“Mana gue tau, gue cuma disuruh Pak Dodo manggil lo” kata Ayu.
“Waduh....apa gue ketahuan ya?” tanya Yuki dalam hati dengan was-was.
Dengan tegang Yuki bergegas menuju ke ruangan Pak Dodo. Sebagai guru olahraga, Pak Dodo memiliki ruangan khusus di samping gudang tempat menyimpan alat-alat olahraga. Tok… Tok… Tok…Yuki mengetuk pintu ruangan itu
“Siapa?” tanya Pak Dodo.
“Saya Yuki pak” kata Yuki.
“Masuk!” perintah Pak Dodo.
“Bapak memanggil saya?” tanya Yuki.
“Oh iya, silakan duduk” kata Pak Dodo.
“Kamu yang bernama Yuki Kato?” tanya Pak Dodo.
“Iya pak” kata Yuki.
“Nampaknya kamu sibuk sekali syuting ya, sampai-sampai gak sempat belajar?” kata Pak Dodo.
“Iya, cukup sibuk belakangan ini, memangnya kenapa pak?” tanya Yuki.
Lalu Pak Dodo mengeluarkan HPnya,
“Lihat ini!” Pak Dodo menunjukkan video yang merekam Yuki saat mencontek yang membuat matanya membelakak dan jantungnya seolah berhenti berdetak.
“Kamu tahu hukuman murid yang ketahuan mencontek saat ujian? Dia tidak boleh ikut ujian berikutnya. Berarti kamu pasti tidak naik kelas. Dan yang gawat...bagaimana kalo infotainment tahu soal ini, bisa bahaya karir kamu!” kata Pak Dodo dengan pelan namun mengancam.
“Pliss pak...iya saya mengaku salah, saya udah terlalu capek sampai gak keburu belajar untuk ujian, tapi tolong...jangan laporkan soal ini” kata Yuki memohon pada Pak Dodo yang dibalas dengan semyuman penuh kemenangan oleh pria itu.
“Baik...tenanglah Yuki....Bapak mengerti masalah kamu, dan bapak tidak akan melaporkan kamu, asal…” kata Pak Dodo sambil mendekati Yuki.
“Asal apa pak?” tanya Yuki, suaranya bergetar dan matanya berkaca-kaca, ia sudah skak mat, tidak tahu harus bagaimana.
“Kamu tahu, Bapak juga diam-diam jadi penggemar kamu, sudah lama Bapak menginginkan kamu, dan sekarang saat yang tepat. Kamu harus melayani Bapak sampai puas, kalo tidak Bapak akan berikan ini ke Kepsek. Dan kalau tersebar ke pers karirmu bakal terancam loh” kata Pak Dodo.
Pak Dodo |
Mata Yuki terbelalak mendengar permintaan gila gurunya itu, ia tidak menyangka gara-gara nyontek harus sampai begini. Ciuman aja belum pernah apalagi harus bercinta dengan gurunya lagi.
“Tapi saya belum pernah gituan pak?” Yuki mencoba menolak.
“Hahaha...masa sih, kamu kerja jadi artis masa ga pernah gituan sama produser, sutradara, atau aktor lain? Hehehe”
“Bener Pak, saya gak pernah terima tawaran kaya gituan..saya bukan artis seperti itu, tolong Pak jangan begini!” Yuki memohon dan air matanya mulai menetes.
“Hahaha...bapak ga bilang gitu kok, ya udah, kalo gitu biar bapak aja yang ajarin. Pokoknya kamu cuma nurutin kata bapak? Siapa tau nanti-nanti kamu bisa godain mereka supaya tambah baik karir kamu hahaha” kata Pak Dodo.
“Nggaaakkk!!” Yuki menjerit sambil menangis.
“Ssstttt!!!” Pak Dodo menempelkan telunjuk di depan bibirnya, “kalau ada yang tau kamu tau akibatnya gimana?”
Yuki baru sadar hal itu dan segera terdiam dan sesegukan. Di tengah kebingungannya, Pak Dodo mendekati artis muda itu dan mengelus pipinya.
“Jangan pak…saya gak mau” kata Yuki sambil menepis tangan Pak Dodo.
Karena nafsu yang sudah membumbung tinggi, Pak Dodo pun menarik tangan Yuki sehingga Yuki berdiri dari duduknya.
“Pokoknya kamu turutin aja mau bapak biar kita sama-sama enak.” kata Pak Dodo sambil menghempaskan badan Yuki kembali ke kursi.
Tak ada pilihan lain bagi Yuki selain menuruti nafsu bejat gurunya itu. Yuki pun hanya memalingkan wajahnya ketika Pak Dodo mulai melepaskan kancing seragamnya satu per satu. Setelah semua kancingnya terlepas, Pak Dodo menarik kaos dalamanya keatas hingga terlihat BHnya yang berwarna krem. Tanpa permisi lagi dia meremas kedua buah dada Yuki yang masih tertutup BH itu. Yuki hanya bisa meringgis merasakan setiap remasan Pak Dodo.
“Sudah pak…saya mohon hentikan” iba Yuki yang dibalas dengan sebuah tamparan di wajah Yuki.
Plaaakkk…
“Lonte...jangan sok jual mahal ya!!” kata Pak Dodo dengan pitam, “jangan paksa Bapak main kasar...sekarang kamu buka semua baju lo atau tak sobek-sobek, kamu pilih yang mana” lanjutnya.
Apabila seragamnya di sobek-sobek Pak Dodo, berarti dia pulang bugil, maka dengan terpaksa, Yuki pun mulai melepas pakaiannya satu per satu hingga tinggal BH dan CD nya saja. Pak Dodo melihat dengan takjub kemolekan muridnya ini yang masih begitu muda dan menggiurkan. Melihat Pak Dodo menatapnya dengan nanar, Yuki mencoba menutupi daerah kemaluannya walaupun usahanya sia-sia. Pak Dodo menatap tubuhnya Yuki seakan-akan siap untuk disantap.
Pak Dodo berjalan memutari tubuh Yuki sambil berdecak kagum akan kemolekan tubuhnya artis muda itu. Sudah lama dia memperhatikan Yuki, dia selalu membayangkan tubuh putih mulus Yuki, tubuh seorang artis sinetron. Saat ada di belakang Yuki, Pak Dodo mengelus punggungnya. Yuki tersentak kaget, belum pernah ada yang menyentuhnya seperti ini.
“Jang… an…” belum sempat Yuki menyelesaikan kalimatnya, Pak Dodo sudah menggenggam kedua buah dada Yuki dari belakang.
Yuki coba berontak, tapi Pak Dodo langsung mendekap tubuhnya.
“Akhirnya Bapak bisa menikmati tubuhmu Yuki, dari dulu Bapak cuma ngebayangin sambil ngocok di depan TV waktu kamu tampil, sekarang bapak bisa nikmatin sepuasnya. Hehehe…” kata Pak Dodo.
Yuki hanya bisa memjamkan mata. Dia tak bisa membayangkan apa yang akan diperbuat gurunya itu. Melihat Yuki yang sudah tak berontak lagi, tubuh Yuki dibalikkan hingga sekarang mereka saling berhadapan. Dengan secepat kilat Pak Dodo mencaplok bibir manis Yuki, bibir yang masih segar, merah merekah, karena belum pernah dijamah laki-laki manapun. Mendapat serangan dadakan itu Yuki pun gelagapan.
“Mmmphhh… mmmphhh…” dia berusaha menghindari mulut Pak Dodo yang beraroma rokok kretek yang biasa dia hisap.
Bau tak sedap yang keluar dari mulut Pak Dodo membuat Yuki berontak, dia berusaha melepaskan pelukan Pak Dodo. Tapi apalah artinya seorang perempuan seperti Yuki melawan Pak Dodo yang lebih kekar. Pak Dodo mulai memainkan lidahnya bahkan menghisap lidah Yuki. Tampak sekali Yuki kewalahan menghadapi ciuman buas Pak Dodo yang tentu saja lebih pengalaman. Tiba-tiba Pak Dodo menarik tali BH Yuki ke bawah hingga terpampang dua buah dada Yuki yang masih mulus yang belum terjamah tangan-tangan nakal manapun. Walaupun tidak terlalu besar, tapi proporsional dengan tubuhnya hingga manambah kemolekan tubuh Yuki. Yuki tersentak kaget, secara refleks dia berusaha menutupi kedua buah dadanya. Tapi tangan Pak Dodo segera membuka tangan Yuki. Yuki berusaha melawan, tapi tenaganya tidak kuasa menahan Pak Dodo yang sedang bernafsu ingin melahap buah dadanya. Sambil menahan tangan Yuki agar tidak menutupi buah dadanya itu, Pak Dodo langsung melahap kedua buah dada gadis itu secara bergantian bagai seorang anak kecil yang sedang mengemut permen. Dihisap dalam-dalam buah dadanya Yuki sambil sesekali menjilati putingnya. Yuki hanya bisa meringgis menahan sakit sekaligus kenikmatan yang belum pernah dirasakannya. Nampak sekali Yuki yang belum pengalaman mulai takluk dari Pak Dodo yang sudah sarat pengalaman.
“Ampun… pak… sudah…” rintih Yuki yang tak digubris Pak Dodo yang sudah terbakar nafsu.
Renggekan Yuki malah semakin manambah nafsu Pak Dodo hingga menghisap buah dada Yuki semakin dalam, akibatnya timbul noda kemerahan di buah dada Yuki. Puas dengan buah dadanya Yuki, Pak Dodo berdiri hingga muka Yuki tepat berada di kemaluannya. Tanpa malu-malu lagi dia meloroti celana training yang biasa dia pakai sebagai guru olahraga berikut celana dalamnya. Maka tersembulah senjata maut Pak Dodo yang sudah berdiri tegak.
“Nah Yuki, coba kamu pegang punya bapak ini” perintah Pak Dodo.
“Gak ah pak, jijik” tolak Yuki menggelengkan kepala
Penolakan gadis itu membuat Pak Dodo naik pitam lagi. Dia mengangkat tangannya seolah-olah ingin menampar Yuki.
“Ampun pak, iya saya pegang” kata Yuki ketakutan.
Dengan gemetar sambil menahan rasa jijik, Yuki menggerakkan tangannya memegang penisnya Pak Dodo. ini pertama kalinya Yuki memegang penis laki-laki yang sebelumnya hanya dilihat di gambar-gambar porno atau film-film porno.
“Nah gitu dong, jadi anak manis, Yuki sayang. hehehe” sambut Pak Dodo.
“Sekarang gerakkan tangan kamu, kocok yang enak” perintah Pak Dodo. Yuki menuruti permintaan Pak Dodo sambil menahan rasa jijik.
“Ahhh… Enak tenan…” Pak Dodo mulai menikmati kocokan Yuki.
“Sekarang masukin ke mulut lo!” perintah Pak Dodo.
Yuki terperanjat, ini saja baru pertama kalinya dia memegang alat vital laki-laki, sekarang dia harus memasukkannya ke dalam mulutnya. Yuki merasa tambah jijik, apalagi penis itu mengeluarkan bau tak sedap yang membuatnya mau muntah.
“Dibilang masukin, kok bandel ya!” Pak Dodo mulai tak sabar, tangannya memegang belakang kepala Yuki, lalu ditariknya kepala tersebut hingga penisnya langsung masuk ke dalam mulutnya Yuki. Ditekannya kepala Yuki hingga penisnya masuk seluruhnya.
“Mmmppphhh…” Yuki berusahan melepaskan diri tetapi Pak Dodo menahannya dengan semakin menekan kepala Yuki lebih dalam.
Akhirnya Pak Dodo melepaskan kepala Yuki yang membuat Yuki lega bisa bernafas lagi.
“Ampun pak, jangan lagi” renggek Yuki dengan berlinang air mata.
“Hehehe, lama-lama juga lo terbiasa” kata Pak Dodo dengan raut wajah mengejek Yuki.
“Ayo masukin lagi. Apa lo mau bapak paksa lagi?” perintah Pak Dodo.
Karena tidak punya pilihan lagi, maka Yuki dengan terpaksa kembali memasukkan penis Pak Dodo ke dalam mulutnya.
“Nah gitu dong dari tadi, sekarang oral Yuk!” perintah Pak Dodo. Yuki diam saja, dia belum pernah melihat alat kelamin laki-laki apalagi mengoralnya.
“Kamu belum pernah ya? Sini bapak ajarin” lalu Pak Dodo memegang kepala Yuki dan bergerak maju mundur hingga penisnya keluar masuk mulut Yuki.
“Nah sekarang kamu coba lakukan” perintah Pak Dodo.
Yuki pun menggerakkan kepalanya hingga penisnya Pak Dodo keluar masuk dengan menahan rasa jijik.
“Hahaha, kamu emang cepat belajarnya...sekalian isep dong!” perintah Pak Dodo.
Di bawah ancaman, Yuki mau tak mau menuruti perintah Pak Dodo. Guru bejat itu benar-benar menikmati oral yang dilakukan tapi dia tak mau klimaks dulu, dia masih ingin menikmati tubuh Yuki. Lalu Pak Dodo menarik penisnya dari mulut Yuki. Kembali dia mencaplok kedua buah dada Yuki. Pak Dodo mulai bergerilya dari buah dadanya Yuki ke bawah menuju perut Yuki. Setibanya di perut Yuki, Pak Dodo menarik celana dalam Yuki hingga lututnya. Yuki kaget hingga dia terdorong ke belakang. Untung saja ada kursi tempat yang dia duduki tadi. Tapi itu membuat Pak Dodo dapat melihat kemaluan Yuki yang masih ditumbuhi oleh bulu-bulu halus yang baru tumbuh. Pak Dodo terpana melihat pemandangan itu hingga membuat dia semakin bernafsu. Tak sabar dia ingin memasukkan penisnya ke dalam vaginanya Yuki. Tapi dia ingin bermain sepuasnya dengan tubuhnya Yuki. Dengan perlahan tapi pasti, dia mulai mendekati selangkangan Yuki. Yuki berusaha mencegahnya dengan menutupi daerah kemaluannya itu.
“Tolong jangan Pak....saya masih perawan” Yuki memohon belas kasihan pak Dodo.
Bagai serigala yang tak kenal ampun pada mangsanya, Pak Dodo menyibak tangan Yuki, bahkan memelintir tangannya.
“Diem jangan ngelawan, kalo kamu masih ngelawan, ntar Bapak gampar” kata Pak Dodo dengan keras.
Yuki pun hanya pasrah bahwa dia akan kehilangan keperawanannya oleh Pak Dodo guru olahraga yang sangat dia benci itu. Lalu dia manarik celana dalam Yuki hingga lepas semua. Sekarang bagian bawah Yuki sudah polos tak tertutup apapun. Lalu Pak Dodo menjauhkan kedua kaki Yuki hingga daerah intim Yuki semakin terbuka lebar. Langsung saja dia menjilati bibir vagina Yuki yang membuat pemiliknya meringgis. Namun, ada sensasi kenikmatan yang belum pernah Yuki rasakan sebelumnya, sensasi organ kewanitaannya dirangsang seperti ini, sepertinya membawanya terbang.
“Enak kan hehehe?” tanya Pak Dodo.
Yuki memejamkan mata, air matanya makin tertumpah, tentu ia tak mau mengakui bahwa dirinya juga menikmati permainan lidah Pak Dodo. Dia hanya menahan kedua bibirnya berusah menahan gelombang kenikmatan yang dialaminya. Tak mendapat respon dari Yuki, Pak Dodo kembali menjilati vaginanya Yuki. Kali ini dia memasukkan lidahnya ke dalam yang membuat Yuki menggelengkan kepalanya sambil meringgis seperti menahan sesuatu.
Selang beberapa menit kemudian, Yuki merasakan vaginanya berdenyut-denyut dan ada sesuatu yang tak tertahankan mau keluar
“Pak… Yuki… mau pipis…stop Pak...stop...aaahhh” Yuki tidak dapat menahan serangan-serangan Pak Dodo dan akhirnya “Ahhhh…” Yuki pun berteriak menandakan telah orgasme, orgasme pertamanya dari laki-laki yang memaksanya melakukan perbuatan amoral.
“Hehehe, ini bukan pipis, manis, ini namanya orgasme...ternyata kamu menikmati juga yah. Sekarang kamu telah jadi lonte, kamu harus siap bapak pakai kapanpun, ngerti?” kata Pak Dodo kegirangan.
Yuki tertunduk dan tangisannya makin menjadi-jadi menerima kenyataan dirinya telah dinodai oleh gurunya sendiri. Tiba-tiba Pak Dodo mencium Yuki yang membuat dia kelabakan karena nafasnya yang ngos-ngosan sehabis orgasme barusan harus menerima ciuman dari Pak Dodo hingga membuatnya menjadi sesak nafas.
“Pak… mmppphh… tunggu… mmppphh… dulu…” minta Yuki.
Permintaan Yuki semakin membuat Pak Dodo melumat habis mulut Yuki. Karena tak digubris, akhirnya Yuki membiarkan Pak Dodo melumat mulutnya sedangkan Yuki mencari sela untuk bernafas. Tiba-tiba Pak Dodo menghentikan aksinya.
“Dah sekarang kamu berdiri!” perintah Pak Dodo.
Dengan gemeteran, Yuki mematuhi perintah Pak Dodo, dia berdiri dari kursi yang dia duduki. Lalu Pak Dodo menggeser kursi tersebut dan membalikkan badan Yuki. Lalu badan Yuki di dorong hingga sekarang dia terlungkup di meja Pak Dodo. Yuki dapat merasakan sesuatu bergerak di selangkangannya, dia pun menoleh ke belakang, dan dia melihat Pak Dodo sedang berusaha memasukkan penisnya ke vaginanya. Yuki pun tersentak kaget.
“Pliss Pak, jangan…huuu---hhuuuu...” Yuki meronta dan menangis berusaha menghentikan perbuatan Pak Dodo.
“Dah kamu diam aja, ntar juga ketagihan” balas Pak Dodo.
Akhirnya penisnya Pak Dodo menemukan sasarannya. Ketika Pak Dodo berusaha memasukkan penisnya lebih dalam, Yuki hanya bisa meringis menahan sakit karena ada benda padat memasuki kemaluannya. Dengan perlahan, Pak Dodo memasukkan penisnya lebih dalam hingga Yuki tidak tahan untuk menjerit.
“Ampun, sudah Pak… Aaaggghhh…” jeritnya karena sebuah benda keras memasuki kemaluannya.
Dorongan Pak Dodo terhenti karena penis itu mencapai dinding keperawanan Yuki. Pak Dodo pun menariknya sesaat tapi kemudian dia mendorongnya lebih keras lagi.
“Tidaaakkk… Aaaggghhh…” Yuki merasakan rasa sakit yang luar biasa karena hujaman penis Pak Dodo kali ini berhasil menjebol keperawanannya.
Darah pun meleleh dari pinggir bibir vaginanya diiringi air mata Yuki yang meratapi kesuciannya diambil oleh gurunya tersebut.
“Cup… cup… cup, anak bapak jangan menangis, ntar bapak beliin permen, hak… hak…” terdengar ledekan Pak Dodo karena bisa memerawani Yuki.
Yuki diam sesegukan karena kesuciannya telah terenggut. Lalu Pak Dodo mulai menggerakkan pinggulnya hingga membuat penisnya keluar masuk vaginanya Yuki. Yuki hanya bisa meringgis dan mendesah setiap hentakan Pak Dodo. Lama kelamaan Yuki terbiasa dan mulai menikmati persenggamaan itu. Tapi dia diam saja karena dia tak mau menambah kesenangan Pak Dodo. Hentakan demi hentakan Pak Dodo yang diterima Yuki membuat keduanya berkeringat dan Yuki merasakan sesuatu akan meledak di kemaluannya. Suatu sensasi yang belum dia dapatkan sebelumnya. Pak Dodo menambah sensasi yang dialami Yuki dengan menghisap jenjang leher Yuki yang membuat Yuki semakin meringgis. Pak Dodo juga meremas-remas kedua buah dada Yuki dari belakang. Yuki tak menolak apalagi melawan, dia sudah hanyut dalam nafsu yang dipancing Pak Dodo. Mulutnya yang terbuka sangat lebar meronta-ronta dan tampak sangat menderita, ia hanya tinggal memakai sepatu sport dan kaus kaki putihnya hingga semakin merangsang pria itu untuk berbuat lebih ganas. Pak Dodo menggenjotnya lagi dan lagi dengan tanpa ampun lagi karena ia sudah benar-benar kesetanan. Pria itu semakin ganas dengan genjotan liarnya, sampai-sampai suaranya terdengar, clep, clepp, clepp.., sementara Yuki hanya bisa mengerang kesakitan, dari pinggir bibir vaginanya nampak darah perawannya berlelehan.
“Aaahhh...aahhh...aahhh!!” desah Yuki, begitu seterusnya sampai suara teriakannya lebih serak dari yang sebelumnya, dan ternyata air mata Yuki yang menangis tersedu-sedu semenjak tadi belum habis juga malah semakin deras sehingga membasahi payudaranya.
Sambil menggenjotnya, Pak Dodo juga menjilati air mata Yuki, lalu mengulum mulut gadis itu yang semenjak tadi menganga itu sampai dia sulit untuk bernapas sampai akhirnya, crott.. Sperma Pak Dodo pun tertumpah di rahim artis muda yang malang itu.
“Aaahhh...sippp...uueennaakknya!” erang Pak Dodo sambil berkelojotan kenikmatan.
Entah mengapa, mungkin karena kelelahan diperkosa hingga Yuki pun tak sadarkan diri. Nafsu Pak Dodo belumlah reda, ia terpesona melihat tubuh telanjang Yuki yang sudah terkulai lemas dan bercucuran keringat itu, maka kembali pria itu mengerjainya kembali selagi dia pingsan. Pak Dodo mengisap-hisap sambil sedikit menggigit dan menarik putingnya ke atas saking gemasnya hingga akibatnya kedua payudara Yuki kini memerah, tetapi ia tidak mempedulikannya sama sekali.
Pria itu melihat jam tangannya, waktu telah menunjukkan pukul 13:05 WIB, berarti ia tadi telah mengerjainya selama hampir dua jam, wajar jika dia sekarang pingsan, mungkin juga pada jam ini Yuki sudah seharusnya pulang sekolah. Untuk mengantisipasi hal ini, Pak Dodo mengambil ponsel Yuki, ia menulis SMS pada mama Yuki yang isinya, ‘hari ini agak telat Ma, jemputnya nanti aja jam 2.30’. Setelah itu, ia memutuskan untuk beristirahat dulu sambil minum untuk memulihkan tenaganya yang sudah lumayan habis dan untuk mempersiapkan diri pada sesi berikutnya. Kemudian menggelar matras di tengah ruangan itu dan dipapahnya tubuh Yuki dan diletakkan di atasnya. Dengan seringai mesum di wajahnya ia tuangkan segelas air ke wajah gadis itu. Yuki pun perlahan memperoleh kembali kesadarannya karena siraman air. Pak Dodo yang tenaganya sudah kembali pulih, segera saja menuju target yang belum pernah ia jamah dari tadi yaitu anusnya. Dan akhirnya posisinya telah dirasa pas untuk melakukan posisi doggy style. Setelah mendapatkan posisi yang tepat, pertama-tama pria itu menjilati dan menusuk-nusuk anus Yuki dengan lidahnya dengan ganasnya dan rasanya benar-benar nikmat sekali. "Aduuhh!! Aahh!! Pak...jangan Pak, jangan disitu!" erang Yuki.
Entah mengapa Yuki tampak menderita sekali, padahal pria itu belum melakukan apa-apa, hanya sebatas menjilati sambil menusuk-nusuk anusnya dengan lidah dan jari. Tapi peduli apa, justru dengan dia meronta-ronta seperti itu akan membuat nafsu pria itu semakin meledak. Tanpa pikir panjang lagi, Pak Dodo langsung mengambil posisi untuk menyetubuhinya lagi, kali ini lewat anal. Pertama-tama ia menancapkan sepertiga batangnya dulu di anus yuki. Karena anus gadis itu benar-benar kecil dan masih perawan maka ini akan cukup sulit, pikir pria itu. Tiba-tiba terdengar rontaan Yuki.
"Ampuun Pak! Mau diapakan saya!! Jangan di situ! Sakit!!"
Tanpa peduli sedikit pun dengan apa yang diucapkan Yuki, Pak Dodo mulai kembali mencoba menerobos anus Yuki. Didorong masuk kemudian dikeluarkan lagi, dan terus ia lakukan itu sampai anus Yuki menjadi sedikit licin dan longgar. Karena akhirnya agak jengkel dan bosan untuk menunggu lebih lama lagi, maka Pak Dodo pun menerobos liang anus Yuki dengan sekuat tenaga. Slackk!! Scrrct!!
"Uuookkhh!! Khaakkhh!! Ahhgghh!!", jerit Yuki dengan tubuh berkelejotan.
Yuki tampak benar-benar menderita, dan pria itu juga sudah merasakan ada sesuatu yang sobek, maka ia teliti anus gadis itu untuk memastikannya dan ternyata benar, darah segar sudah mengucur deras dari liang anusnya. Pak Dodo kembali mengambil celana dalam Yuki untuk membersihkan darah dari anusnya. Darahnya benar-benar banyak, mungkin karena liang anusnya terlalu kecil. Dan setelah memastikan liang anus Yuki telah terasa licin dan mulai nikmat untuk digarap, langsung saja Pak Dodo kembali menggenjot gadis itu dengan sodokan-sodokannya yang ganas. Yuki hanya bisa menangis tersedu-sedu dan memohon untuk segera dipulangkan ke rumahnya karena mungkin orang tuanya sekarang sudah mulai mencemaskan dirinya yang belum pulang dari sekolah.
"Enngghh.. Enngghh.. sudah Pak..saya mohoon..saya mau pulang Pak.... Heenngghh.. Engghh.."
“Tenang saja Yuki, Bapak udah kabarkan ke mamamu kalau pulangnya telat, tidak akan ada yang kuatir, sekarang kamu nikmati aja dulu!”
Mendengar rintihannya yang terdengar serak dan sangat menderita itu menyebabkan birahi Pak Dodo justru semakin naik, dan ia menggenjot anus gadis itu dengan lebih ganas lagi hingga akhirnya aku menyemburkan spermanya di dalam anus Yuki. Tangan Pak Dodo juga bergerilya di sekujur tubuh Yuki, payudara yang menggantung itu diremasinya dengan gemas.
“Eeeggghh… Pak, Yuki mau keluar lagi!” erang Yuki sudah tak tahan.
“Yah sudah yuk, keluarin aja kalo gak tahan, hehehe” kata Pak Dodo tanpa berhenti menggenjot
“Eeeggghh… Pak, Yuki sudah gak tahan… Aaaggghhh…” akhirnya Yuki mencapai orgasme lagi.
Walaupun Yuki telah klimaks tapi Pak Dodo masih belum selesai.
“Pak sudah pak…saya mohon...aahh” pinta Yuki.
“Enak aja, saya khan belum keluar, hehehe” jawab Pak Dodo.
Bukannya makin pelan, gerakan Pak Dodo makin kencang bahkan tak memperdulikan Yuki yang baru saja orgasme. Tindakan Pak Dodo membuat nafsu Yuki naik lagi. Dia pun mengimbanginya dengan ikut menggoyangkan pantatnya. Yakin anak muridnya itu sudah jatuh ke tangannya pria itu semakin cepat menggoyangkan pantatnya bahkan semakin lama gerakan mereka semakin tak terkendali.
Selang beberapa menit kemudian akhirnya...
“Aaagghhh…” Yuki akhirnya orgasme kembali, diikuti oleh Pak Dodo beberapa saat kemudian.
“Gimana Yuk rasanya? Enak? Hehehe” Pak Dodo senang karena muridnya itu orgasme duluan. Yuki diam saja menanggapi ledekan Pak Dodo. Ia merasakan nyeri pada anus dan vaginanya yang baru saja diperawani, darah keperawanan, cairan orgasme, dan sperma bercampur membasahi kedua liang senggamanya itu.
“Nah sekarang kamu dah jadi budak seks Bapak, jadi kamu harus siap Bapak pakai kapan saja, kamu mengerti itu Yuki?” tanya Pak Dodo.
Yuki mengangguk lemah dan mulai memunguti pakaiannya yang tercecer.
“Sekarang kamu boleh pulang, tapi kapan pun Bapak minta kamu harus siap!” perintah Pak Dodo diikuti oleh anggukan Yuki.
Setelah memakai seragamnya kembali, Yuki pun pulang dengan kenyataan bahwa sekarang dia telah jadi budak seks Pak Dodo, guru olahraganya. Suatu perasaan malu dan terhina kini melandanya, bagaimana gara-gara perbuatan menyontek telah menyeretnya sejauh ini oleh gurunya yang bejat itu. Namun di hati kecilnya ia juga menikmati perkosaan tadi. Sesampainya di rumah ia segera mandi membersihkan diri dan berusaha menyembunyikan perasaannya di depan mama dan adik-adiknya.
##############################
Seminggu kemudian
Pak Dodo tersenyum lebar sambil duduk di ruangannya, di bawahnya Yuki tengah berlutut dan mengulum penis pria itu. Mata Pak Dodo tertuju pada layar BB di genggamannya yang sedang memainkan video berisi adegan mandi seorang wanita yang wajahnya tidak asing lagi karena seorang public figure
“Hehehe...kamu memang murid yang baik Yuki, pokoknya bapak janji akan memberi nilai bagus untuk olah raga kamu, selama kamu nurut sama Bapak tentunya!” pujinya sambil mengelusi rambut gadis yang sedang mengoral penisnya itu.
“Kamu ada nomernya di sini kan?” tanya pria itu lagi.
“Ada Pak cari aja di situ” jawab Yuki melepas penis di mulutnya.
“Nomer yang masih aktif kan?”
Yuki mengangguk, lalu pria itu kembali mendorong kepalanya untuk meneruskan oral seksnya. Pak Dodo mencari-cari nomor dari daftar kontal di BB Yuki.
“Yang ini, benar?” tanya Pak Dodo seraya menunjukkan BB itu pada nama ‘Kak Bella’
Yuki mengangguk mengiyakannya. Pria itu lalu menyalin nomer itu ke HP miliknya.
“Maaf Kak Bella, saya terpaksa” kata Yuki dalam hatinya.
Kak Bella yang dimaksud tidak lain adalah aktris Laudya Cynthia Bella yang dishoot diam-diam ketika mandi ketika di hotel di dekat lokasi syuting bareng. Itu tentu atas perintah Pak Dodo yang memanfaatkan muridnya yang telah menjadi budak seks ini.
“Hehehe...memang hoki punya koneksi artis, jadi bisa menghubungkan ke artis lainnya, betul kan Yuki? Bapak yakin dia akan nurut kalau ga mau bikin skandal, kita nanti bisa threesome bareng hak...hak...hak!!” tawanya penuh kemenangan.
Tamat?
By : FanFicsHolic
Rabu, 08 Agustus 2012
Karya Pengarang Lain
0 Response to Yuki Kato XXX: Gara-gara Nyontek
Posting Komentar